7 Hal yang Membuat Bunda Tidak Percaya Diri dan Cara Mengatasinya

Bunda mungkin sering mendengar istilah insecure. Insecure adalah perasaan bersalah, takut pada suatu hal, atau rasa tidak percaya diri. Hal ini sebenarnya normal terjadi pada setiap orang, tetapi banyak yang mengatakan wanita mengalami ketidakpercayaan diri yang lebih besar dibandingkan pria.

BACA: Selalu Merasa Cemas & Emosi Tidak Stabil? Kenali Apa itu Inner Child

Wanita memiliki banyak sekali kekhawatiran akibat berbagai tuntutan dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya. Berbagai rasa takut dan khawatir tersebut membuat ibu mudah sekali merasa bersalah dan merasa tidak kompeten. Ibu pun ragu untuk mengungkapkan kekhawatiran pada orang lain, bahkan pada pasangan. Berikut ini adalah beberapa faktor yang membuat ibu merasa tidak percaya diri serta cara mengatasinya, yaitu: 

  1. Melahirkan dengan metode sesar

Beberapa ibu merasa tidak percaya diri karena melahirkan secara sesar. Padahal, baik lahiran normal maupun sesar, keduanya sama-sama butuh perjuangan hidup dan mati. Walaupun begitu, sering kali omongan dari orang lain yang mencibirkan metode persalinan ini.

Banyak yang mengatakan bahwa lahiran caesar berarti belum sempurna menjadi wanita, ada yang mengatakan “malas ngejan” atau tidak mau sakit, dan berbagai omongan negatif lainnya. Omongan-omongan negatif tersebut tak jarang membuat Bunda sakit hati dan stres. 

Cara mengatasi: 

Apapun metode persalinan yang kita jalani, pasti akan ada saja yang berkomentar. Oleh karena itu, cobalah untuk tidak perlu memikirkan setiap perkataan negatif orang lain. Bunda harus menyayangi diri sendiri dengan mengapresiasi diri telah berhasil melewati persalinan dengan baik. Bunda lebih baik memikirkan hal lain setelah persalinan seperti belajar memandikan si kecil, menyusui, dan lainnya. 

  1. ASI tidak keluar

Banyak yang menganggap bahwa menyusui itu hal yang sangat alami dan mudah, namun nyatanya ada beberapa ibu yang mengalami kendala. Setelah melahirkan, banyak ibu yang mungkin merasakan sulitnya mengeluarkan ASI. Sebenarnya, hal ini normal terjadi pada beberapa ibu melahirkan.

Bayi juga nyatanya bisa bertahan tanpa ASI atau susu lainnya selama tiga hari. Akan tetapi, memang beberapa ibu ada yang mengalami ASInya tidak keluar hingga bayi besar. Menyusui langsung memang bagus, namun lebih bagus lagi bila tidak menyalahkan diri sendiri dan memaksakan diri untuk memberikan ASI. 

Cara mengatasi:

Tidak perlu merasa gagal atau insecure terhadap ini, Bun. Memberikan ASI memang hal yang diharapkan setiap ibu, namun ketidakmampuan seorang ibu memberikan ASI bukan berarti Bunda gagal menjadi ibu. Memberikan susu formula juga tidak buruk karena di dalam susu formula sudah terkandung nutrisi dan gizi yang dibutuhkan anak. Hal yang terpenting adalah Bunda mengupayakan terlebih dahulu agar ASI keluar, seperti pijat laktasi atau konsultasi dengan dokter laktasi. Bila semua sudah dilakukan dan tetap gagal, Bunda tetap ibu yang hebat!

  1. Tumbuh kembang anak berbeda dengan anak yang lain

Melihat anak melewati suatu perkembangan, seperti berguling, merangkak, berjalan, dan sebagainya adalah sebuah kegembiraan untuk seorang ibu. Jika anak terlambat melewati perkembangan sesuai umurnya, pasti Bunda jadi khawatir dan tidak percaya diri. Bunda pun mulai membanding-bandingkannya dengan anak lain, yang makin meningkatkan kecemasan. Beberapa ibu kemudian mulai menyalahkan diri sendiri apakah sudah menstimulasi atau mengajari anak dengan baik. 

Cara mengatasi:

Setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Bunda tidak perlu membandingkannya dengan anak lain apalagi merasa khawatir berlebih. Bunda bisa mengkonsultasikan perkembangan si kecil pada dokter tumbuh kembang anak untuk mendapatkan informasi yang terpercaya. Bunda juga bisa meminta saran stimulasi bila memang anak tertinggal jauh dengan anak seusianya.

  1. Perubahan fisik setelah melahirkan

Setelah melahirkan, Bunda akan mengalami sejumlah perubahan fisik. Stretch mark, payudara mengendur, bentuk badan yang berubah dan tidak bisa kembali seperti sebelum hamil, adalah beberapa hal yang paling sering dirasakan. Perubahan-perubahan ini bisa membuat Bunda jadi merasa jelek dan tidak menarik. Emosi-emosi negatif ini akan memancing timbulnya pikiran-pikiran negatif akan diri sendiri maupun pasangan, yang bila dibiarkan berlarut-larut dapat menimbulkan stres berat. 

Cara mengatasi: 

Perubahan fisik seperti stretchmark atau jahitan operasi sesar adalah tanda cinta seorang ibu terhadap anaknya. Bunda tak perlu merasa malu atau tidak percaya diri karena tanda itu adalah bukti perjuangan seorang ibu. Untuk payudara mengendur atau badan yang membesar bisa diusahakan dengan diet dan olahraga yang tepat.

Cobalah untuk berkonsultasi dengan ahli gizi untuk menemukan metode diet yang sesuai. Jangan lupa untuk mengkomunikasikan apa yang Bunda rasakan pada pasangan. Minta pasangan untuk memberikan afirmasi positif secara rutin ya! Bunda pun bisa mencoba padu padan baju untuk membuat penampilan lebih menarik. 

  1. Tidak memiliki penghasilan sendiri

Perubahan lain yang mungkin Bunda rasakan setelah memiliki anak adalah keluar dari kantor atau pekerjaan sebelumnya. Hal ini terjadi karena banyak faktor, seperti tidak ada yang membantu mengurus anak, keinginan untuk mengurus anak sendiri, dan lainnya. Di lain sisi, keputusan tersebut membuat Bunda tidak lagi memiliki penghasilan sendiri. Situasi ini sering kali membuat Bunda merasa tidak percaya diri karena harus bergantung pada suami. Bunda juga merasa sungkan untuk meminta dari suami, karena tidak ingin merepotkan. 

Cara mengatasi:

Saat ini ada banyak pekerjaan yang bisa Bunda lakukan sambil menjaga anak di rumah. Meski mungkin tidak sebesar penghasilan di kantor, yang terpenting Bunda tetap aktif dan memiliki penghasilan kecil-kecilan. Bunda bisa menjadi reseller, bisnis makanan, atau agen MLM. 

Selain itu, bicarakan bersama suami mengenai pemasukan-pengeluaran bulanan agar suami tahu mengenai anggaran rumah tangga. Bila memang ada kebutuhan, sampaikanlah secara terus terang. Ingatkan pada diri sendiri ya Bunda, bahwa tugas suamilah untuk memenuhi kebutuhan lahir serta batin dalam rumah tangga. 

  1. Meninggalkan anak untuk bekerja

Berkebalikan dengan poin sebelumnya, ada juga beberapa ibu yang harus merelakan kebersamaan dengan anaknya untuk kembali bekerja. Ada keinginan untuk berhenti bekerja namun tidak bisa dilakukan karena masalah finansial, kontrak kerja yang mengikat, maupun faktor-faktor lainnya yang memaksa ibu untuk tetap bekerja. Hal ini juga bisa membuat Bunda merasa tidak percaya diri, terlebih banyak omongan di luar sana yang mengatakan bahwa seorang ibu kodratnya harus di rumah. Bunda mungkin takut anak akan terlambat perkembangannya, kurang perhatian, dan sebagainya. 

Cara mengatasinya:

Bila ketakutan terbesar adalah anak kurang perhatian, Bunda bisa meluangkan waktu setiap kali pulang kerja untuk sekadar bermain atau mengobrol dengan anak. Pastikan Bunda juga meluangkan waktu di weekend untuk tidak bekerja dan menghabiskan waktu bersama anak. Jelaskan pada anak bahwa Bunda bekerja untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan, namun walau bekerja, Bunda tetap memikirkan anak-anak. Bunda bisa menceritakan pada anak mengenai sosok wanita-wanita yang berkarir, sehingga timbul rasa bangga pada anak akan ibu yang bekerja.  

  1. Merasa salah mendidik anak

Saat anak melakukan kesalahan, Bunda mungkin sering merasa salah mendidik mereka. Bunda merasa tidak percaya diri karena anak tidak berperilaku sesuai harapan. Belum lagi bila orang-orang sekitar ikut menyalahkan Bunda yang dianggap tidak bisa mendidik anak. 

Cara mengatasinya:

Pembentukan kebiasaan dan perilaku baik butuh waktu. Baik anak maupun ibu sedang sama-sama belajar memahami peran masing-masing. Oleh karena itu, sadari yuk bahwa hasil belajar tidak muncul secara instan dan berbuat salah itu wajar kok, dalam proses belajar. Saat anak salah, cobalah untuk tenangkan diri dulu ya, Bunda. Setelah itu, ajak anak bicara dan diskusikan solusi untuk mengatasi masalah dan saling memperbaiki diri. 

Ternyata banyak sekali ya, hal-hal yang membuat ibu tidak percaya diri! Mungkin masih ada hal-hal yang belum sempat dibahas oleh berbagai tips di atas. Menjadi wanita, apalagi seorang ibu, memang sulit. Akan tetapi Bunda tidak sendirian kok! Bunda juga bisa menceritakan rasa takut atau khawatir pada pasangan. Beberapa orang akan merasa lebih baik jika bisa berbagi dan menceritakan ketakutannya pada orang lain. Selain itu, melakukan me time untuk refreshing sejenak bukanlah hal yang salah. Bunda bisa membicarakannya dengan pasangan untuk menjaga si kecil bergantian ketika ingin melakukan me time. Hal lain yang harus diprioritaskan adalah rawat diri, sebagai bentuk tanda kita menyayangi diri sendiri ya, Bunda!

BACA: Kenali Istilah Mom’s Guilt: Rasa Bersalah Ibu

Sumber:

Baby Gaga. 2018. 20 Things All Moms Are Insecure About (But They Don’t Talk About It)

By Mardiana Hayati Solehah, M. Psi, Psikolog

Psikolog Klinis

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *