Bolehkah Memberikan ASI Bercampur Darah kepada Bayi?

ASI bercampur darah

Ada darah dalam ASI yang ibu berikan pada Si Kecil? Tidak perlu panik, Bun. ASI yang mengandung darah, masih aman kok diberikan pada Si Kecil! Perhatikan juga beberapa catatan berikut terkait ASI yang mengandung darah ya, Bun!

Penyebab ASI Bercampur Darah

Adanya darah pada ASI sering terjadi pada ibu menyusui. Oleh karena itu, bila hal ini terjadi pada Bunda, tidak perlu panik dan langsung membuang ASI tersebut. 

Kandungan darah tersebut masih dapat diberikan pada si Kecil, asalkan  terjadi karena beberapa faktor berikut:

Puting lecet

Puting lecet adalah salah satu penyebab yang paling umum terjadi pada ibu menyusui.

Ibu sebelumnya bisa saja tidak sadar bahwa ada kandungan darah dalam ASI, dan bayi akan mengisap ASI beserta darahnya. Ibu baru akan sadar adanya kandungan darah pada ASI saat ibu memompa ASI.

Pembuluh kapiler pecah

Ada pembuluh kecil pada payudara ibu yang disebut kapiler. Pembuluh kapiler ini akan pecah dengan beberapa faktor seperti isapan bayi yang terlalu kencang, pompa atau pijat payudara yang terlalu kencang, atau bila payudara terlalu penuh dengan ASI.

Rusty Pipe Syndrome

Kondisi ini sangat umum terjadi pada Ibu yang baru pertama kali menyusui dan akan terjadi pada beberapa hari pertama menyusui. 

Rusty Pipe Syndrome adalah suatu kondisi menyusui ketika warna ASI terlihat merah muda, oranye, cokelat, atau berwarna karat. Ini hampir seperti air kotor dari pipa yang berkarat.  

Warna keruh ini berasal dari sejumlah kecil darah yang bercampur dengan kolostrum atau ASI pertama. Walau tidak terlihat higienis atau menarik,  namun  Bunda tetap dapat memberikan ASI si Kecil dalam kondisi ini.

Mastitis

Mastitis adalah infeksi pada payudara yang dapat menyebabkan munculnya darah, bengkak payudara, warna merah pada payudara. Darah yang keluar karena mastitis masih aman dikonsumsi Si Kecil. 

Tumor payudara

Ibu yang memiliki benjolan payudara berupa tumor, dikatakan masih dapat menyusui Si Kecil walau mengandung darah. Namun, bila darah tidak berhenti keluar dalam jangka waktu tertentu, Bunda perlu berkonsultasi dengan dokter lebih lanjut.

Beragam Reaksi Bayi akan ASI Bercampur Darah

asi bercampur darah

Bayi memiliki reaksi yang berbeda dengan kondisi ASI yang bercampur darah, seperti:

Menolak menyusu

ASI yang bercampur darah tentunya akan memberikan rasa yang berbeda dari rasa ASI yang biasa dikonsumsi Si Kecil.

Perubahan rasa pada ASI bisa jadi menjadi alasan bayi menolak menyusu. Apalagi, darah memiliki bau amis yang kurang menyenangkan.

Muntah

Bila kandungan darah yang terkandung pada ASI terlalu berlebihan dan melebihi toleransi tubuh Si Kecil, ia bisa saja mengeluarkan ASI yang telah diminumnya dengan memuntahkannya.

Darah pada feses

ASI campur darah juga dapat menyebabkan perubahan pada feses bayi, Ibu bisa saja menemukan darah pada popok si Kecil. Bila yakin bahwa darah pada popok berasal dari ASI, Bunda tidak perlu khawatir.

Bila Ibu Penderita Penyakit Serius 

ASI bercampur darah masih aman diberikan pada Si Kecil, asalkan Ibu tidak menderita penyakit serius yang membutuhkan penanganan khusus. 

Menurut IDAI,  ibu yang menderita hepatitis misalnya, juga tetap dapat memberikan ASI.

Namun, ibu memang dianjurkan untuk segera memberikan vaksin hepatitis B segera setelah bayi lahir dan berusia 24 jam, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian yang ke-2 dan ke-3 seperti jadwal yang telah ditentukan

Bunda juga disarankan untuk melakukan pencegahan agar puting tidak lecet, pada saat bayi mulai menyusui. Ibu dapat mempelajari bagaimana cara pelekatan yang benar, sehingga tidak melukai puting Bunda.  

Selain itu, Bunda juga dapat memberikan ASI dengan memompanya, sehinga Si Kecil tidak langsung menyusui langsung dari payudara.

Ibu dengan HIV juga perlu pertimbangan dari dokter bila ingin tetap memberikan ASI. 

Dulu Ibu penderita HIV bisa memberikan ASI dengan cara memanaskan ASI. Namun cara yang dipublikasi ini dapat merusak banyak komponen nutrisi dan imunologis. Sedangkan cara Pasteurisasi Holder (suhu 62.5 Celcius selama 30 menit) termasuk tidak mudah dan murah, meskipun secara ilmiah fungsi imunologis ASI dapat dipertahankan. 

Alternatif lain yang dapat dilakukan Bunda adalah dengan metode flash-heating, yaitu menaruh ASI dalam tempat kemudian ditaruh di panci kecil berisi air kemudian dipanaskan. 

Setelah mendidih segera diangkat dan dibiarkan dingin sampai suhu badan manusia. Cara ini tidak mengganggu kadar vitamin A, meskipun menurunkan kadar vitamin B2 dan B6.

Jika Bunda masih khawatir dan bingung bagaimana menghadapi ASI yang mengandung darah dan bagaimana memastikan asupan nutrisi bayi tercukupi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau konsultan laktasi ya, Bun. 

Sumber:

IDAI. 2013. Menyusui pada Ibu Penderita Hepatitis B.

IDAI. 2013. Menyusui pada Ibu HIV.

Verywell Family. 2020. Breastfeeding and Blood In Breast Milk.

By dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK

Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor Laktasi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *