Hamil di Usia 35 Tahun? Kenali Kehamilan Usia Lanjut dan Risikonya

vaksinasi-sebelum-hamil-1

Apakah Bunda pernah mendengar istilah kehamilan geriatri? Kehamilan geriatri adalah sebutan untuk kehamilan yang dialami oleh wanita berusia lebih dari atau sama dengan 35 tahun. 

Menurut ACOG (American College of Obstetricians and Gynecologists) sendiri, mereka tidak mengenal terminologi kehamilan geriatri. Mereka menganut terminologi kehamilan pada usia lanjut, yang ditujukan pada wanita yang menjalani kehamilan pada usia 35 tahun dan lebih. Tujuan dari terminologi tersebut adalah untuk menggarisbawahi bahwa dapat timbul komplikasi pada saat kehamilan, seperti susah untuk mendapatkan kehamilan, risiko keguguran, risiko kelainan bawaan, risiko timbulnya tekanan darah tinggi dan diabetes pada saat kehamilan.

Istilah kehamilan geriatri sebenarnya lebih sering digunakan pada zaman dahulu, di saat kondisi kehamilan usia lanjut masih jarang terjadi karena umumnya generasi terdahulu menikah di usia yang muda. Namun, seiring perkembangan zaman, kini kehamilan geriatri sudah menjadi hal yang tidak aneh lagi di kalangan masyarakat Indonesia.

Walaupun kehamilan geriatri saat ini sering terjadi, menjalani kehamilan di usia yang tua memiliki beberapa risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Mau tahu apa saja risikonya? Yuk simak, Bun.

Risiko Kehamilan Geriatri

infeksi kehamilan

Sebenarnya, tidak ada patokan spesifik mengenai kapan usia terbaik wanita untuk hamil. Pada saat lahir, wanita telah dikarunia oleh jumlah telur tertentu pada kedua indung telurnya. Puncak kesuburan wanita berkisar pada usia 20 tahunan. Selanjutnya tingkat kesuburan wanita dapat menurun secara bertahap mulai dari usia 32 tahun, dan akan menurun secara drastis pada usia lebih dari 37 tahun. Berdasarkan hal tersebut, pada wanita usia tua, akan lebih sulit untuk mendapatkan kehamilan.

Meskipun mendapatkan kehamilan, namun risiko untuk timbulnya komplikasi akan meningkat, misalnya risiko keguguran, risiko kelainan bawaan pada janin, risiko timbulnya tekanan darah tinggi dan diabetes pada saat kehamilan, dan risiko timbul perdarahan pada saat persalinan.

  1.  Keguguran

Beberapa riset menunjukkan wanita yang hamil usia tua lebih berisiko mengalami keguguran hingga 20-35% jika dibandingkan dengan wanita yang hamil di usia muda. Keguguran pada kehamilan geriatri dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kondisi ibu yang kurang baik misalnya terdapat penyakit medis, kelainan genetik/ kromosom pada janin, atau adanya riwayat keguguran pada kehamilan sebelumnya.

BACA: Mengenali Penyebab Keguguran Berulang

  1. Kelainan bawaan pada janin

Usia tua sangat mempengaruhi kualitas dari sel telur wanita. Pada sel telur dari wanita usia tua, mempunyai kemungkinan terjadinya penurunan dari kualitas sel telur, sehingga lebih mungkin untuk mengalami suatu kehamilan dengan kelainan kromosom, yang dapat menyebabkan timbulnya kelainan bawaan (genetik) pada janin.

Proses pembelahan sel telur yang kurang sempurna/abnormal (yang disebut non-disjunction), juga dapat timbul. Kondisi ini dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi serta penyakit kelainan kromosom seperti trisomi 13, 18, atau 21.

  1. Preeklamsia – eklamsia

Preeklamsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tingginya tekanan darah pada ibu hamil. Kehamilan usia lanjut adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko preeklamsia. Preeklamsia dapat ditandai dengan gejala hipertensi, adanya kerusakan pada organ seperti pada ginjal, liver, jantung, serta dapat disertai adanya pembengkakan pada kaki, tangan, serta wajah. Preeklamsia yang tidak ditangani dengan baik dapat menjadi pemicu eklampsia, yaitu kejang pada ibu hamil yang dapat menimbulkan risiko kehamilan yang lebih serius seperti kematian ibu dan janin, kelahiran prematur, perdarahan hingga angkat rahim, risiko rawat di ruangan intensif (ICU). 

  1. Diabetes gestasional

Diabetes gestasional merupakan diabetes yang berlangsung saat kehamilan sampai persalinan dan risikonya 3x lebih tinggi pada ibu hamil yang berusia lebih dari sama dengan 35 tahun. Kondisi ini biasanya terjadi di trimester kedua dan ketiga kehamilan. Diabetes gestasional biasanya tidak ditandai dengan gejala yang spesifik. Namun, ibu hamil dengan diabetes gestasional sering mengeluhkan berbagai gejala, seperti sering merasa kelelahan, sering merasa haus, frekuensi buang air kecil meningkat, mulut kering, dan pandangan kabur. Pada janin dapat memberikan risiko berat janin akan menjadi lebih besar dari seharusnya, air ketuban menjadi banyak, atau bahkan pada keadaan tertentu janin dapat menjadi tidak berkembang (berat badan janin rendah). 

  1. Perdarahan pada saat persalinan

Perdarahan pada saat persalinan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain tonus (kontraksi rahim), tear (robekan jalan lahir), tissue (sisa plasenta), serta trombin (faktor pembekuan darah). Kontraksi rahim memainkan peran penting pada saat persalinan. Kontraksi rahim pada wanita usia tua tidak sebaik kontraksi rahim pada wanita usia muda. Sehingga jika tidak terdapat kontraksi, maka risiko untuk timbul perdarahan akan lebih besar.

  1. Persalinan prematur

Untuk mendapatkan kehamilan pada usia lanjut akan lebih sulit. Maka seringkali wanita usia lanjut menempuh proses kehamilan dengan bantuan, yaitu assisted reproductive technology (ART). Dengan ART, kemungkinan untuk mendapatkan kehamilan kembar akan menjadi lebih besar. Sedangkan kehamilan kembar sendiri meningkatkan risiko kelahiran prematur. Kelahiran prematur merupakan kelahiran yang terjadi sebelum minggu ke 37 atau berat badan janin kurang dari 2500 gram. Bayi yang lahir prematur berisiko mengalami gangguan kesehatan dikarenakan organ belum terbentuk secara sempurna sehingga membutuhkan perawatan khusus (ruangan NICU). 

BACA: Waspadai Penyebab Kelahiran Prematur Ini

Tips Menghadapi Kehamilan Geriatri

ikan yang bagus untuk ibu hamil

Walaupun kehamilan geriatri memiliki berbagai risiko bagi ibu hamil dan janin, namun ibu hamil di usia lanjut juga masih dapat menjalani kehamilan normal serta melahirkan bayi yang sehat. Berikut ini beberapa tips untuk menjalani geriatri agar Bunda dan janin tetap sehat selama masa kehamilan:

  • Lakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter kandungan.
  • Konsumsi asupan bernutrisi dan hindari mengonsumsi junk food.
  • Penuhi kebutuhan vitamin dengan makanan bergizi serta suplemen kehamilan.
  • Lakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki.
  • Deteksi kemungkinan kelainan kromosom pada saat pemeriksaan kandungan dengan amniosentesis atau pemeriksaan dengan mengambil sampel cairan ketuban.
  • Hindari kebiasaan yang membahayakan janin seperti merokok dan mengonsumsi alkohol.
  • Jaga berat badan yang ideal selama kehamilan.
  • Hindari stres dan jalani kehamilan dengan bahagia.
  • Jika menjalani proses kehamilan dengan IVF(bayi tabung), PGT (preimplantation genetic testing) dapat menjadi suatu pilihan.

Menjalani kehamilan geriatri atau kehamilan di usia tua mungkin akan menjadi tantangan tersendiri bagi Bunda. Untuk itu, Bunda wajib menjaga kesehatan kehamilan dengan melakukan gaya hidup sehat serta rutin melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan untuk mencegah segala komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi pada kehamilan geriatri.

Sumber:

Medical News Today. 2017. Pregnancy After 35: What Are The Risk?

Mayo Clinic. 2022. Pregnancy after 35: Healthy Moms Healthy Babies

WebMD. 2021. Does being Over 35 Put Your Pregnancy at Risk?

Female Age-Related Fertility Decline. ACOG. Number 589 (Replaces Committee Opinion Number 413, August 2008. Reaffirmed 2020).

By dr. Andri Welly, Sp. OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *