Bayi Perlu Tidak Ya, Pakai Topi?

Sering kali dijumpai di rumah sakit, bayi baru lahir dikenakan topi untuk bayi. Hal ini dilakukan untuk menjaga bayi tubuh tetap hangat, karena bayi baru lahir belum bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri. Walau begitu, jika suhu tempat bayi berada sudah hangat, bayi tidak harus selalu mengenakan topi lho, Bun. 

Manfaat Penggunaan Topi untuk Bayi

topi untuk bayi

Saat masih berada di dalam kandungan, bayi berada di lingkungan yang terjaga suhu dan kelembapannya. Begitu ia lahir ke dunia, suhunya berubah dan bayi butuh waktu untuk menyesuaikan diri.

Karena itu, bayi butuh bantuan untuk menjaga suhu tubuhnya agar terhindar dari hipotermia. 

Mengenakan pakaian yang hangat, termasuk topi untuk bayi, bisa menjadi salah satu solusinya. Tentu saja, pelukan Bunda, terutama dengan kontak skin-to-skin, akan dapat memberikannya kehangatan yang dibutuhkan. 

Memakai topi juga membantu bayi kehilangan panas tubuh dalam jumlah besar. Pada saat baru lahir, bayi memiliki ukuran kepala yang cenderung lebih besar dibanding badannya.

Ini berpotensi membuat panas tubuh bayi dapat hilang lebih banyak lewat kulit kepalanya.

Ada juga teori yang menyebutkan bahwa penggunaan topi secara rutin saat masih bayi dapat membantu mencegah bentuk kepala bayi menjadi peyang. Namun hal ini perlu penelitian lebih lanjut. 

Alasan Bayi Tak Harus Selalu Menggunakan Topi

topi untuk bayi

Alasan utama penggunaan topi untuk bayi adalah untuk memberi kehangatan pada tubuh bayi. Oleh karena itu, disarankan jika bayi berada di tempat dengan suhu hangat, maka bayi tak perlu memakai topi.

Jika memaksakan memakai topi malah dapat membuat bayi merasa tidak nyaman akibat kegerahan.

Tidak ada keharusan bagi Bunda untuk mengenakan topi pada bayi, apalagi jika bayi lahir sehat dan tidak ada masalah kesehatan.

Kontak skin-to-skin dan suhu ruangan yang hangat dinilai sudah dapat membantu menjaga suhu tubuh bayi agar tidak turun.

Kapan Topi untuk Bayi Harus Dikenakan?

Penentuan kapan bayi sebaiknya mengenakan topi dan kapan tidak perlu mengenakannya tergantung dari suhu dan kondisi tempat bayi berada. Perhatikan juga bahwa topi tak hanya berfungsi sebagai penghangat bayi, tapi juga pelindung kepala bayi.  

Berikut ini beberapa kondisi saat bayi sebaiknya mengenakan topi:

  • Bayi lahir prematur atau bayi dengan masalah kesehatan saat lahir. Kondisi ini membuat ia harus dirawat di NICU dan terpisah dari Bunda selama beberapa waktu. Kondisi ini tidak memungkinkan Bunda dan bayi untuk melakukan kontak skin-to-skin yang dapat membantu menghangatkan tubuh bayi, sehingga dibutuhkan topi dan pakaian yang menghangatkan.
  • Saat berada di luar ruangan dan berpotensi terpapar sinar matahari terik. Pilih topi yang terbuat dari bahan kain lembut dan menyerap keringat. Selain itu, pilih desain topi dengan bagian atas sepenuhnya tertutup serta memiliki tepian lebar dan penutup di bagian belakang, karena dapat memberi perlindungan lebih.
  • Saat musim dingin. Pilih topi tertutup yang menutupi telinga sampai ke pipinya. Untuk bahan topi, pilih yang sesuai dengan suhu udara saat mengenakannya. Jika masih cukup hangat, maka gunakan topi tipis dari bahan katun. Sementara jika sangat dingin, pilih topi yang terbuat dari bahan wol yang lembut untuk menjaga kehangatan kepalanya.

Jika Bunda memiliki hal-hal yang ingin ditanyakan tentang penggunaan topi untuk bayi, bisa ditanyakan langsung ke dokter untuk mendapat jawaban yang memuaskan ya, Bun.

Sumber:

Alodokter. 2019. Penggunaan Topi pada Bayi Baru Lahir.

Romper. 2017. They’re More Than Just Cute — Here’s The Deal With Babies Wearing Hats.

Belly Belly. 2021. Hats On Newborn Babies: Reasons To Ditch The Hat.

By dr. Arnold Soetarso, Sp.A

Dokter Spesialis Anak

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *