Anak Masuk Kategori Gizi Buruk, Harus Apa?
Di Indonesia, balita yang menderita gizi buruk masih banyak ditemukan. Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB), dan tinggi badan (TB).
Menurut WHO, balita masuk kategori gizi buruk jika BB/TB <-3 SD (standar deviasi) atau <70 persen median.Pengukuran lingkar lengan atas juga bisa dijadikan patokan, yaitu <11,5 cm (untuk bayi usia 6-59 bulan).
Tanda yang lain adalah terjadinya edema di kedua punggung kaki sampai ke seluruh tubuh.
Untuk menentukan balita masuk kategori gizi buruk, maka perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pengukuran antropometri. Jika sudah dikatakan gizi buruk, maka balita sebaiknya dirawat inap di rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dari tenaga profesional. Penanganannya disebut dengan tatalaksana anak gizi buruk.
Petugas kesehatan akan mencari penyebab gizi buruk dan penyakit yang mungkin menyertainya.
Balita dianggap sembuh jika BB/TB telah mencapai >-2 SD atau >80 persen median, lingkar lengan atas ≥12,5 cm, dan tidak lagi mengalami edema.
Selanjutnya, orang tua diharuskan untuk memberi balita asupan makanan yang kaya energi dan padat nutrisi dengan frekuensi makan lebih sering, serta menstimulasi balita dengan terapi bermain.