Kepala Bayi Terbentur? Lakukan Ini!

kepala bayi terbentur

Kejadian terbenturnya kepala bayi bisa dikatakan adalah hal normal yang sering terjadi. Dan biasanya, kejadian ini tidak mengakibatkan luka serius. Namun tentu saja bukan berarti Bunda tidak perlu waspada. Apa yang harus dilakukan saat kepala bayi terbentur?

Penyebab Kepala Bayi Terbentur

kepala bayi terbentur

Pada tahun pertama hidupnya, mayoritas bayi mengalami benturan kepala setidaknya sekali. Bayi bahkan bisa dikatakan memiliki “kebiasaan” membenturkan kepalanya pada usia 6-9 bulan, dan baru menghilangkan “kebiasaan” tersebut pada usia 3-5 tahun. Bayi senang melakukan headbang setidaknya selama 15 menit, biasanya di waktu tidur. 

Yang sering terjadi, bayi senang membenturkan kepalanya ke bantal atau kasur. Atau bila saat ia sedang berdiri, ia akan membenturkan kepalanya ke dinding, tempat tidur bayi, atau kursi.  

Selain “kebiasaan” ini, bayi juga bisa tanpa sengaja membenturkan kepalanya karena kondisi fisiknya. Kepala bayi ternyata berukuran lebih besar sedikit dari tubuhnya. Hal ini membuat si Kecil lebih mudah kehilangan keseimbangan. 

Kemampuan fisik, seperti otot leher yang belum kuat juga memengaruhi stabilitas dan koordinasi tubuh bayi. Kaki bayi juga dapat dikatakan pendek dibandingkan ukuran proporsional keseluruhan tubuhnya.

Ditambah lagi dengan kecenderungan bayi yang ingin tahu hal-hal di sekitarnya, membuat mereka berani untuk memanjat atau melompat. Risiko bayi untuk terjatuh dan terbentur pun cukup tinggi. 

Alasan bayi membenturkan kepalanya dapat dibagi menjadi dua kategori:

1. Sleep-related rhythmic movement disorder

Tidak disangka, membenturkan kepala ternyata termasuk cara Si Kecil menenangkan diri sebelum tidur. Kebiasaan ini kurang lebih sama menenangkannya dengan kebiasaan Si Kecil yang senang diayun ke depan dan ke belakang, atau kakinya digoyang-goyang untuk membuatnya tidur lebih cepat.

2. Developmental irregularities and disorders

Tidak seperti kondisi pertama yang masih dianggap normal, alasan kedua mengarah pada gangguan psikologis dan neurologis. Bunda dapat membedakan kedua alasan ini dengan memperhatikan apakah kebiasaan membenturkan kepala juga dibarengi dengan keterlambatan berbicara, emosi yang tidak terkendali, dan tidak bisa berinteraksi.

Perlukah Bunda Khawatir?

kepala bayi terbentur

Saat kepala bayi terbentur, bekas benturannya mungkin meninggalkan bekas yang terlihat mengerikan bagi Bunda. Namun Bunda tidak perlu khawatir. Mayoritas benturan pada bayi biasanya tidak membahayakan dan termasuk dalam kategori ringan. Benturan ringan dapat dikategorikan pada kejadian jatuh dari tempat tidur, atau saat bayi merangkak dan berguling.

Bagaimana cara mengetahui bahwa benturan tersebut ringan dan tidak perlu dibawa ke rumah sakit, melainkan hanya cukup memberikan pertolongan pertama di rumah?

Gejala bayi yang hanya mengalami benturan ringan adalah bila bayi masih menangis. Saat kepala bayi terbentur, reaksi pertama yang ia lakukan adalah menangis. Hal ini adalah reaksi atas hal tak terduga yang terjadi dan menyebabkan bayi menjadi kaget, tidak nyaman, dan mungkin menyakitkan bagi Si Kecil.

Setelah menangis, biasanya bayi akan terpaku atau terdiam selama 15-30 menit. Hal ini juga normal terjadi pada kejadian seperti ini. Selanjutnya, Bunda akan melihat kulit Si Kecil akan kemerahan, atau bahkan berdarah. 

Bila kepalanya tidak berdarah atau tidak memerah, Bunda tidak perlu panik dulu. Keluarnya darah bisa terjadi, bahkan pada sayatan kecil karena banyaknya pembuluh darah. Bila darah yang keluar tidak banyak, Bunda dapat membersihkan luka, dan kemudian memberinya obat. 

Efek lain dari benturan adalah timbulnya benjolan, yang sangat normal terjadi, dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Berikan kompresan es sebelum terjadinya benjolan pada bagian yang terbentur.

Waspada akan Benturan Keras

Akibat benturan pada setiap bayi selalu berbeda pada setiap kejadian. Bunda perlu waspada selama 48 jam ke depan setelah terjadinya benturan untuk mengetahui apakah Si Kecil memerlukan perawatan lebih lanjut dari dokter. 

Jika terjadi perdarahan dan tidak bisa dihentikan dalam waktu 30 menit, ini merupakan tanda bahwa Bunda harus segera membawa anak ke dokter. Apalagi bila bayi pingsan atau tidak responsif setelah terjadinya benturan, langsung bawa Si Kecil ke dokter atau rumah sakit terdekat.

Selain itu, jika anak memperlihatkan gejala-gejala berikut, segera bawa ke dokter:

  • Anak terlihat lebih gelisah dan tidak nyaman dari biasanya
  • Menolak makan
  • Muntah menyemprot
  • Kejang
  • Menunjukkan perilaku yang tidak seperti biasanya

Tips Menanggapi Saat Benturan Terjadi

Agar Bunda tidak panik setiap Si Kecil membenturkan kepalanya, Bunda perlu mengetahui bagaimana cara menanggapi situasi ini dengan cara seperti berikut:

  • Diamkan dulu

Bayi membenturkan kepalanya dapat merupakan cara Si Kecil untuk diperbolehkan tidur di tempat tidur Bunda, yang sebaiknya tidak dilakukan bila usianya masih di bawah satu tahun. Oleh karena itu, Bunda dapat mendiamkan saat Si Kecil melakukannya. Karena biasanya akan berhenti melakukannya setelah beberapa waktu.

  • Ubah posisi tempat tidur bayi

Dinding dapat menjadi alat Si Kecil membenturkan kepalanya. Pindahkan tempat tidur bayi sehingga ia tidak dapat meraih dinding.

  • Melakukan tindakan pencegahan

Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, Bunda perlu memerhatikan beberapa hal berikut:

  • Perhatikan lingkungan Si Kecil, apakah ada hal yang membahayakan. Misalnya sudut tajam pada tempat tidur atau meja. Selalu perhatikan apapun yang dilakukan Si Kecil, dan waspada bila ada tangga.
  • Berikan perlindungan lebih di sekitar tempat tidur Si Kecil, baik di sudut pembatas maupun bagian bawah. Pasang bantalan pengaman di sekeliling tempat tidur untuk meminimalkan benturan. Perhatikan juga area basah seperti kamar mandi, atau bila Bunda dan Si Kecil sedang berada di area kolam renang. Bunda dapat menaruh keset yang tidak licin sebagai pelindung.
  • Pasang pula pengaman berupa matras dan benda-benda empuk di area tempat bayi bermain Si Kecil, bereksplorasi atau merangkak.
  • Walau membantu, stroller bisa membahayakan juga. Perhatikan cara penggunaan agar tidak membahayakan Si Kecil. 
  • Sedangkan untuk anak yang lebih besar, Bunda bisa memastikan si Kecil memakai helm dan alat pelindung lainnya saat bersepeda. Cara ini dapat mencegah cedera yang mungkin terjadi saat si Kecil jatuh dari sepeda.

Khawatir dengan terjadinya kebiasaan bayi membenturkan kepalanya boleh saja. Namun selama Bunda mengawasi, kepala bayi terbentur masih dapat dikatakan normal. Bila terjadi hal yang berbahaya, segera hubungi dokter ya, Bun.

Sumber:

Healthline. 2020. Why Is My Baby Banging Their Head? 

Verywell Family. 2020. What to Do If Your Baby Bumps Their Head.

Healthline. 2019. Ouch — My Baby Hit Their Head! Should I Worry?

Klikdokter. 2019. Pertolongan Pertama Saat Kepala Bayi Terbentur.

By dr. Fatimah Hidayati, Sp.A

Dokter Spesialis Anak

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *