Anensefali adalah kondisi cacat lahir serius di mana otak, tempurung, dan tengkorak bayi tidak terbentuk sempurna saat hamil.
Anensefali memang masih jarang terjadi, tapi kondisi bayi tanpa tempurung kepala ini selalu berujung kematian bayi. Oleh karena itu ada baiknya bagi Bunda untuk mengetahui cara mencegah terjadinya anensefali pada anak.
Anensefali: Cacat Tabung Saraf
Anensefali biasa disebut juga cacat tabung saraf. Mengapa? Karena Anensefali terjadi saat ada gangguan pada pembentukan tabung saraf.
Pada kondisi normal, tabung saraf semestinya terbentuk dan menutup. Tabung saraf berfungsi membantu membentuk otak dan tengkorak bayi (bagian atas tabung saraf), sumsum tulang belakang, dan tulang belakang (bagian bawah tabung saraf).
Anensefali terjadi saat bagian atas tabung saraf tidak terbentuk sempurna pada kehamilan minggu pertama, yang menyebabkan kelahiran bayi tanpa tempurung kepala dan otak. Bayi akan lahir dengan bagian depan kepala terbuka tanpa kulit dan tempurung kepala.
Saat tabung saraf pada janin tidak terbentuk, maka otak dan tulang belakang yang masih dalam proses pembentukan, akan terpapar air ketuban. Paparan ini menyebabkan jaringan sistem saraf rusak.
Akibatnya bayi akan kehilangan banyak bagian otak yang bernama cerebrum atau cerebellum. Tidak terbentuknya cerebrum atau cerebellum ini akan mengakibatkan bayi kehilangan kemampuan melihat, mendengar, berpikir, emosi, dan kemampuan koordinasi pada otak.
Penyebab Anensefali
Penyebab anensefali pada anak masih belum diketahui. Namun, ada dugaan anensefali dapat terjadi pada anak tertentu karena dipengaruhi gen atau kromosom.
Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa anensefali adalah penyakit turunan, jadi anensefali bisa terjadi pada siapa saja. Namun Bunda yang pernah memiliki anak dengan kondisi serupa, berisiko besar akan memiliki anak dengan kondisi yang sama.
Selain itu, anensefali juga lebih banyak terjadi pada bayi perempuan dibanding bayi laki-laki.
Walau hanya 1 penderita dari 1000 kelahiran mengalami anensefali, kondisi ini tetap mengkhawatirkan. Pasalnya, mayoritas bayi yang mengalami anensefali dikatakan hanya dapat bertahan hidup selama beberapa jam saja sejak dilahirkan atau meninggal dalam kandungan.
Meski penyebabnya belum diketahui, menurut ahli ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko bayi mengalami anensefali, di antaranya:
Kurangnya asupan asam folat
Itualh sebabnya bagi Bunda yang sedang merencanakan hamil, disarankan untuk mengonsumsi asam folat sebelum terjadinya pembuahan. Saat mengandung, Bunda tetap harus mengonsumsi asam folat.
Asupan asam folat yang direkomendasikan untuk ibu yang berencana mengandung dan sedang hamil adalah 400 mcg sehari.
Bunda menderita diabetes
Kadar gula yang tinggi saat hamil beresiko tinggi mengakibatkan bayi mengalami anensefali.
Memiliki temperatur tubuh tinggi
Bunda yang mengalami demam atau sering berendam di sauna atau bathtub dengan air panas pada awal kehamilan dikatakan bayi berisiko lahir dengan anensefali.
Pengaruh obat-obatan
Bunda yang sering mengonsumsi obat akan memberikan dampak buruk pada janin, dan memungkinkan terjadinya anensefali.
Obesitas
Hati-hati bagi Bunda yang mengalami kelebihan berat badan selama hamil karena bayi berisiko mengalami anensefali.
Penggunaan obat-obatan terlarang
Penggunaan obat-obatan terlarang tentunya akan berdampak buruk pada janin dan akan mengakibatkan gangguan kesehatan pada bayi, termasuk terjadinya anensefali.
Cara Mencegah Anensefali
Pemeriksaan selama kehamilan untuk mengetahui anensefali bisa dilakukan antara usia kehamilan minggu ke-14 dan minggu ke-18.
Pemeriksaan kehamilan untuk mencegah anensefali:
Tes darah
Kadar protein alfa-fetoprotein hati yang tinggi bisa menunjukkan adanya anensefali.
Amniocentesis
Cairan ketuban akan diperiksa untuk mencari tahu kemungkinan adanya perkembangan tidak normal.
USG
Gelombang suara frekuensi tinggi dari USG bisa membantu menunjukkan tanda-tanda fisik anensefali.
MRI fetal
Pemeriksaan MRI fetal akan menunjukkan gambar yang lebih rinci ketimbang USG mengenai kondisi janin di dalam kandungan.
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat mengatasi kondisi bayi tanpa tempurung kepala ini. Tindakan pencegahan seperti pemeriksaan rutin dan menjaga nutrisi tubuh selama hamil adalah upaya terbaik Bunda mencegah anensefali.
Bila Bunda menemukan gejala anensefali, atau memiliki riwayat penyakit ini, konsultasikan pada dokter bila berencana hamil.
Sumber:
Hello Sehat. 2021. Anencephaly.
Cleveland Clinic. 2020. Anencephaly.
Medicinenet. Anencephaly