Saat mendapat informasi bahwa HPL berubah, mungkin akan membuat Bunda bingung. Bunda. Apalagi, bila Bunda sudah menyiapkan berbagai hal sesuai dengan tanggal kelahiran yang disebutkan dokter. Mengapa Hari Perkiraan Lahir atau HPL bisa berubah?
Apa Itu HPL?
Saat kehamilan sudah berada di trimester ketiga, Bunda tentu berharap memiliki waktu untuk mempersiapkan segala sesuatu. Tidak hanya mental, tapi juga berbagai hal yang diperlukan, sesuai dengan tanggal kelahiran yang diinfokan dokter.
Namun, tidak jarang, HPL bisa berubah. Alhasil, Bunda mungkin bisa menjadi kecewa dan juga khawatir dan bertanya-tanya mengapa HPL terus menerus mundur? Apakah ada yang salah dengan kandungan Bunda?
Tenang, Bun. HPL yang mundur tidak hanya dialami oleh Bunda sendiri, namun juga oleh sebagian besar ibu hamil. Biasanya, usia kehamilan sampai waktunya melahirkan membutuhkan waktu 40 minggu. Rata-rata usia kehamilan ibu hamil berkisar antara 37-42 minggu.
Bayi yang lahir sebelum minggu ke-37 termasuk bayi prematur, begitu juga dengan bayi yang lebih dari usia kandungan 42 minggu, maka ia disebut bayi postmatur.
HPL adalah perkiraan waktu lahir bayi. Karena hanya berupa perkiraan, waktu yang diperhitungkan memang tidak pasti akan tepat, bisa maju namun bisa juga mundur.
Disebabkan oleh sulitnya menentukan tanggal pembuahan, HPL dihitung berdasarkan usia kandungan, bukan usia janin. Usia kandungan dihitung berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT).
Bila Bunda sudah mengetahui tanggal HPHT, tambahkan 280 hari, dan hasilnya adalah hari perkiraan Si Kecil lahir. Namun, cara menghitung HPL ini berlaku apabila siklus haid yang normal, yakni setiap 28-30 hari sekali.
Cara Lain Mengetahui HPL
Selain dihitung dengan cara manual, HPL dapat ditentukan dengan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:
USG
Teknologi pada pemeriksaan USG, dapat memperkirakan usia kehamilan, walau Bunda misalnya terlambat mengetahui bahwa Bunda hamil.
Mengetahui HPL melalui USG tidak dianjurkan untuk Bunda yang telah berusia lebih dari 35 tahun, atau pernah mengalami keguguran.
Detak jantung bayi
Dokter dapat menghitung HPL secara manual berdasarkan hari pertama detak jantung bayi terdengar. Detak jantung bayi pertama kali terdeteksi biasanya di usia kehamilan minggu ke-9 atau ke-10.
Gerakan janin yang pertama kali dirasakan, biasanya di usia kehamilan ke-18 sampai ke-22, juga dapat menjadi patokan mengukur HPL.
Ketinggian fundus uteri
Cara menghitung HPL lainnya adalah melalui ketinggian fundus uteri. Fundus wanita lokasinya berada dari tulang panggul sampai ke bagian atas rahim. Semakin tua usia kehamilan, jarak fundus akan semakin kecil.
Penyebab HPL Berubah
Walau berupa perkiraan, biasanya perhitungan HPL tidak jauh dari tanggal yang diperkirakan. Perlu Bunda tahu bahwa hanya sebanyak 5% kelahiran yang terjadi tepat berdasarkan hitungan HPL.
Berikut beberapa penyebab HPL berubah terus menerus:
Salah tanggal HPHT
Salah tanggal hari pertama haid terakhir adalah penyebab kesalahan yang paling sering dilakukan. Biasanya, disebabkan oleh siklus menstruasi yang tidak teratur. Pembuahan terjadi setelah 11-21 hari setelah hari pertama haid terakhir terjadi.
Walaupun telah mengetahui info tersebut, tetap sulit bagi dokter untuk menentukan tanggal pembuahan yang pasti bila Bunda menginfokan HPHT yang tidak tepat.
Perbedaan ukuran leher rahim
Penelitian membuktikan wanita yang memiliki ukuran leher rahim pendek (sekitar 1 cm) melahirkan lebih cepat daripada wanita yang ukuran leher rahimnya sekitar 2,5 cm.
Pemendekan panjang leher rahim bertujuan agar kepala bayi lebih mudah turun dan siap lahir. Semakin mendekati tanggal kelahiran, ukuran leher rahim akan berubah.
Faktor perubahan ukuran leher rahim inilah yang dapat menyebabkan HPL bisa meleset walau telah dihitung.
Perubahan posisi bayi
Posisi bayi menentukan seberapa cepat dan tepat bayi lahir sesuai dengan HPL. Bila posisi bayi sudah berada pada tempatnya, kemungkinan meleset HPL akan kecil.
Risiko Bayi Lahir Meleset dari HPL
HPL berubah ternyata memiliki risiko baik bagi bayi yang mungkin lahir prematur atau postmatur. Berikut beberapa dampak bayi yang lahir karena meleset dari tanggal HPL:
Makrosomia janin
Makrosomia janin adalah kondisi di mana bayi terlahir dengan ukuran lebih besar dari rata-rata. Kondisi ini dapat membuat kelahiran lebih sulit dan rentan memiliki risiko kelahiran cesar.
Sindrom postmaturitas
Sindrom postmaturitas adalah kondisi bayi yang berat badannya tidak bertambah setelah melewati HPL. Sindrom ini juga ditandai dengan gejala kulit kering atau kendur, serta kuku jari tangan dan kaki terlihat panjang saat lahir.
Cairan ketuban rendah
Cairan ketuban yang sedikit menyebabkan kandungan oksigen dalam rahim berkurang, dan membahayakan janin.
Sindrom aspirasi mekonium
Sindrom aspirasi mekonium adalah kondisi di mana bayi kesulitan bernapas karena keracunan air ketuban. Hal ini dikarenakan bayi menghirup mekonium (feses pertama yang keluar) yang terdapat pada air ketuban pada saat kelahiran.
Lahir mati
Bayi lahir mati atau stillbirth adalah kondisi di mana bayi meninggal dalam kandungan setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu atau lebih.
Mengetahui waktu pertemuan dengan Si Kecil yang telah dinantikan secara pasti memang penting, mengingat banyaknya persiapan yang dibutuhkan.
Namun, jangan biarkan perkiraan hari lahir ini membuat stres ya, Bunda. Sembari menunggu, lebih baik Bunda banyak beristirahat, menghindari stres dan tetap menjaga kesehatan.
Sumber:
What to Expect. 2021. Why Your Doctor May Change Your Due Date.
The Bump. 2019. Why Due Dates Can Change and What It Means for Your Pregnancy.
Hello Sehat. 2021. Cara Tepat Menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL) Si Kecil.
Ibupedia. Mengenal HPL Persalinan dan Cara Tepat Menghitungnya.