Berbagai Penyebab Bayi Menyusui Terlalu Sering

Ada masanya bayi akan menyusu lebih banyak dan lebih sering dari biasanya. Hal ini bukan sesuatu yang aneh kok, Bun, karena ada beberapa penyebab yang membuat bayi menyusui lebih sering. 

Bayi yang sedang mengalami growth spurt (percepatan pertumbuhan) dan bayi baru lahir memang membutuhkan ASI dalam jumlah lebih banyak. Pola menyusu dengan waktu yang lebih pendek namun sangat sering ini dikenal dengan istilah cluster feeding.

Cluster Feeding pada Bayi Baru Lahir

terlalu sering menyusu

Cluster feeding memang berbeda dari pola menyusu biasa di mana bayi menyusu setiap tiga jam namun memakan waktu lebih lama.

Bunda mungkin merasa khawatir saat bayi menyusui terlalu sering dan melakukan cluster feeding, seakan-akan ASI yang Bunda berikan tak cukup baginya. Padahal sebenarnya para bayi punya alasan kuat mengapa mereka melakukan hal tersebut. 

Pada bayi baru lahir, terutama usia tiga dan enam minggu, cluster feeding merupakan cara bayi untuk menambah kalori dan memastikan tubuhnya punya energi yang menjadi bahan bakar untuk proses tumbuh kembangnya. 

Jika Bunda heran kenapa bayi menyusui terlalu sering sampai hampir setiap jam, sebenarnya itu merupakan cara ia menstimulasi tubuh Bunda untuk lebih banyak memproduksi ASI, karena kebutuhannya meningkat sesuai usia bayi. Hal ini sulit didapat dengan rutinitas menyusui setiap 2-3 jam.

Biasanya cluster feeding dilakukan pada sore hari karena bayi ingin pergi tidur dengan perut kenyang sehingga tidak terbangun tengah malam akibat rasa lapar. Proses tumbuh kembang bayi yang optimal terjadi pada saat ia tidur malam hari karena puncak produksi hormon pertumbuhan terjadi pada saat itu. 

Bayi Menyusui Terlalu Sering Akibat Growth Spurt

Bayi yang usianya lebih besar akan melakukan cluster feeding saat mereka mengalami growth spurt, yaitu fase saat pertumbuhan bayi berlangsung lebih cepat dari biasanya.

Begitu fase ini selesai, tiba-tiba saja bayi akan bertambah tinggi atau tumbuh gigi, bahkan bisa jadi ia sudah menguasai keterampilan baru.

Selain saat baru lahir, bayi juga mengalami growth spurt pada usia tiga, enam, dan sembilan bulan. Sama seperti bayi baru lahir, growth spurt akan membuat bayi menyusui terlalu sering terutama pada sore hari setiap 30-60 menit.

Jika bayi belum cukup mendapatkan energi dari ASI, maka saat tidur, ia akan terbangun tengah malam karena lapar. 

Bunda tak perlu khawatir akan kehabisan suplai ASI, karena tubuh Bunda akan menyesuaikan produksi ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Lagipula, semakin sering bayi menyusui, maka akan semakin banyak ASI yang diproduksi oleh tubuh Bunda.

Jangan lupa untuk memerhatikan asupan nutrisi Bunda selama fase growth spurt ini, cukupi juga kebutuhan air putih harian yaitu sebesar tiga liter per hari, dan usahakan untuk tidur yang cukup. 

Apakah Bisa Membuat Bayi Makan Berlebihan?

Jarang sekali terjadi bayi menjadi manyusu berlebihan akibat bayi menyusui terlalu sering. Faktanya, tubuh bayi sudah punya mekanisme sendiri yang mengatur agar berhenti menyusu saat ia kenyang dan sudah mendapat ASI sesuai kebutuhan. 

Jadi jika bayi rewel dan menangis padahal sebelumnya sudah menyusu sampai kenyang, maka kemungkinan hal itu bukan karena haus atau lapar melainkan karena sebab yang lain.

Kemungkinan besar bayi sedang mengalami gangguan yang membuatnya merasa tidak nyaman, misalnya saja di saluran pencernaan atau kolik. Biasanya kondisi ini akan membaik saat usianya mencapai tiga bulan.

Selain itu, jika Bunda melihat mulut bayi bergerak-gerak seperti ingin mengisap saat Bunda menyentuh pipi atau mulutnya, belum tentu itu pertanda bahwa bayi ingin menyusu.

Bisa jadi hal itu merupakan refleks mengisap bayi yang masih tergolong tinggi, terutama pada bayi yang memiliki hipersensitivitas. Jika disusui, akhirnya bayi hanya mengisap puting payudara Bunda tanpa berusaha mengeluarkan ASI. 

Sumber:

Verywell Family. 2020. Cluster Feeding Your Baby.

WIC Breastfeeding Support. Cluster Feeding and Growth Spurts.

Australia Breastfeeding Association. 2019. Cluster Feeding and Fussing Babies.

Kompas.com. 2011. Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang?

By dr. Arnold Soetarso, Sp.A

Dokter Spesialis Anak

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *