Salah satu tantangan setelah memiliki anak adalah waktu bermesraan dengan pasangan. Hubungan intim yang semula spontan kini harus direncanakan dan tidak lagi bisa dilakukan di sembarang tempat, karena takut anak memergoki saat tengah berhubungan intim.
Saat ketahuan si Kecil, orangtua seringkali panik atau malu, dan bingung menjelaskannya pada anak, sehingga memilih untuk diam atau menganggap hal ini tidak pernah terjadi. Padahal, tanpa penjelasan yang memadai, anak dapat menafsirkan situasi ini sebagai suatu hal yang buruk dan dapat membekas di dalam pikiran mereka. Kepergok si Kecil? Yuk, kita praktikkan jurus-jurus anti panik berikut ini:
- Tetap tenang dan kelola ekpresi
Pertama-tama, pastikan diri Bunda tenang ketika anak memergoki Bunda. Jika Bunda terlihat malu, cemas, atau berteriak, maka anak dapat menangkap emosi dan berpikir sesuatu yang buruk mungkin telah terjadi. Sebaliknya, sapa dia seperti biasanya, seperti “Hei, sayang, Ayah/Bunda tidak melihat kamu berdiri di sana!” Lakukan dengan nada santai sambil menarik seprei atau selimut untuk menutupi tubuh.
- Tunggu reaksi anak
Jika kebetulan terjadi di tengah malam saat hari cukup gelap sehingga anak tidak melihat terlalu jelas, tunggu reaksinya sebelum Anda menanggapi. Bila anak masih balita, coba alihkan percakapan ke sesuatu yang biasa, seperti “Apakah kamu mengalami mimpi buruk?” atau “Apakah kamu lapar atau haus?”. Bila anak nampak ketakutan atau berlari, cobalah untuk menenangkan diri Bunda terlebih dulu, sebelum mendekati anak dan mengajaknya bicara.
- Ajak si kecil berbicara
Setelah berpakaian Bunda bisa mengantarkan si kecil kembali ke kamar untuk tidur. Lalu, bicaralah keesokan harinya dengan si kecil. Menghindari pertanyaan-pertanyaan anak atau berpura-pura tidak terjadi apa-apa justru dapat membuat anak curiga dan mengambil kesimpulan yang keliru. Untuk anak-anak yang lebih besar, Bunda bisa mengajak mereka berdiskusi dengan menanyakan persepsinya, seperti “Apa yang kamu lihat?” “Menurut kamu apa yang sedang Ayah dan Bunda lakukan?”
- Bicarakan hal yang sebenarnya
Untuk anak balita, Bunda bisa menjelaskan secara lebih general, seperti “Ayah dan Bunda sedang berpelukan karena saling menyayangi, tetapi kamar terlalu panas sehingga Bunda dan Ayah melepas baju.” Untuk anak yang sudah lebih besar, Bunda bisa menjelaskan lebih kompleks seperti hubungan seks adalah bentuk kasih sayang dari dua orang yang sudah menikah, namun, tidak boleh dicontoh jika orang belum menikah.
Meskipun berbohong mungkin lebih mudah, tetapi usahakan untuk menjelaskan yang sebenarnya. Berbohong hanya akan memberi informasi yang salah sehingga anak mungkin akan kecewa ketika menemukan kebenarannya suatu saat. Selain itu, mengetahui tentang hubungan seks dari mulut orang tua akan lebih baik dibandingkan mengetahuinya dari situs porno atau orang lain.
- Edukasi anak tentang seks
Inilah pentingnya edukasi seks pada anak sejak dini. Jika hal seperti ini terjadi, anak tidak akan berpikir negatif atau buruk. Banyak penelitian menemukan bahwa beberapa anak mengalami pikiran buruk bahwa ibunya disakiti oleh ayahnya karena suara erangan atau teriakan yang dihasilkan. Beberapa anak lainnya juga menyangka seperti itu karena posisi seks yang mungkin saja terlihat seperti itu.
Bunda bisa memulai mengedukasi anak bahwa hubungan seks adalah hubungan yang normal dilakukan oleh dua orang pasangan yang sudah menikah. Bunda bisa menjelaskan sesuai dengan umur anak. Sampaikan pula pada anak bahwa dengan hubungan seks, bisa tercipta bayi. Tentunya detail yang ada tidak perlu diceritakan. Sampaikan informasi secara umum, seperti saling berpelukan, berciuman, dan melewati waktu khusus berdua.
Untuk anak yang lebih besar, Bunda bisa lebih menjelaskan jika sel telur yang dimiliki Bunda harus bertemu dengan sel sperma dari Ayah untuk bisa menghasilkan bayi. Hal ini bisa terjadi dengan cara berhubungan seks. Kaitkan dengan pengetahuan yang sudah didapatkan anak terkait reproduksi dan tanyakan mengenai pemahamannya.
- Jangan lupa kunci kamar untuk aktivitas seks berikutnya
Setelah kejadian seperti ini terjadi, jangan lupa untuk mengunci pintu saat berhubungan seks. Hal ini penting dilakukan supaya anak tak lagi kembali memergoki aktivitas seks yang Bunda lakukan. Selain itu, bila Ayah-Bunda merasa aman karena privasi terjaga, tentu membuat hubungan seksual menjadi lebih bergairah.
Sumber:
First Cry Parenting. 2021. What to Do If You Are Caught in the Act by Your Kids
Women’s Health Mag. 2016. What to Do if Your Kids Catch You Having Sex