Bolehkah Ibu Menyusui Minum Paracetamol?

Idealnya, Bunda ingin selalu sehat selama menyusui si Kecil. Namun sebagai manusia biasa, kadang demam melanda dan membuat Bunda ingin mengonsumsi paracetamol. Namun, bolehkah ibu menyusui minum paracetamol? 

Manfaat Paracetamol

paracetamol untuk ibu hamil

Paracetamol merupakan salah satu jenis obat yang masuk dalam golongan analgesik (anti nyeri) dan antipiretik (obat penurun demam). 

Paracetamol bekerja dengan cara menurunkan prostaglandin dalam tubuh. Prostaglandin merupakan kandungan yang dilepaskan oleh tubuh sebagai reaksi dari adanya kerusakan jaringan atau infeksi. 

Pelepasan prostaglandin tersebut mengakibatkan terjadinya peradangan, nyeri, dan demam. Mengonsumsi paracetamol menghalangi produksi prostaglandin sehingga rasa sakit dan demam dapat berkurang. 

Paracetamol yang dikonsumsi Bunda memang dapat melewati plasenta di rahim. Namun, penelitian menunjukkan bahwa paparan paracetamol pada janin tidak meningkatkan risiko cacat lahir, keguguran, dan masalah lainnya.

Dalam tiga penelitian terpisah yang melibatkan lebih dari 10.000 bayi baru lahir, tercatat bahwa penggunaan paracetamol pada tiga bulan pertama kehamilan, tidak mengakibatkan kelainan pada janin.

Apakah Paracetamol Aman untuk Ibu Menyusui?

bolehkah ibu menyusui minum paracetamol

Bagaimana dengan ibu menyusui?

Bagi ibu menyusui, paracetamol merupakan salah satu obat penurun panas dan nyeri yang aman untuk dikonsumsi. Hal ini dikarenakan paracetamol merupakan obat yang masuk dalam kategori B untuk ibu hamil dan menyusui. 

Obat golongan kategori B merupakan obat-obatan yang tidak menimbulkan efek buruk pada bayi. Obat ini telah diujicobakan pada hewan, namun masih belum dilakukan proses percobaan pada ibu hamill.

Paracetamol tergolong sebagai obat bebas, sehingga bisa Bunda konsumsi tanpa resep dokter. Jumlah maksimal untuk orang dewasa adalah 1 gram (1000 mg) per dosis.  Bunda dilarang mengonsumsi paracetamol lebih dari 4 gram dalam 24 jam. 

Paracetamol yang aman untuk ibu menyusui terdiri dari dua jenis, yaitu:

Paracetamol jenis cair

Takar paracetamol dengan sendok takar atau cangkir takar khusus, bukan sendok makan biasa. Bila tidak memiliki alat pengukur dosis, tanyakan pada apoteker. Biasanya, Bunda bisa mengonsumsi paracetamol sebanyak 3-4 kali.

Paracetamol jenis tablet

Bunda dapat mengonsumsi paracetamol tablet 500 mg tiap 4–6 jam sekali untuk meredakan demam.

Aturan Pakai Paracetamol yang Aman

Meskipun sebagian penelitian menemukan bahwa pereda batuk/pilek/nyeri dapat menyebabkan gastroschisis (cacat dinding perut yang jarang ditandai dengan lubang di perut anterior) dan atresia usus kecil (penyempitan atau tidak adanya bagian dari usus kecil).

Risiko ini lebih banyak terjadi pada  bayi baru lahir yang terpapar obat kombinasi yang mengandung paracetamol dan pseudoefedrin. 

Beberapa obat lain yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan paracetamol di antaranya:

  • Warfarin, obat yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah.
  • Carbamazepin, obat yang digunakan untuk mengatasi epilepsi.
  • Phenobarbital, phenytoin, atau primidone, obat untuk mengatasi dan mengontrol kejang.
  • Colestyramin, obat yang digunakan untuk mengatasi gatal pada gangguan ginjal.
  • Metoclopramide, obat yang digunakan untuk mengatasi mual dan muntah.
  • Ketoconazole, obat yang digunakan sebagai anti jamur.
  • Dan beberapa obat lainnya seperti imatinib, busulfan, dan lixisenatide.

Selain dilarang mengonsumsi paracetamol yang mengandung obat lain, Bunda juga harus memerhatikan dosis harian paracetamol. Penggunaan paracetamol secara terus menerus, dapat menyebabkan penyakit ginjal fatal pada bayi dan anemia ibu.

Efek Samping Paracetamol

bolehkah ibu menyusui minum paracetamol

Efek samping setelah mengonsumsi paracetamol sangat jarang terjadi. Lagipula zat aktif Paracetamol yang keluar dari ASI juga sedikit sekali. 

Food and Drug Administration (FDA) telah menetapkan paracetamol aman untuk ibu menyusui sebagai obat pereda nyeri dan demam. The American Academy of Pediatrics juga mengklasifikasikan paracetamol dalam kategori “Usually Compatible with Breastfeeding”.

Namun, Bunda tetap harus waspada terhadap efek samping paracetamol berikut:

  • Urine menjadi keruh atau kotoran/tinja berdarah dan berwarna gelap.
  • Tubuh merasa lelah.
  • Muncul rasa nyeri di punggung bagian bawah atau samping.
  • Muncul ruam kulit dan gatal-gatal di daerah sekitar.
  • Muncul luka, bisul, atau bintik-bintik putih di bibir dan mulut.
  • Mata atau kulit berubah menjadi kuning

Pada dasarnya, Bunda yang menyusui harus waspada terhadap semua penggunaan obat selama menyusui. Bunda juga perlu mempertimbangkan apakah ada cara alami lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi demam. 

Selama menyusui, Bunda perlu mempertimbangkan penggunaan obat sebagai berikut:

  • Mengupayakan pemulihan kesehatan cara alami terlebih dulu sebelum minum obat.
  • Pilih dosis obat minimal yang masih efektif.
  • Hentikan ASI bila ibu memerlukan obat-obatan yang mempunyai pengaruh kurang baik pada bayi.
  • Bila perlu minum obat, perah ASI untuk diberikan ke bayi sebelum Bunda mengonsumsi obat tersebut.
  • Perhatikan kondisi kesehatan seperti ada atau tidaknya gangguan ginjal atau hati sebelum mengonsumsi obat.

Mengonsumsi paracetamol boleh-boleh saja selama menyusui. Namun, batasi penggunaan dan segera hentikan jika sakit sudah mereda. Kemudian, lanjutkan pemulihan tubuh dengan istirahat yang cukup.

Sumber:

Orami. 2021. Paracetamol untuk Ibu Menyusui, Ketahui Dosis dan Efek Sampingnya.

SehatQ. 2019. Paracetamol untuk Ibu Menyusui Boleh Saja, tapi Ada Aturannya.

Drugsdb. 2012. Paracetamol During Pregnancy & Breastfeeding.

By dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK

Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor Laktasi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *