Suami Mengidam saat Istri Hamil? Kok Bisa?

Pada trimester pertama, ibu hamil seringkali mengalami berbagai keluhan, seperti mual, muntah, kram, dll, yang merupakan hal Yang wajar. Tapi kadang ada suami yang turut mengalami keluhan-keluhan yang mirip ibu hamil tersebut. Bahkan ada juga suami yang ikut mengidam saat istrinya hamil. Kok bisa? Apakah kondisi ini fakta atau mitos belaka?

BACA: Mengidam, Benarkah Sekedar Manja?

Suami Ngidam: Mitos atau Fakta?

Suami mengidam dan mengalami berbagai keluhan kehamilan saat istrinya sedang hamil ternyata bukanlah mitos belaka. Kondisi ini sering disebut dengan istilah kehamilan simpatik atau sindrom couvade.

Sindrom couvade diambil dari bahasa Prancis “couve” yang berarti “menetaskan” atau “menetas”. Istilah ini pertama kali diperkenalkan antropolog Edward Burnett Tylor pada tahun 1985. Dengan kata lain, sindrom ini sudah muncul sejak lama dan beberapa pria pernah mengalaminya.

Sindrom couvade umumnya terjadi saat usia kehamilan istri memasuki trimester pertama dan ketiga, atau beberapa minggu sebelum persalinan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di St. George University, London, Inggris, sekitar 20-80% pria di dunia mengalami sindrom couvade di trimester pertama dan ketiga sang istri. Wah, ternyata cukup banyak ya, Bun!

Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab sindrom couvade, namun para ahli percaya bahwa sindrom ini timbul mungkin karena suami sangat berempati kepada istri yang sedang hamil, sehingga menyebabkan kecemasan. Rasa cemas yang berlebih dapat memicu tubuh mengeluarkan hormon stres atau kortisol.

Dalam waktu yang panjang, hormon kortisol dapat menurunkan kadar testosteron dan meningkatkan kadar hormon prolaktin. Tingginya kadar hormon prolaktin dalam tubuh inilah yang dapat menyebabkan timbulnya gejala menyerupai ibu hamil.

BACA: Benarkah Jika Ngidam Tidak Dituruti, Anak Jadi Ileran?

Gejala Sindrom Couvade

Suami mengidam merupakan salah satu gejala yang timbul karena kehamilan simpatik atau sindrom couvade. Sindrom couvade tak hanya dapat menyebabkan suami mengidam, Bun, tapi juga bisa membuat suami mengalami berbagai gejala yang mirip dengan keluhan ibu hamil, seperti :

  • Perut kembung
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit perut
  • Mood swings (perubahan suasana hati yang cepat)
  • Gangguan tidur
  •  Kram kaki
  • Nyeri punggung
  • Penurunan libido atau gairah seks
  • Depresi
  • Perubahan selera makan

Gejala sindrom couvade pada suami umumnya berbeda-beda pada masing-masing orang.  Sindrom ini pun biasanya hanya bersifat sementara dan akan hilang dengan sendirinya setelah bayi lahir. Tak hanya suami, sindrom couvade juga dapat dialami oleh orang terdekat yang memiliki ikatan batin dengan ibu hamil, seperti teman atau sahabat.

Cara Mengatasi Sindrom Couvade

Sindrom couvade sebenarnya bukanlah penyakit resmi dalam medis. Istilah ini dipakai untuk menamai fenomena suami yang mengidam atau merasakan berbagai keluhan kehamilan saat istrinya sedang hamil. Oleh karena itu, tidak ada obat yang dapat mengatasi sindrom ini karena keluhan pada sindrom couvade umumnya akan hilang dengan sendirinya.

Sindrom couvade pada suami sering dikaitkan dengan kecemasan dan stres. Rasa cemas, khawatir, dan stres yang dialami oleh suami dapat disebabkan karena rasa simpatinya kepada istri yang sedang hamil serta kekhawatiran yang muncul karena tanggung jawab baru sebagai calon ayah. Sangat penting bagi suami untuk mengelola stres dengan baik saat istri hamil.

Cobalah untuk rutin mengobrol mengenai kehamilan dengan suami. Bunda dapat membahas segala kekhawatiran yang dirasakan oleh Bunda atau suami, lalu bersama-sama mencari solusinya. Selain itu, ajak juga suami berdiskusi mengenai cara mengasuh anak yang ideal serta bagaimana peran sebagai orangtua yang Bunda dan suami akan jalani nanti.

BACA: Kenapa Ibu Hamil Ingin Makan Manis-manis?

Dengan saling berdiskusi dan menyemangati satu sama lain, hal ini dapat membantu mengurangi rasa stres pada suami sehingga mengurangi risiko terjadinya sindrom couvade.

Bunda dan suami pun juga dapat mengikuti kelas prenatal untuk mendapatkan segala informasi seputar kehamilan serta meningkatkan kualitas hubungan antara Bunda dan suami.

Melalui kelas prenatal, suami juga dapat berbagi pengalaman dengan calon ayah lainnya tentang bagaimana mendukung kehamilan istri atau bagaimana mempersiapkan diri untuk menjadi seorang ayah. Dengan demikian, suami akan menjadi lebih siap dan percaya diri untuk mendampingi Bunda selama kehamilan serta menjalani peran baru sebagai ayah nantinya.

Sindrom couvade sebenarnya bukanlah gejala yang serius dan dapat hilang dengan sendirinya setelah bayi lahir. Akan tetapi, jika gejala-gejala dari kehamilan simpatik ini terasa makin intens dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya Bunda dan suami segera melakukan konsultasi ke dokter. 

BACA: Apakah Hamil Kebo Pertanda Buruk bagi Janin?

Sumber:

Healthline. 2020. What Is Couvade syndrome?

Babycenter. 2021. Couvade syndrome (sympathetic pregnancy)

Parents. 2020. Pregnancy Symptoms in Men Are Real—and They Have a Name

By Mardiana Hayati Solehah, M. Psi, Psikolog

Psikolog Klinis

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *