Gangguan kulit pada bayi banyak ragamnya. Gejalanya kurang lebih mirip. Hal inilah yang sering membuat Bunda menangani gangguan kulit pada bayi dengan cara yang sama.
Padahal, masing-masing gangguan kulit, seperti biduran, ruam, eksem, dan lainnya, memiliki ciri masing-masing. Agar tidak keliru memberikan penanganan pada SI Kecil, yuk cari tahu secara mendalam.
Hubungan Alergi dan Biduran
Alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh seseorang terhadap sesuatu yang disebut alergen. Alergi terjadi karena alergen dianggap berbahaya bagi tubuh.
Alergen pada masing-masing orang berbeda. Reaksinya pada tubuh bisa berupa bersin-bersin, hidung berair, mata merah dan gatal, ruam kulit yang terasa gatal, dan sesak napas.
Selain itu, biduran atau disebut juga urtikaria, adalah salah satu dari reaksi dari alergi yang kerap menyerang bayi.
Penyebab Biduran
Biduran disebabkan oleh beberapa hal seperti:
- Paparan udara panas atau dingin
- Kontak langsung dengan alergen atau pemicu alergi, misalnya serangga, serbuk sari, dan hewan peliharaan, makanan, konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antibiotik dan obat anti-inflamasi nonsteroid
- Infeksi
- Faktor psikologis seperti depresi, kecemasan, dan stres
Penyebab lain munculnya biduran adalah meningkatnya kadar histamin dan senyawa kimia lain yang dilepaskan oleh lapisan di bawah kulit. Hal inilah yang menyebabkan pembengkakan jaringan.
Histamin kadang-kadang juga bisa menyebabkan bocornya cairan plasma dari pembuluh darah, sehingga terjadi penumpukan cairan atau angioedema. Kelebihan cairan inilah yang menyebabkan kulit bengkak dan terasa gatal.
Jenis dan Gejala Biduran
Tidak semua biduran sama, dan ada beberapa jenis biduran, yakni:
- Urtikaria akut: jenis biduran yang terjadi kurang dari enam minggu,
- Urtikaria kronis: jenis biduran yang berlangsung lebih dari enam minggu, atau bersifat kambuhan selama beberapa bulan sampai tahunan.
- Urtikaria fisik: kondisi ini disebabkan oleh stimulasi fisik secara langsung pada kulit, seperti suhu panas atau dingin, sinar matahari, tekanan, ataupun keringat.
- Dermatographism: jenis biduran ini terjadi setelah menggaruk kulit dengan keras.
Biduran bisa muncul di seluruh bagian tubuh, termasuk pada bibir, lidah, tenggorokan, dan telinga. Gejalanya utama biduran adalah munculnya bilur berwarna merah atau putih yang terasa gatal, perih dan menyengat.
Gejalanya bisa berlangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari tergantung dari tingkat keseriusan.
Cara Mengatasi Biduran
Untungnya, biduran pada bayi bisa diatasi. Untuk itu, Bunda bisa melakukan beberapa hal ini:
Jauhi pemicu biduran
Bila Bunda sudah mengetahui alergen yang menyebabkan Si Kecil biduran, hindari kontak dengan alergen mungkin. Jangan biarkan Si Kecil menggaruk area biduran dan potong kuku SI Kecil agar tidak melukai area biduran.
Jaga suasana sejuk
Udara panas akan semakin membuat biduran terasa gatal. Gunakan pakaian yang tipis dan buat temperatur ruangan adem. Bunda dapat menggunakan pendingin ruangan namun pastikan jangan sampai membuat SI Kecil menggigil.
Mengonsumsi atau mengoleskan obat
Bila biduran tidak kunjung hilang, Bunda dapat memberikan obat antihistamin dan losion kalamin, pastinya dengan petunjuk dokter.
Kapan Harus ke Dokter?
Biduran ringan biasanya akan menghilang dalam 24 jam atau dalam hitungan hari.
Namun, bila biduran tidak menghilang, Bunda disarankan untuk membawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Apalagi bila biduran disebabkan oleh sengatan lebah, atau karena makanan atau obat tertentu.
Segera datangi dokter jika biduran menyebabkan bayi susah bernapas, muntah, susah menelan, dan terjadi pembengkakan pada mulut.
Biduran juga mungkin menyebabkan Anaphylactic Shock yang dapat menyebabkan bayi pingsan dan kolaps. Pada keadaan ini, segera bawa Si Kecil ke dokter.
Sumber:
Alodokter. 2019. Alergi.
What to Expect. 2020. Baby Hives.
Halodoc. 2018. Biduran, Alergi atau Sakit Kulit?
Alodokter. 2019. Biduran: Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya.
News Medical. 2019. Hives in Babies.