Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Kejang pada Anak

Kejang pada anak (step) adalah salah satu hal yang sangat dikhawatirkan oleh orang tua. Untuk mengurangi sedikit rasa cemas dan tahu apa yang harus dilakukan jika anak kejang, kenali berbagai penyebab kejang pada anak dan cara penanganannya di bawah ini. 

Penyebab Terjadinya Kejang pada Anak

kejang pada anak

Kejang sebenarnya merupakan kondisi di mana sel-sel otak bereaksi atau mengeluarkan sinyal terlalu cepat dan banyak, sehingga mengganggu fungsi kelistrikan normal di dalam otak. 

Pada anak-anak, hal ini cukup umum terjadi, dengan berbagai macam penyebab, di antaranya:

Kejang demam 

Kejang ini biasanya diakibatkan karena suhu tubuh yang terlalu tinggi atau demam, misalnya di atas 40̊C. Kondisi ini cukup sering dijumpai pada anak yang usianya di bawah 5 tahun. 

Kejang demam biasanya berlangsung selama beberapa menit dan akan berhenti dengan sendirinya. Penyebab demamnya bisa bermacam-macam, seperti flu, cacar air, radang dan sebagainya. 

Epilepsi

Pada kondisi epilepsi, kejang dapat terjadi sampai usia dewasa. Saat kondisi daya tahan tubuh menurun, stres, terkena paparan cahaya yang berkedip terlalu cepat atau terlalu terang, kejang bisa terjadi.

Dengan pengobatan yang baik, anak yang memiliki kondisi epilepsi bisa menjalani hidup secara lebih baik dan normal karena kejang terkontrol.

Cedera pada kepala

Bila si Kecil pernah mengalami cedera pada kepala yang cukup berat, kejang bisa terjadi. Kondisi ini membutuhkan penanganan secara tuntas agar kondisinya bisa pulih kembali. 

Selain itu ada penyebab lain di antaranya: 

  • Penyakit lain, seperti stroke, tumor otak, atau radang selaput otak/meningitis. Meningitis adalah penyakit yang serius, yang ditandai dengan demam, sakit kepala, muntah meyemprot, kejang atau muncul ruam pada kulit. Pada bayi, meningitis bisa ditandai dengan beberapa gejala lain, seperti muntah, bayi kuning, sering mengantuk atau sulit untuk dibangunkan, nafsu makan menurun atau menolak untuk menyusu, lemas, juga tidak bereaksi saat diberikan stimulus.
  • Keracunan.
  • Ada kelainan metabolism bawaan atau ketidakseimbangan zat-zat kimia di dalam tubuh.

Tanda-tanda Anak sedang Mengalami Kejang

Bergantung pada penyebabnya, kejang pada anak dapat terlihat dengan mudah, salah satunya adalah dengan kondisi tubuh yang bergetar kuat atau kehilangan kesadaran. 

Meski demikian, ada beberapa gejala kejang yang sangat ringan, yang bahkan tidak dapat segera terlihat, misalnya:

  • Terlihat seperti melamun atau memandang ke suatu arah tanpa interaksi
  • Gemetar dan gerakan menghentak pada lengan dan kaki
  • Mata membelalak
  • Badan tiba-tiba kaku
  • Sulit bernapas
  • Tiba-tiba mengompol
  • Terjatuh tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas
  • Tidak merespons pada panggilan atau suara keras
  • Terlihat bingung
  • Sangat mengantuk
  • Mata mengedip cepat
  • Muntah, dan sebagainya.

Apakah Kejang Dapat Merusak Otak?

kejang pada anak

Kejang tidak selalu berdampak pada kerusakan otak, namun akibat dari kondisi kejang inilah yang bisa menimbulkan masalah, misalnya cedera karena terjatuh/pingsan dan kelelahan. 

Secara kondisi psikologis, anak-anak yang sering kejang juga memiliki kepribadian dan perilaku yang berbeda. Dalam beberapa kasus, kejang juga dapat dihubungkan dengan kondisi neurologis tertentu dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pembelajaran.

Selain itu, anak-anak yang sering kejang kadang mengalami hambatan dalam hubungan sosialnya, misalnya terkucil, sulit mendapatkan teman, merasa rendah diri, dan sebagainya. 

Cara Menangani Kejang pada Anak

Kunci utama dari penanganan kejang pada anak adalah tidak panik. Bunda, ingatlah untuk melakukan 6 prinsip berikut ini saat memberikan pertolongan pertama:

  1. Usahakan untuk tetap tenang.
  2. Pastikan anak berada dalam tempat/kondisi yang aman misalnya tidak berada di tempat yang tinggi yang rentan membuatnya jatuh. Kalau bisa, baringkan anak pada alas yang datar. 
  3. Miringkan tubuh anak agar jalan napasnya menjadi lebih baik. Hal ini juga penting karena bila kejangnya disertai muntah, anak akan terhindar dari risiko tersedak.
  4. Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut anak karena dapat menyebabkan cedera/tersedak pada anak. Jangan masukkan jari ke dalam mulut anak, karena bisa menyebabkan Bunda cedera karena tergigit.
  5. Amati bentuk kejangnya, agar Bunda bisa memberikan penjelasan secara rinci kepada dokter. Ada kejang yang berhenti setelah 1-2 menit, namun ada juga yang cukup panjang durasinya. 
  6. Bunda harus tetap berada di sebelah anak walaupun kejangnya sudah berhenti. Lihat apakah ia siuman atau tetap dalam kondisi tidak sadarkan diri. 

Setelah memberikan pertolongan tersebut, segera bawa anak ke dokter ya, Bunda, terutama jika: 

  • Kejang berlangsung lebih dari 5 menit
  • Kulit dan bibir membiru
  • Anak sulit bernapas
  • Kejang didahului cedera kepala

Bunda harus tetap membawa dan memeriksakan si Kecil ke dokter bahkan jika kejang bisa berhenti dengan sendirinya, apalagi jika ini terjadi untuk pertama kalinya. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui penyebab kejang pada anak. 

Sumber:

Children’s Hospital. Seizures in Children.

RSAB Harapan Kita. Mengatasi Kejang pada Anak di Rumah (Pertolongan Pertama Kejang).

Web MD. 2019. Seizures in Children.

Alodokter. 2020. Kenali Penyebab Kejang pada Anak dan Cara Mengatasinya.

By dr. Fatimah Hidayati, Sp.A

Dokter Spesialis Anak

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *