Mengapa Ibu Hamil Perlu Periksa ke Dokter Fetomaternal?

melakukan USG

Siapa pun pasti setuju, kalau konsultasi rutin ke dokter kandungan merupakan hal yang penting dilakukan selama masa kehamilan untuk memantau kesehatan dan juga perkembangan janin. Tapi tau kah, Bun? Ternyata dalam kondisi kehamilan tertentu, Bunda sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter fetomaternal juga, lho!

Apa itu Dokter Fetomaternal?

Dalam Ilmu kedokteran, fetomaternal merupakan cabang dari spesialis bagian kebidanan dan kandungan (obstetri dan ginekologi). Dokter fetomaternal atau yang bisa disebut juga sebagai konsultan fetomaternal adalah dokter kandungan yang memiliki subspesialisasi dalam menangani pasien dengan kehamilan berisiko tinggi dan juga kelainan pada janin.

Selain mendiagnosis dan membantu mengatasi masalah pada kehamilan berisiko tinggi, dokter fetomaternal juga dapat memantau persalinan serta mengatasi masalah kesehatan setelah melahirkan seperti pendarahan berlebihan, infeksi, atau tekanan darah tinggi.

Sebelum membahas lebih lanjut seputar dokter fetomaternal, yuk ketahui lebih jelas tentang kehamilan berisiko tinggi, Bun.

Kehamilan Berisiko Tinggi, Seperti Apa?

Kehamilan risiko tinggi adalah kondisi kehamilan yang dapat mengancam keselamatan Bunda dan/atau janin. Namun jangan khawatir, Bunda. Kondisi kehamilan ini dapat diatasi dengan pemeriksaan rutin dan perawatan ekstra pada masa persiapan kehamilan, kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan.

Kehamilan berisiko tinggi dapat disebabkan oleh kondisi tubuh Bunda dan juga masalah yang terjadi saat kehamilan. Beberapa kondisi yang menyebabkan Bunda berada dalam kehamilan berisiko tinggi antara lain:

  •  Gangguan darah
  •  Penyakit ginjal kronis
  •  Depresi
  • Tekanan darah tinggi
  • HIV/AIDS
  • Riwayat operasi kandungan
  • Obesitas (kegemukan)
  • Sindrom polikistik ovarium (PCOS)
  • Penyakit tiroid
  • Diabetes
  • Penyakit jantung
  • Penyakit autoimun (seperti lupus)
  • Dan sebagainya.

Selain masalah kesehatan tersebut, perempuan yang hamil pada usia remaja atau kurang dari 17 tahun dapat dikategorikan dalam kehamilan berisiko tinggi. Hal ini disebabkan tubuh perempuan yang masih remaja belum siap menghadapi kehamilan. Tak hanya hamil di usia remaja, perempuan yang hamil pada usia di atas 35 tahun juga lebih berisiko karena rentan mengalami keguguran dan juga kelainan bawaan pada janin.

Bagi Bunda yang hamil anak kembar, biasanya juga disarankan untuk berkunjung ke dokter fetomaternal. Kehamilan kembar memiliki risiko lebih besar mengalami komplikasi kehamilan seperti diabetes gestasional, anemia, hipertensi (salah satunya preeklampsia), serta perdarahan pasca persalinan.

Tak hanya itu saja, beberapa kondisi tertentu juga akan membuat dokter kandungan menyarankan Bunda untuk menemui dokter fetomaternal. Kondisi tersebut antara lain: perbedaan rhesus darah ibu dan bayi, ibu hamil yang perokok, indeks massa tubuh yang terlalu rendah atau tinggi, dan juga ibu hamil yang memiliki riwayat keguguran berulang.

Apa Saja Jenis Pemeriksaan Fetomaternal?

Ketika Bunda melakukan pemeriksaan ke dokter fetomaternal, Bunda dapat menjalani beberapa tes sebagai langkah untuk deteksi dini kelainan pada janin. Biasanya serangkaian pemeriksaan tersebut meliputi:

  • Tes tekanan darah untuk mendeteksi preeklampsia (komplikasi kehamilan).
  • USG fetomaternal yang dilakukan melalui USG 2 dimensi hingga  4 dimensi untuk mendeteksi kelainan pembentukan organ janin, masalah plasenta, risiko kelahiran prematur, serta risiko keguguran.
  • Amniosentesis atau pengambilan sampel air ketuban untuk mengidentifikasi kondisi janin terkait masalah genetik atau cacat lahir.
  • Fetal Ekhokardiografi atau pemeriksaan jantung bayi dalam kandungan dengan menggunakan USG.

Periksa ke Dokter Fetomaternal, Hanya untuk Kehamilan Berisiko Tinggi?

melakukan USG

Walaupun pemeriksaan ke dokter fetomaternal biasanya ditujukan bagi Bunda yang memiliki kehamilan berisiko tinggi, namun kini banyak ibu hamil tanpa kehamilan risiko tinggi juga melakukan pemeriksaan fetomaternal. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan pemeriksaan yang lebih detail mengenai kondisi janin dan juga kemungkinan terjadinya kelainan janin.

Jadi, untuk memastikan kesehatan janin, boleh saja jika Bunda menginginkan pemeriksaan kehamilan secara menyeluruh dengan USG fetomaternal walaupun Bunda tidak dalam kondisi kehamilan risiko tinggi. Selain untuk mendeteksi kelainan janin, USG fetomaternal juga sering dimanfaatkan oleh ibu hamil untuk mengetahui secara pasti jenis kelamin bayi di dalam kandungan.

Kapan Sebaiknya Berkunjung ke Dokter Fetomaternal?

Pemeriksaan ke dokter fetomaternal pada kehamilan berisiko tinggi sangat disarankan dilakukan di awal kehamilan. Hal ini bertujuan untuk deteksi dini masalah kehamilan agar Bunda mendapatkan pengobatan atau terapi yang tepat untuk mengatasinya.

Biasanya pemeriksaan ini dilakukan di usia kehamilan 3 bulan ke atas atau dapat juga dilakukan di trimester kedua awal kehamilan. Hal ini ditentukan sesuai saran dari dokter kandungan. Jadi, jika Bunda ingin melakukan pemeriksaan ke dokter fetomaternal, Bunda wajib berkonsultasi dan mendapatkan rujukan dari dokter kandungan, ya!

Sumber:

Webmd. 2021. What Is an MFM Specialist?.

What to expect. 2021. What Is a Perinatologist?.

Babycenter. 2021. What Is a High-risk Pregnancy?.

By dr. Fella Halimah Pratami, Sp.OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *