Janin Tidak Bergerak, Apa yang Harus Dilakukan?

janin tidak bergerak

Salah satu tanda janin dalam kondisi sehat adalah ia aktif bergerak. Jadi jika Bunda merasakan kalau janin tidak bergerak seperti biasanya, bahkan tidak ada pergerakan sama sekali, maka Bunda harus secepatnya memeriksakan diri ke dokter kandungan. Bisa berarti, ada kondisi serius yang dialami janin.

Mengapa Pergerakan Janin Penting?

Adanya gerakan janin merupakan salah satu tanda kalau janin dalam kondisi baik. Janin yang aktif bergerak juga merupakan cara dia melatih tulang-tulang dan persendiannya.

Karena itu, gerakan janin merupakan sebuah tanda yang positif dalam kehamilan. Dan gerakan janin adalah satu-satunya cara Bunda untuk memonitor kondisi janin tanpa bantuan alat khusus.

Biasanya janin mulai bergerak pada usia kehamilan 17 minggu (untuk ibu yang hamil kedua kali dan seterusnya) dan 20-22 minggu (ibu hamil pertama kali). Biasanya dimulai dari berupa gerakan-gerakan halus, seperti belaian atau kedutan ringan.

Dengan bertambahnya usia kehamilan dan ukuran janin, gerakan janin akan menjadi semakin kuat dan keras, bisa berupa sikutan, tonjokan, atau tendangan.

Begitu pentingnya gerakan janin, dokter kandungan atau bidan akan meminta Bunda untuk rutin memantau gerakan janin dan polanya. 

Umumnya pada minggu ke-28 kehamilan, Bunda akan diminta untuk menghitung gerakan janin pada waktu yang sama setiap harinya. Prosedur ini sering disebut menghitung tendangan bayi (kick count).

Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa gerakan janin tidak melemah, frekuensinya tidak berkurang, atau yang lebih buruk, janin tidak bergerak sama sekali. 

Jika hal itu terjadi, maka Bunda harus segera memeriksakan diri ke dokter kandungan atau UGD terdekat untuk dievaluasi dan dilakukan tindakan secepatnya.

Penyebab Gerakan Janin Melemah

tendangan janin jarang

Secara umum, ada beberapa penyebab yang membuat gerakan janin melemah atau frekuensinya berkurang. Kondisi ini tergolong tidak berbahaya. Beberapa penyebab tersebut adalah:

  • Janin sedang tidur. Janin biasanya tidur selama 20-40 menit, dan jarang lebih dari 90 menit. Selama tidur, ia akan berhenti bergerak.
  • Bunda sedang aktif bergerak sehingga gerakan janin tidak terlalu terasa. Ini membuat seakan-akan gerakan janin melemah. Ada juga janin yang malah tertidur saat Bunda aktif bergerak karena merasa seperti diayun.
  • Jika plasenta terletak di bagian depan rahim, kadang akan sulit merasakan gerakan janin pada awalnya namun seiring janin makin membesar, maka Gerakan janin akan lebih terasa.
  • Posisi bayi juga ikut menentukan gerakan janin. Jika bayi berada di posisi berbaring menghadap ke belakang, maka Bunda akan sulit mendeteksi gerakannya. 
  • Usia kehamilan sudah akhir trimester tiga. Pada usia ini, gerakan bayi menjadi terbatas karena ruang geraknya sempit. Namun saat bergerak, gerakannya akan sangat terasa karena kuat.

Dalam kondisi ini, Bunda dapat memancing janin untuk aktif bergerak dengan cara:

  • Mengonsumsi makanan atau minuman yang manis
  • Bangun dari duduk atau tidur dan bergerak
  • Menyorotkan lampu senter ke perut Bunda
  • Ajak janin bicara
  • Colek perut Bunda di bagian bayi sedang berada

Bagaimana Jika Janin Tidak Bergerak Sama Sekali?

hpl berubah

Pada trimester tiga, kondisi janin melemah atau tidak bergerak biasanya diketahui saat Bunda melakukan penghitungan tendangan janin.

Jika dalam satu jam gerakannya masih kurang dari 10, maka Bunda bisa menunggu sampai dua jam sambil memancing janin bergerak dengan cara-cara di atas.

Jika setelah dua jam frekuensi gerakannya masih tidak mencapai 10, disertai dengan gerakan janin terasa melemah atau janin tidak bergerak sama sekali, maka bisa jadi ada masalah yang sedang dialami oleh janin.

Bunda harus segera berangkat memeriksakan diri ke dokter kandungan atau ke UGD terdekat.

Beberapa kondisi yang sering dikaitkan dengan frekuensi gerakan janin yang menurun drastis atau bahkan janin tidak bergerak di antaranya adalah:

  • Nuchal cord, yaitu saat tali pusat melilit leher janin sehingga mengganggu aliran darah akibat kompresi lilitan.
  • Cord entanglement, yaitu tali pusat membentuk simpul sehingga aliran darah ke janin terganggu bahkan terputus.
  • Gangguan pada plasenta, seperti solusio plasenta atau plasenta robek.
  • Bayi meninggal di dalam kandungan.

Penyebab kondisi ini akan ditentukan lewat pemeriksaan yang mendetail yang dilakukan oleh para tenaga medis di rumah sakit, seperti pemeriksaan USG dan detak jantung janin.

Bunda juga bisa disarankan menjalani pemeriksaan profil biofisik, yaitu kombinasi pemeriksaan USG dan Non-stress test (NST) untuk menilai kondisi janin.

Jika hasilnya normal dan tidak ada gangguan, Bunda akan diperbolehkan untuk pulang tapi harus tetap melakukan rutin terhadap pergerakan janin.

Untuk masalah pergerakan janin, Bunda memang diminta untuk memiliki kesadaran tinggi sehingga dapat waspada jika ada yang tidak normal. Untuk informasi yang lebih detail tentang hal ini, Bunda bisa menanyakannya ke dokter kandungan dan bidan.  

Sumber:

What to Expect. 2021. Changes in Fetal Movement

Healthline. 2020. Have Your Baby’s Movements Changed? Here’s When to Worry.

Alodokter. 2019. Janin Berhenti Bergerak? Lakukan 6 Trik Berikut Ini!

RCOG. 2019. Your Baby’s Movements in Pregnancy.

By dr. Fella Halimah Pratami, Sp.OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *