Bayi Baru Lahir Mengejan, Apakah Normal?

Bayi bukan hanya menangis, namun juga mengeluarkan suara seperti mengejan, mendengus, dan mengerang yang sering tidak dimengerti alasannya oleh Bunda. Normal bagi Bunda bila mulai khawatir saat bayi mengeluarkan suara aneh seperti mengejan. Apa yang menyebabkan bayi baru lahir mengejan?

Penyebab Bayi Baru Lahir Mengejan

Bayi mengeluarkan suara seperti menangis, mendengus, mengerang, dan mengejan adalah hal yang normal. Mengejan pada bayi bisa disebabkan saat bayi meregangkan otot (mengulet), mengalami konstipasi, mengalami perut kembung, atau bayi mengalami yang disebut baby grunting syndrome.

Bayi yang mengejan namun tidak menunjukkan gejala lainnya, bisa jadi hanya sedang meregangkan otot saja. Namun, bayi yang mengejan dan diiringi gangguan Buang Air Besar (BAB) bisa jadi mengalami konstipasi. 

Kondisi tersebut terjadi karena feses bergerak terlalu lambat melalui saluran pencernaan. Maka dari itu, kotoran atau feses bayi menjadi keras dan kering sehingga bayi perlu lebih banyak tenaga mengeluarkannya.

Bayi berusia di bawah 4 minggu, normalnya akan BAB minimal tiga kali sehari. Bayi yang mendapat ASI eksklusif, biasanya akan BAB 6-10 kali sehari atau bahkan lebih sering. Sementara bayi juga bisa mengejan karena kondisi perut yang kembung. 

Faktor penyebab lainnya bayi baru lahir mengeluarkan suara meliputi:

Pola pernapasan tidak teratur

Bayi baru lahir mungkin mendengus saat mereka mengembangkan kontrol atas pola pernapasan mereka.

Lendir yang menumpuk

Lendir dapat terkumpul di saluran hidung sempit bayi baru lahir.

Bermimpi

Mendengus saat tidur dapat mengindikasikan mimpi atau buang air besar.

Refluks gastroesofageal (GER)

Juga dikenal sebagai refluks asam lambung, yang terjadi ketika isi perut naik ke pipa makanan. 

Mengenal Grunting Baby Syndrome (Dischezia)

Mengejan biasanya menyebabkan otot perut memberi tekanan lebih pada gerakan usus. Namun, bayi belum tahu cara mengendurkan dasar panggul mereka sehingga mereka menangis, menjerit, dan mendengus. Karena bayi tidak dapat rileks dengan benar, feses justru tidak dapat keluar. 

Grunting baby syndrome (dischezia) di sisi lain merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab bayi mengejan. Grunting baby syndrome (dischezia) adalah kondisi saat bayi menunjukkan kegelisahan bayi dengan menangis atau mendengus. 

Bayi yang baru lahir membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan tubuh dan refleks mereka sendiri. Mereka tidak tahu bagaimana mengkoordinasikan otot-otot mereka untuk buang air besar. Bayi berusia di bawah 10 minggu lebih rentan terhadap sindrom ini.

Grunting baby syndrome (dischezia) menjadi cara untuk membiarkan bayi belajar mengontrol pergerakan ususnya sendiri. Pada bayi baru lahir, kondisi cukup normal dialami dan bukan kondisi medis yang perlu dikhawatirkan. 

Berikut ciri khas bayi yang mengalami grunting baby syndrome (dischezia):

  • Saat BAB bayi akan mengerang dan mengejan sebelum berhasil buang air besar.
  • Selain itu, ia akan terlihat tegang selama beberapa waktu yang disertai dengan perubahan warna wajah menjadi merah keunguan saat mengejan. 
  • Biasanya, tanda-tanda ini akan muncul sekitar lima sampai sepuluh menit sebelum dan akan kembali normal setelah berhasil buang air besar.

Grunting baby syndrome (dischezia) cenderung berlangsung untuk waktu yang singkat dan akan mereda ketika sistem pencernaan bayi mulai matang. Sama seperti proses lainnya, bayi pun perlu mempelajari proses buang air besar. 

Cara Mengatasi Bayi Baru Lahir Mengejan

Seperti yang telah disebutkan di atas, grunting baby syndrome (dischezia) bukanlah suatu penyakit yang perlu disembuhkan. Bunda hanya perlu menunggu dengan sabar selama beberapa bulan sampai pencernaan bayi dapat terbentuk sempurna, dan bayi terbiasa untuk BAB.

Untuk mengatasi bayi baru lahir mengejan, Bunda perlu memerhatikan masing-masing penyebabnya sebagai berikut:

Belajar buang air besar

Ketika bayi baru lahir belajar buang air besar, dengusan biasanya normal dan tidak memerlukan perawatan.

Dengkuran sering berhenti ketika bayi baru lahir belajar mengendurkan dasar panggul dan otot perut menguat. 

Jika bayi tampak kesulitan buang air besar, Bunda dapat mengoleskan petroleum jelly pada anusnya. Namun, melakukannya terlalu sering dapat mencegah bayi belajar buang air besar sendiri.

Pernapasan tidak teratur

Pola pernapasan yang tidak teratur biasanya tidak perlu dikhawatirkan, kecuali jika bayi baru lahir menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernapas.

Bunda mungkin bisa memasang CCTV di kamar bayi untuk membantu memeriksa indikasi pernapasan abnormal saat bayi baru lahir tidur. Beberapa orang tua juga menggunakan monitor gerakan, yang membunyikan alarm jika bayi berhenti bergerak lebih lama dari biasanya.

Lendir yang terperangkap

Untuk mengatasi lendir pada hidung bayi Bunda dapat menggunakan aspirator hidung.

Refluks gastroesofageal (GER)

Pengobatan rumahan berikut dapat membantu mengatasi GER pada bayi baru lahir:

  • Memberi minum sedikit namun sering.
  • Menyusui bayi lebih lambat.
  • Menghindari dot botol dengan lubang besar, yang dapat menyebabkan aliran terlalu cepat.
  • Menyendawakan bayi lebih sering

Jika pengobatan rumahan ini tidak membantu, bayi baru lahir mungkin memiliki kondisi yang disebut penyakit refluks gastroesofagus (GERD).

Kapan Harus ke Dokter

Mengejan memang biasa di tahap awal pembelajaran bayi BAB. Namun, Bunda juga perlu awas terhadap gejala lain yang diiringi keluhan suara bayi. 

Berikut tanda lain bayi memerlukan pertolongan dokter selain mengeluarkan suara yang mencurigakan:

  • Tampak tertekan
  • Selalu mengejan di akhir napas
  • Demam
  • Ada semburat biru di bibir atau lidah
  • Ada jeda di antara napas
  • Melebarkan lubang hidung mereka
  • Ada tarikan dalam ke dada saat bernafas

Gejala-gejala ini dapat menunjukkan kesulitan bernapas. Jika bayi baru lahir memiliki pertanda ini, segera cari pertolongan medis, ya, Bun.

Sumber:

Medical News Today. 2018. Why Do Newborn Babies Grunt.

Healthline. 2017. Why Does My Newborn Grunt?

Being the Parent. Grunting Baby Syndrome: Symptoms and Treatment.

By dr. Fatimah Hidayati, Sp.A

Dokter Spesialis Anak

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *