Perut Tertekan Saat Hamil, Bahayakah?

Kondisi hamil memang membuat Bunda pada posisi rentan. Bagaimana bila perut tertekan saat hamil, apakah berbahaya? Apakah trauma bisa menyebabkan bayi cedera di dalam kandungan? Penjelasan berikut akan dapat menjadi jawaban untuk Anda.

Berbagai Tekanan yang Bisa Terjadi pada Perut Hamil

bentuk perut bulat

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu sering mengalami tekanan atau trauma, seperti terbentur, tersandung, terpeleset, dan sebagainya. Saat hamil, tentunya bayangan akan terjadinya tekanan atau trauma semacam ini kadang membuat cemas. 

Apakah perut bila terkena benturan atau pukulan bisa menyebabkan si Kecil yang berada di dalam kandungan cedera?

Bunda tidak perlu terlalu merasa khawatir, karena sebenarnya perut Bunda yang sedang hamil cukup terlindungi oleh beberapa lapisan. Pada trimester pertama dan awal trimester kedua, rahim Bunda sepenuhnya terlindungi oleh panggul dan tulang panggul, sehingga tidak mudah terganggu akibat trauma-trauma minor dari luar, seperti benturan atau cedera akibat dari jatuh. 

Si Kecil juga terlindungi dengan adanya kantung ketuban, yang bisa berfungsi sebagai penahan benturan dan menjadi bantalan.

Efek dari Tekanan pada Perut Hamil

nyeri perut bawah

Dokter Owen Montgomery yang juga menjadi asisten profesor bidang kebidanan di Allegheny University of Health Sciences di Amerika Serikat mengatakan bahwa janin di dalam kandungan secara alami terlindungi dengan adanya kantong dan air ketuban, juga dari adanya otot-otot yang ada di rahim dan abdomen.

Tulang punggung, panggul, dan juga rusuk juga memberi perlindungan yang mencukupi pada bayi, sehingga tidak mudah mengalami cedera. 

Yang menjadi masalah sebenarnya bukanlah trauma atau tekanan langsung yang mengenai si Kecil di dalam kandungan, melainkan cedera yang bisa dialami oleh bagian plasenta. 

Cedera pada bagian yang berfungsi mengalirkan oksigen dan nutrisi inilah yang bisa menyebabkan bahaya pada si Kecil, misalnya terlepasnya plasenta dari dinding rahim atau placenta abruption.

Namun perlu diingat, masalah ini tidak mungkin disebabkan oleh adanya trauma minor seperti jatuh atau kecelakaan kendaraan yang sifatnya ringan.

Kapan Harus ke Dokter?

naik motor saat hamil

Meskipun si Kecil sudah sedemikian terlindungi di dalam perut, Bunda perlu segera memeriksakan diri ke dokter bila terjadi gangguan langsung pada perut, misalnya jatuh, terjadi kecelakaan lalu lintas, terjerat sabuk pengaman di mobil, ada pukulan keras atau tendangan. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa kondisi si Kecil baik-baik saja.

Bunda juga perlu melapor kepada tenaga medis dan pihak yang berwenang bila trauma ini merupakan kejadian berulang yang mungkin menjadi bagian dari KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) yang bukan saja bisa membahayakan jiwa si Kecil, juga Bunda. 

Bila Bunda merasa bahwa si Kecil tiba-tiba tidak seaktif biasanya, timbul spotting atau perdarahan, kontraksi, atau kram perut dalam 12 jam setelah terjadinya trauma, Bunda memerlukan pemeriksaan segera.

Adapun tes yang biasanya akan dilakukan oleh dokter untuk memonitor perut tertekan saat hamil setelah terjadinya trauma, di antaranya:

Non-stress test (NST)

Pengujian ini lazim dilakukan pada kehamilan 24 minggu, di mana Bunda akan dipantau dengan menggunakan monitor janin. Semua gerakan yang dilakukan oleh bayi akan dicatat selama beberapa waktu (sekitar 4 jam atau lebih).

Bila pola gerakan atau reaksi yang dilakukan oleh bayi cukup normal, maka bisa disimpulkan bahwa kondisinya baik-baik saja dan tidak terjadi masalah pada plasenta. 

USG

Pemeriksaan dengan menggunakan alat USG adalah yang paling direkomendasikan untuk melihat kondisi si Kecil secara lebih jelas.

Dokter akan dapat mengecek kondisi plasenta, meskipun cukup sulit untuk mendeteksi cedera pada plasenta. Dokter akan dapat memonitor detak jantung dan gerakan bayi melalui USG.

Tips Menjaga agar Aman dari Perut Tertekan saat Hamil

Berikut yang bisa Bunda lakukan untuk menjaga keamanan perut selama hamil:

  • Hindari mengangkat benda-benda berat atau menggendong si Kakak, apalagi bila Bunda sudah memasuki trimester ketiga kehamilan.
  • Hati-hati dengan lantai basah dan licin, seperti di kamar mandi. Risiko terpeleset sangat tinggi terjadi di kamar mandi.
  • Selalu kenakan sabuk pengaman di mobil, namun pastikan posisinya tidak menekan perut. Gunakan sabuk pengaman yang mengikat bagian bahu dan paha Bunda sehingga perut lebih aman dari risiko tekanan atau jeratan.

Kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa secara umum si Kecil di dalam kandungan relatif aman karena sudah memiliki pelindung yang cukup kuat. Namun risiko cedera akan meningkat seiring usia kandungan semakin tinggi.

Bunda perlu lebih waspada bila setelah terjadinya trauma ada perubahan kondisi, apalagi sampai ada perdarahan, pingsan, maupun kontraksi. 

Sumber:

Very Well Family. 2021. Treating a Stomach Injury When Hit While Pregnant.

Healthline. 2021. Does Too Much Pressure on Your Pregnant Belly Hurt Your Baby?

Hello Sehat. 2021. Berbahayakah Bagi Janin Jika Perut Ibu Hamil Tertekan atau Terbentur?

Parents. 2019. Can Hitting Your Pregnant Belly Hurt Your Baby?

By dr. Linda Lestari, Sp.OG

Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *