Bunda berhasil memberikan ASI eksklusif kepada Si Kecil sampai usia dua tahun? Jempol buat Bunda! Lalu, bagaimana bila anak tetap menuntut minum ASI padahal anak sudah cukup besar? Apakah sebaiknya ibu menuruti keinginan anak? Atau sudah saatnya Ibu menyapih Si Kecil?
Anjuran Menyusui Balita
Badan Kesehatan Dunia dan American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan menyusui balita sampai usia dua tahun ataupun lebih sesuai dengan kebutuhan Si Kecil.
Memperpanjang masa menyusui balita (extended breastfeeding) dikatakan memberikan banyak manfaat seperti melindungi Si Kecil dari sakit, baik untuk perkembangan otak, dan juga memberikan kenyamanan dan kepercayaan diri.
Bagi Ibu, menyusui balita juga akan mengurangi risiko kanker dan juga membantu menurunkan berat badan.
Konsekuensi Menyusui Balita Lebih dari Dua Tahun
Ada anak yang masih ingin menyusui bahkan setelah berusia di atas dua tahun. Dan ada Bunda yang menuruti keinginan ini dengan berbagai alasan.
Selain karena extended breastfeeding yang telah disebutkan sebelumnya, Bunda sering merasa tidak tega untuk melepaskan anak yang selama ini mendapatkan ASI eksklusif dari pelukannya. Beberapa bahkan merasa takut kehilangan ikatan dengan si Kecil.
Namun, seiring bertumbuhnya Si Kecil, nutrisi ASI tidak mencukupi, sehingga membutuhkan makanan pendamping lain. Akan tetapi, anak yang masih menyusui terkadang menjadi kurang tertarik untuk makan makanan padat atau MPASI. Hal ini kemudian akan memengaruhi berat badan bayi yang idealnya semakin naik saat usianya bertambah.
Panduan Menyapih Balita
Butuh kesiapan bukan hanya dari sisi Ibu, namun juga dari anak untuk dapat lepas dari kegiatan menyusui. Ibu perlu memahami bahwa menyapih SI Kecil bukan berarti mengurangi kasih sayang pada SI Kecil, namun hanya mengalihkan proses merawat Si Kecil pada hal yang berbeda saja.
Bunda juga perlu menginformasikan kepada si Kecil bahwa sudah saatnya dia berhenti menyusu dari payudara. Untungnya, di usia dua tahun, Si Kecil biasanya sudah bisa paham apa yang dikatakan Bunda.
Berikan pengertian bahwa ia telah cukup besar untuk minum susu dari gelas. Namun, Ibu tidak perlu terlalu ekstrem menghentikan proses menyusui dari payudara. Ibu bisa memulai dengan mengurangi frekuensi menyusui dari payudara sedikit demi sedikit. Misalnya, memberikan jeda beberapa hari antara satu sesi menyusui dengan payudara dengan sesi berikutnya.
Tidak hanya memberikan proses adaptasi, tapi dengan melakukannya secara bertahap juga menghindari Bunda mengalami pembengkakan payudara.
Atau Bunda bisa menghentikan kegiatan menyusui di siang hari, dan hanya menyusui di malam hari, yang akan tetap memberikan kenyamanan pada Si Kecil.
Selanjutnya, Ibu dapat mulai memberikan lebih banyak camilan atau MPASI yang kaya nutrisi. Bila biasanya Bunda hanya memberikan dua kali camilan, frekuensinya dapat ditambah menjadi 3 kali dalam sehari. Ibu juga dapat mulai memberikan makan pagi berupa makanan padat, atau minuman sehat lainnya seperti jus di pagi hari.
Ayah juga dapat membantu Bunda saat menghadapi Si Kecil yang merengek minta ASI. Ayah dapat mengalihkan perhatiannya dengan mengajak melakukan kegiatan yang menarik perhatiannya.
Mulai biasakan meninggalkan SI Kecil dengan orang yang juga membuatnya nyaman.
Bila Bunda tidak sering berada di dekatnya, Ia akan sedikit demi sedikit melupakan kegiatan menyusui. Misalnya, ayah dapat menggantikan Bunda untuk menemani tidur dengan air putih di gelas.
Usahakan tidak mengganti baju di depan Si Kecil, karena akan membuatnya mengingat payudara ibu dan kegiatan menyusui.
Yang pasti, tetap berikan kehangatan pada Si Kecil, agar ia tetap merasa nyaman dan aman selama masa sapih.
Sumber:
What to Expect. 2020. Breastfeeding Your Toddler: Tips for Extended Nursing.
Raising Children. 2020. Weaning Off Breastfeeding: Older Children.
Orami. 2018. Sudah 2 Tahun Lebih Masih Menyusui, Ini Dampaknya Bagi Ibu dan Anak.