6 Tips Menghindari Pertengkaran Kakak-Adik

Sudah menjadi hal yang lumrah jika hubungan kakak dan adik sering diwarnai oleh pertengkaran. Ada saja hal-hal yang bisa menimbulkan pertengkaran, mulai dari hal besar hingga hal sepele. Semua orang memiliki perbedaan karakter, kebiasaan, dan pola pikir. Bahkan saudara kandung yang dibesarkan oleh orangtua yang sama pun berbeda. Perbedaan tersebut sangat rentan menjadi sumber konflik. 

BACA: Bagaimana Menyiapkan Anak Menjadi Kakak

Teriakan kakak, tangisan adik, serta berbagai adu mulut, hingga adu fisik di rumah membuat suasana rumah menjadi ribut. Perkelahian kakak-adik tak jarang membuat Bunda menjadi ikut marah. Walaupun pertengkaran kakak-adik umum terjadi, namun semua orangtua pasti ingin anak-anaknya akur. Berikut ini adalah beberapa tips agar kakak adik lebih akur di rumah, yaitu: 

Stop membandingkan anak

Tanpa disadari orang tua kerap membandingkan anak, seperti menyatakan. “Kenapa sih susah banget gosok gigi? Coba lihat kakak, dia pintar sekali gosok gigi sendiri.”Kalimat-kalimat serupa di atas sering terdengar di rumah. Dengan maksud untuk memotivasi anak agar sepintar kakaknya dalam melakukan suatu hal. Akan tetapi, bukannya memotivasi, anak justru merasa kakaknya merupakan rival yang membuat image dirinya menjadi lebih buruk.

Anak yang sering dibandingkan dengan saudara kandungnya akan berpikir bahwa orangtua lebih menyayangi kakak atau adiknya. Kondisi ini akan menimbulkan rasa iri dan persaingan yang tidak sehat antar saudara. Oleh karena itu, apapun aturan yang orang tua hendak terapkan dan harapkan dari anak, jangan membandingkan anak agar mereka tidak merasa ada yang lebih baik dan lebih disayang daripada dirinya.

● Beri privasi untuk masing-masing anak

Penyebab kakak adik tidak akur salah satunya adalah karena mereka harus membagi banyak hal sedari kecil. Kakak dan adik harus berbagi orang tua, berbagi mainan, berbagi waktu keluarga, dan berbagi perhatian.Tidak adanya ruang privasi untuk masing-masing anak membuat mereka terus terdesak dan tertekan untuk selalu berbagi dengan saudaranya sepanjang waktu. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa muak, kesal, yang kemudian memicu konflik. Anak pun merasa bahwa mereka harus berebut perhatian maupun banyak hal dari saudara kandungnya. 

Cobalah untuk memberi privasi dengan cara memberikan ruang sendiri bagi tiap anak. Bunda bisa memberikan kamar sendiri untuk tiap anak jika memungkinkan. Bila kamar lain tidak tersedia, Bunda dapat menyiapkan tempat tidur yang berbeda maupun sudut khusus untuk kakak dan adik. Setiap sudut memiliki nama dan barang-barang milik masing-masing anak. Biarkan anak merasa sudut tersebut adalah ruang privasi mereka. 

Atur waktu untuk berkegiatan bersama

Membuat kakak adik akur bisa juga dengan mengajak mereka melakukan kegiatan yang disukai bersama. Bunda bisa mengajak kakak-adik untuk membuat pizza bersama, menonton film kartun favorit di bioskop bersama, pergi ke kebun binatang, atau pergi camping dan hiking. Kegiatan yang dilakukan bersama-sama akan membuat kakak dan adik akur dan menguatkan ikatan mereka satu sama lain.

● Buat kondisi keluarga yang positif dan penuh apresiasi

Seringkali kakak dan adik tidak akur karena keduanya sudah menganggap satu sama lain sebagai saingan. Hal ini menyebabkan kakak dan adik tidak lagi bisa melihat sisi positif satu sama lain. Cobalah  membuat kebiasaan positif dengan mengapresiasi dan memuji setiap anggota rumah setiap hari. Setiap anggota keluarga harus mencari satu hal yang dapat diapresiasi dan dipuji dari anggota lainnya.

Misalnya, kakak mengapresiasi adik karena sudah mau sabar menunggu giliran bermain ayunan di taman. Sebaliknya, adik mengapresiasi kakak karena sudah mau membantunya mengangkat mainan yang berat untuknya. Orang tua pun harus ikut saling mengapresiasi.  

Jangan mengunggulkan salah satu anak

Jika kakak dan adik tidak akur dan sedang bertengkar karena mainan, pastikan Bunda tidak berpihak pada salah satunya. Bunda bisa ajak keduanya duduk bersama dan berdiskusi mencari jalan tengah. Jangan menyalahkan salah satu anak dan membuat kesan adanya anak yang lebih difavoritkan. Pastikan kompromi dan diskusi membuahkan hasil manis untuk keduanya dan beri aturan yang jelas. Misalnya, kakak boleh bermain duluan 15 menit, setelahnya adik boleh memainkannya juga selama 15 menit. Jadilah wasit yang adil dan tegas untuk aturan yang telah disepakati bersama.

● Beri waktu khusus untuk masing-masing anak

Sebagai orangtua, kakak dan adik kerap mencari perhatian dari Bunda. Untuk meminimalisir perselisihan, Bunda bisa menjadwalkan waktu khusus untuk sang kakak dan untuk sang adik. Misalnya, pada hari Sabtu ini Bunda menjadwalkan kegiatan seharian hanya bersama kakak di luar rumah.

Minggu depan giliran Bunda menghabiskan waktu berdua hanya dengan sang adik. Dengan cara ini, kakak dan adik memiliki waktu yang penuh bersama Bunda tanpa harus berbagi. Cara ini juga secara langsung memberikan waktu sendiri bagi sang kakak atau adik yang ditinggal di rumah.

Tentunya membuat kakak dan adik akur memerlukan kedisiplinan dan kesabaran dari orang tua. Oleh karena itu, Bunda perlu banyak bersabar dan konsisten memberikan contoh yang baik pada anak-anak. Semoga cara di atas berguna untuk diterapkan di rumah, ya!

BACA: Mendidik Anak Tunggal dengan Anak Bersaudara, Adakah Bedanya?

Sumber:

Aha Parenting. Siblings 101

Verywell Family. 2021. What to do id your kids just don’t get along

Child Mind Institute. How to help siblings get along

By Mardiana Hayati Solehah, M. Psi, Psikolog

Psikolog Klinis

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *