Sebelum hamil, mungkin Bunda terbiasa untuk rutin minum jamu dan ingin melanjutkan rutinitas ini saat sedang mengandung untuk menjaga kesehatan. Hati-hati ya Bunda, karena apa yang baik dikonsumsi sebelum hamil, belum tentu baik juga efeknya saat Bunda konsumsi setelah hamil.
Jamu misalnya. Jika tidak mendapat lampu hijau dari dokter kandungan dan bidan, sebaiknya kebiasaan ibu hamil minum jamu dihentikan dulu untuk menghindari risiko-risiko yang dapat terjadi pada kehamilan.
Manfaat Jamu bagi Kesehatan Tubuh
Di Indonesia, jamu telah dikenal luas sebagai ramuan tradisional yang memiliki manfaat bagi kesehatan, yaitu untuk pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, pemulihan kesehatan, serta peningkatan kesehatan. WHO mengkategorikan jamu sebagai traditional & complementary medicine (obat tradisional dan pelengkap) lokal di Indonesia.
Dari Riset Tumbuhan Obat dan Jamu, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) telah mendapatkan informasi ramuan obat tradisional sebanyak 33.000 ramuan yang terbuat dari 2.800 spesies tumbuhan obat. Seluruh ramuan tersebut secara empiris terbukti mampu menjaga kesehatan masyarakat.
Selain itu, B2P2TOOT juga telah menghasilkan 11 formula jamu teruji klinis, yaitu jamu untuk asam urat, tekanan darah tinggi, wasir, radang sendi, gangguan fungsi hati, kolesterol tinggi, gangguan lambung, batu saluran kemih, penurun kadar gula darah, penurun berat badan, dan kebugaran jasmani.
Beberapa tumbuhan herbal yang populer digunakan sebagai bahan pembuat jamu adalah kunyit, temulawak, kencur, jahe, asam jawa, meniran, kayu secang, sambiloto, dan kayu manis. Paduan bahan-bahan ini dapat menghasilkan ramuan jamu yang berkhasiat bagi kesehatan tubuh.
Bolehkah Ibu Hamil Minum Jamu?
Praktik ibu hamil minum jamu sangat umum ditemukan di Indonesia karena merupakan bagian dari budaya yang berlangsung turun-temurun. Karena terbukti secara empiris, mungkin banyak ibu hamil yang percaya ketika mendapat saran sebaiknya minum jamu ini-itu saat sedang mengandung.
Padahal, jenis obat apa pun yang Bunda konsumsi selama kehamilan, baik obat modern dan tradisional, harus dikonsultasikan dengan dokter kandungan dan bidan terlebih dahulu.
Jamu memang memiliki manfaat bagi kesehatan, tapi tak bisa dipukul rata untuk semua orang karena ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam konsumsinya, yaitu:
- takaran/dosis
- waktu penggunaan
- cara penggunaan
- pemilihan bahan secara benar
- pemilihan bahan /ramuan untuk indikasi tertentu.
Jika konsumsinya tidak mempertimbangkan faktor-faktor ini secara keseluruhan sehingga menjadi tidak tepat sasaran, maka efek sampingnya malah akan mengganggu kondisi kesehatan.
Sebagai contoh adalah sebuah kasus pada tahun ’80-an di sebuah rumah sakit bersalin yang beberapa orang pasiennya mengalami kesulitan melahirkan. Setelah diusut, ternyata para ibu hamil minum jamu cabe puyang secara rutin selama masa kehamilan sehingga sulit kontraksi saat melahirkan.
Jamu cabe puyang memang terkenal sebagai jamu yang bermanfaat jika diminum ibu hamil. Tetapi hanya pada masa awal kehamilan dengan tujuan untuk memperkuat rahim dan mencegah kontraksi awal sehingga menurunkan risiko keguguran.
Akibat kurangnya pengetahuan para ibu hamil tersebut, mereka pun mengonsumsinya sepanjang kehamilan.
Cara Aman Minum Jamu saat Hamil
Food and Drug Administration (FDA), lembaga sejenis BPOM di Amerika Serikat, menyarankan agar ibu hamil tidak mengonsumsi produk-produk herbal selama kehamilan kecuali sudah berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan terkait, dalam hal ini dokter kandungan dan bidan, serta herbalis profesional yang berpengalaman.
Himbauan FDA itu dikeluarkan karena ada beberapa herbal yang dapat mengakibatkan keguguran, bayi lahir prematur, kontraksi rahim, atau mencederai janin.
Di Indonesia sendiri, ada beberapa bahan jamu yang sudah terbukti berbahaya bagi ibu hamil sehingga harus dihindari, di antaranya adalah:
- brotowali
- jungrahab
- majakan
- pegagan/daun kaki kuda
- umbi angelica sinensis/dong quai.
Efek mengonsumsi herbal tersebut bermacam-macam, di antaranya menghambat pertumbuhan plasenta, menyebabkan bayi cacat lahir, pendarahan di rahim, dan kematian janin. Semua ini berdasarkan uji yang dilakukan kepada hewan percobaan.
Karena itu, ibu hamil harus sangat berhati-hati jika ingin minum jamu agar terhindar dari efek negatif yang tidak diharapkan. Cara yang aman ibu hamil minum jamu adalah bertanya dulu dengan dokter kandungan. Atau jika sebaiknya Bunda menghindari dulu minum jamu agar tidak mengganggu kehamilan.
Sumber:
Katno, S. Pramono. 2006. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu, Fakultas Farmasi, UGM.
American Pregnancy Association. 2017. Herbs and Pregnancy.
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Ayo Minum Jamu, Ayo Sehat dengan Jamu.
Detik Health. 2013. Ibu Hamil dan Bayi Aman Meminum Jamu, Asal…