Kenali Gejala Alergi Susu Sapi pada Anak

alergi susu sapi pada bayi

Sudah tentu bahwa asupan nutrisi terbaik untuk bayi, terutama yang baru lahir, adalah dari ASI. Meskipun demikian, pada kondisi tertentu terkadang bayi memiliki indikasi medis untuk diberikan susu formula. Namun bagaimana bila ternyata bayi Anda mengalami alergi susu sapi?

Rentan pada Bayi

alergi susu sapi pada bayi

Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa 60-70% reaksi alergi terjadi pada tahun pertama kehidupan manusia. Itu artinya bahwa bayi lebih rentan mengalami alergi. 

Alergi rentan terjadi pada anak yang usianya di bawah 1 tahun, karena sistem kekebalan tubuhnya sangat peka dan belum terbentuk dengan sempurna. 

Secara umum, sistem kekebalan tubuh secara alami mampu membentengi tubuh dari serangan bakteri, virus, atau zat-zat asing berbahaya (atau yang dianggap berbahaya). 

Namun terkadang sistem kekebalan tubuh kita menganggap bahwa salah satu zat yang masuk ke dalam tubuh (biasanya protein) sebagai ancaman yang perlu diatasi, sehingga timbul reaksi. Reaksi dari sistem kekebalan tubuh inilah yang lazim disebut alergi.  

Alergi Bersifat Genetik

Si Kecil dapat dicurigai rentan terhadap alergi bila salah satu atau kedua orangtuanya memiliki riwayat alergi, karena alergi bersifat genetik. 

Ada tiga tindakan pencegahan alergi, yaitu menghindari penyebab dan pencetus alergi, menjalani cara hidup baik dan sehat, dan memakai obat-obatan.

Selain itu, ada beberapa cara tindakan pencegahan sejak dini, bahkan dapat dimulai sejak anak berada dalam kandungan, terhadap anak yang lahir dari orang tua pengidap atopik atau alergi, 

Alergi pada anak bisa dicegah sejak dini dengan memberi air susu ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan atau lebih karena ASI mengandung zat gizi lengkap yang dibutuhkan bayi, termasuk protein hipoalergenik, DHA dan probiotik, serta kolostrum yang dapat melindungi bayi dari alergi dan infeksi. 

Probiotik adalah bakteri hidup yang menguntungkan dan mampu membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi, serta mengurangi risiko alergi. 

Dengan nutrisi sempurna yang terkandung di dalamnya, ASI mempunyai peranan yang tidak tergantikan dalam hal memberi fungsi kekebalan tubuh yang melindungi bayi dari berbagai risiko alergi dan infeksi. 

Namun saat kondisi tidak memungkinkan, si Kecil kadang harus diberi pengganti berupa susu formula yang terbuat dari susu sapi. Dalam hal ini perlu berhati-hati karena tidak semua anak toleran terhadap susu sapi. 

Jangan Sepelekan Gejala Alergi

Jangan abaikan ya Bun, bila si Kecil terlihat mengalami alergi susu sapi, yang biasanya muncul gejala sebagai berikut:

  • Sakit pada bagian perut
  • Napas berbunyi
  • Muntah
  • Diare atau BAB bercampur lendir bahkan darah
  • Ruam pada kulit
  • Batuk terus menerus
  • Hidung beringus atau terjadi infeksi sinus
  • Berat badannya sulit naik

Dalam kasus yang berat, balita yang mengidap alergi bisa mengalami gangguan proses tumbuh-kembang karena defisiensi nutrisi. 

Selain itu, meskipun agak jarang terjadi, namun reaksi serius dari alergi dapat terjadi, yakni kondisi yang disebut syok anafilaktik. 

Kondisi syok ini menimbulkan pembengkakan pada tenggorokan dan mulut, tekanan darah menurun, dan kesulitan bernapas. Kondisi ini membutuhkan penanganan segera, di antaranya dengan melakukan penyuntikan epinefrin. 

Segera konsultasikan kepada dokter anak agar si Kecil langsung mendapatkan penanganan yang memadai untuk meredakan reaksi alerginya. Tes yang umumnya dilakukan dokter untuk mendeteksi adanya alergi adalah tes pada kulit (lewat uji kulit gores, uji tusuk, dan uji kulit intradermal) ataupun tes darah.

Sumber:

Healthline. 2020. Milk Allergies (Milk Protein Allergy).

NHS. 2019. What Should I Do If I Think My Baby Is Allergic or Intolerant to Cows’ Milk?

Mayo Clinic. Milk Allergy

By dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK

Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor Laktasi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *