Tips Mengenalkan Toilet Training kepada Anak

Toilet training bukan sekedar mengajarkan anak untuk Buang Air Kecil (BAK) atau Buang Air Besar (BAB) sendiri. Toilet training lebih luasnya merupakan bagian dari proses tumbuh kembang anak. Namun, perkembangan pada anak berbeda-beda. Lalu, kapan ya, waktu tepat memulai toilet training pada anak? 

Waktu Tepat Toilet Training

toilet training

Butuh kesiapan fisik, mental, dan sikap untuk anak dapat mulai melakukan toilet  training. Oleh karena itu, Bunda tidak perlu memaksakan untuk melatih anak di saat ia belum siap. 

Pada umumnya, toilet training mulai diajarkan pada anak saat ia berusia 1,5-2 tahun. Namun, ada juga anak yang baru siap toilet training pada usia 3 tahun. Yang pasti, toilet training tidak dapat dilakukan hanya sehari. Bunda mungkin memerlukan beberapa minggu, bahkan bulan, hingga SI Kecil terampil. Yang penting, latih Si Kecil dengan sabar dan tanpa memaksa.

Secara fisik, tanda anak siap melakukan toilet training adalah saat ia sudah dapat menahan BAK dan BAB. Selain itu, tanda fisik lainnya anak siap memulai toilet training adalah: 

  • Popok yang kering saat bangun tidur atau setelah dua jam pemakaian.
  • Anak tidak BAB di popok saat malam hari.
  • Anak BAB pada waktu yang sama tiap harinya.
  • Si Kecil sudah dapat melepas dan memakai pakaian.
  • Anak dapat memberitahukan ke Bunda bahwa ia ingin BAB atau BAK.

Perilaku yang dapat menandakan anak siap melakukan toilet training termasuk: 

  • Anak dapat duduk dan berjalan dalam jangka waktu lama
  • Si Kecil sudah dapat mengatakan tidak bila ia tidak menginginkan sesuatu
  • Anak tertarik dengan kegiatan orang di toilet
  • Anak mulai terlihat tidak menyukai menggunakan popok

Tahap Perkenalan Toilet Training

Apakah si Kecil sudah memperlihatkan tanda-tanda di atas? Setelah mengenali dan memastikan bahwa anak siap melakukannya, Bunda bisa melakukan langkah-langkah ini agar toilet training dapat berjalan dengan lancar:

Mengenalkan toilet

Jelaskan pada Si Kecil, bahwa ia tidak selamanya BAB dan BAK di popok. Ia dapat menggunakan toilet untuk kedua kegiatan tersebut. 

Namun, gunakan bahasa yang lembut dan tidak memaksakan anak untuk segera paham dan melakukannya. Bunda juga dapat mulai mengenalkan satu kata yang menandakan bahwa ia ingin BAB atau BAk, seperti pup, atau pipis. Pastikan ia melihat Bunda menaruh popoknya di toilet, sehingga ia paham fungsi toilet. 

Memberikan contoh

Bunda dapat mengajak Si Kecil ke toilet saat Bunda BAB atau BAK dan menjelaskan apa yang Bunda sedang lakukan. Selanjutnya, Bunda dapat menaruh pispot kecil untuk Si Kecil sehingga ia mulai familiar dengan toilet.

Mengajari penggunaan toilet

Mengajari penggunaan toilet didahului dengan mengajarkan Si Kecil melepas celana dalamnya untuk kemudian duduk di toilet. Toilet training juga termasuk mengajarkan Si Kecil cara mengelap alat kelaminnya dengan tisu atau handuk setelah ia selesai membersihkan diri.

Kemudian, ajarkan juga menyiram toilet setelah selesai BAB dan BAK, kemudian mencuci tangan dengan sabun.

Jadikan rutinitas

Anak akan mudah mengingat apa yang diajarkan bila dilakukan secara berulang Oleh karena itu, Bunda perlu menciptakan kebiasaan ke toilet, misalnya setelah bangun tidur, atau satu jam setelah makan. Agar anak nyaman dengan kegiatan ini, biarkan ia membawa barang favoritnya.

Beri pujian

Setiap Si Kecil berhasil melangkah lebih maju untuk dapat BAB dan BAK sendiri, beri pujian agar ia bersemangat untuk melakukan hal serupa. 

Jangan membuat kesan buruk tentang toilet

Toilet memang tempat pembuangan. Namun, Bunda tidak disarankan menggunakan kosakata seperti bau, jorok, menjijikan untuk mendefinisikan toilet di depan anak. Dengan demikian anak tetap merasa nyaman dan mudah untuk dikenalkan dengan penggunaan toilet. 

Bila Anak Belum Pandai Betul

Anak perempuan, dikatakan lebih tertarik untuk latihan lebih dahulu dibandingkan anak laki-laki. Yang akhirnya membuat anak perempuan terampil lebih dahulu dalam penggunaan toilet.

Namun, bila Si Kecil pada waktu yang lama belum juga pandai menggunakan toilet, jangan pernah memaksa dan membentak SI Kecil. Apalagi sampai frustasi saat ia tiba-tiba masih saja ngompol atau BAB di celananya. 

Anak bisa saja kecewa saat ia belum berhasil menggunakan toilet. Pada saat ini, Bunda jangan ikut pasrah. Terus beri semangat Si Kecil untuk terus mencoba berlatih. Jangan lupa untuk memerhatikan keselamatan Si Kecil, seperti waspada terhadap area yang becek dan licin. 

Sumber:

Alodokter. 2020. Kapan Anak Siap Diberikan Toilet Training?

Mayo Clinic. 2021. Potty training: How to Get the Job Done.

Raising Children. 2020. Toilet Training: a Practical Guide.

What to Expect. 2018. Tips on Starting Potty Training.

By dr. Arnold Soetarso, Sp.A

Dokter Spesialis Anak

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *