Bunda, Begini Tanda-Tanda Bayi Kurang ASI

Satu hal yang paling mengkhawatirkan Bunda setelah Si Kecil lahir adalah memastikan pasokan ASI yang cukup.  Selain memastikan kecukupan pasokan ASI, mengetahui tanda bahwa bayi cukup ASI juga menjadi trik  tersendiri karena bayi belum mampu mengutarakan rasa lapar. Apa yang menjadi tanda bayi kurang ASI? Dan bagaimana Bunda dapat mengetahuinya?

Manfaat ASI

tanda bayi kurang asi

Manfaat ASI bagi pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil tidak perlu diragukan lagi. ASI memberikan nutrisi yang ideal untuk bayi dengan kandungan karbohidrat, mineral, vitamin, protein, dan lemak. 

ASI mengandung antibodi yang membantu bayi melawan virus dan bakteri. Menyusui menurunkan risiko bayi menderita asma atau alergi. Bayi yang disusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama, tanpa susu formula, juga mengurangi potensi mengalami infeksi telinga, penyakit pernapasan, dan serangan diare. 

Menyusui  dikaitkan dengan skor IQ yang lebih tinggi juga lho, Bun.  Yang lebih penting lagi, kedekatan fisik, sentuhan kulit-ke-kulit, dan kontak mata saat menyusui dari payudara,  membuat bayi merasa aman dan membantu bayi lebih terkoneksi dengan Bunda. 

Selain itu, bayi yang disusui lebih mungkin untuk memiliki  jumlah berat badan yang tepat.

American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan menyusui juga berperan dalam pencegahan SIDS (sindrom kematian bayi mendadak). Sementara bagi Bunda, ASI juga bermanfaat  untuk menurunkan risiko diabetes, obesitas, dan kanker

Kebutuhan ASI Bayi

asi berkurang

Tidak ada aturan yang pasti mengenai jumlah ASI yang harus diberikan pada Si Kecil. Setiap bayi pada usianya masing-masing memerlukan kebutuhan ASI yang berbeda. Bunda disarankan untuk memberikan ASI sesuai dengan permintaan dari Si Kecil, bukan dengan jumlah atau jadwal tertentu. 

Namun, Bunda dapat mengetahui perkiraan kebutuhan ASI yang dibutuhkan Si Kecil pada informasi berikut:

Bayi baru lahir

Sebagian besar bayi baru lahir minum setiap dua hingga tiga jam. Menurut AAP, bayi minum 30-60 ml ASI per menyusui.

Pada saat bayi mencapai usia 2 minggu, jumlah ini akan meningkat menjadi 60-90 ml. Umumnya, Bunda tahu bahwa si kecil cukup menyusui dengan mengganti popoknya setiap tiga hingga empat jam.

Bayi 1- 3 bulan

Antara usia 1 dan 3 bulan, nafsu makan bayi akan meningkat dan bayi akan mulai memberi tahu saat mereka lapar dengan merengek atau menangis. AAP mengatakan bahwa bayi berusia 2 bulan biasanya akan minum 120 hingga 150 ml setiap tiga hingga empat jam.

Bayi 4-6 bulan

Sebagian besar bayi siap untuk memulai makanan padat sekitar usia 5 atau 6 bulan. Bunda tidak disarankan memulai makanan padat sebelum 4 bulan. Pada saat sudah memasuki usia MPASI, usahakan untuk memberi makan si Kecil sekitar 2-3 sendok makan dua kali sehari. 

Namun, makanan padat tidak boleh menggantikan susu sebagai sumber nutrisi utama. Bayi masih harus minum sekitar 120-180 ml per menyusui saat mereka berusia 4 bulan. Begitu mereka berusia 6 bulan, bayi mampu mengonsumsi ASI sebanyak 240 ml setiap empat atau lima jam.

Bayi 9-12  bulan

Pada usia ini, pastikan semua kalori Si Kecil harus tetap berasal dari ASI sebanyak 120 hingga 240 ml setiap kali menyusui. Sebagai pelengkap, beri makan Si Kecil 3-4 kali sehari dengan jumlah sekitar 125-250 ml. 

Tanda Bayi Kurang ASI

Untuk memastikan bayi mendapatkan cukup ASI, Bunda perlu memberi perhatian lebih pada tingkah laku bayi. Beberapa perilaku bayi cukup memberikan informasi apakah mereka cukup kenyang atau tidak. Berikut perilaku bayi yang dimaksud:

  • Bayi tampak sangat mengantuk atau lesu. Bayi yang tidak mendapatkan cukup ASI akan memiliki energi yang rendah.
     
  • Bayi terlalu lama atau terlalu sebentar menyusu. 
  • Menyusui terasa menyakitkan yang menandakan pelekatan yang salah. Pelekatan yang buruk dapat mencegah bayi mendapatkan cukup ASI.
  • Bayi belum mendapatkan kembali berat lahirnya pada usia 10-14 hari atau kenaikan berat badan lebih lambat dari yang diharapkan. Kenaikan berat badan bayi yang menerima cukup ASI adalah sebanyak 155-240 gram per minggu.
  • Bayi tidak sering buang air besar. Normalnya, bayi buang air besar 3-4 kali sehari pada usia empat hari. 
  • Urine bayi berwarna pekat dan berbau menyengat.
  • Payudara Bunda tidak terasa lunak setelah menyusui

Memastikan ASI Bayi Terpenuhi

tanda bayi kurang asi

ASI adalah sumber makanan utama yang dikonsumsi bayi pada enam bulan pertama kehidupannya. ASI adalah sumber nutrisi  terlengkap yang tersedia secara alami dan diperlukan bayi untuk tumbuh kembang Si Kecil.

Oleh karena itu, sangat penting bagi Bunda untuk memastikan bayi mendapatkan ASI yang dibutuhkannya. Bagaimana memastikan bayi mendapatkan ASI yang diperlukan? Berikut tips yang bisa Bunda lakukan:

  • Selalu siap untuk menyusu on demand (sesuka bayi).
     
  • Bangunkan bayi  tiap 2 jam agar terbangun dan menyusu.
  • Usahakan untuk memberikan ASI sesering mungkin minimal 8 – 12 kali per hari.
  • Tidak memberikan minuman/makanan lain selain ASI.
  • Mempelajari teknik menyusui yang benar. Posisi dan pelekatan bayi pada payudara agar bayi dapat mengosongkan payudara dengan optimal.
  • Memerhatikan berat badan pada bayi sejak hari pertama kelahiran. 
  • Tawarkan kedua payudara saat menyusui. Setelah bayi selesai menyusui dari satu payudara, tawarkan sisi lainnya.
  • Hindari dot dan botol karena dapat menyebabkan kebingungan puting. Ini berarti bayi mungkin kesulitan menempel ke payudara jika ia terbiasa mengisap dari botol. 
  • Pastikan Bunda makan makanan yang sehat, minum banyak cairan, cukup tidur, dan cobalah untuk tidak terlalu khawatir.
  • Bunda dapat menggunakan pompa untuk memastikan bahwa ASI dikeluarkan dari payudara. 

Manfaat ASI yang besar bagi tumbuh kembang bayi, mengharuskan Bunda memastikan bayi mendapatkan asupan ASI yang dibutuhkannya. Pastikan Bunda memeriksakan diri ke dokter atau konsultan ASI bila masih mengalami hambatan dalam memproduksi ASI, ya, Bun.

Sumber:

Parents. 2020. Baby Feeding Chart: How Much and When to Feed Infants the First Year.

SehatQ. 2019. Tanda Bayi Cukup ASI, Kenali Ciri-Cirinya.

Web MD. Breastfeeding.

By dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK

Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor Laktasi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *