Bullying pada Anak: Hal-Hal yang Perlu Diwaspadai Oleh Orangtua

Bullying adalah perilaku kekerasan atau penindasan yang terjadi berulangkali dan dilakukan secara sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang, yang tertuju pada korban tertentu. Meski topik tentang bullying sudah banyak disorot dan dibahas, baik di sekolah maupun masyarakat, bullying tetap masih merajalela.

Bullying bisa terjadi baik secara langsung maupun online. Tidak hanya dialami oleh orang dewasa, bullying dapat dialami pula oleh anak-anak. Tidak hanya di dunia nyata. Saat ini, cyberbullying makin sering terjadi melalui media sosial, SMS/teks, email, atau platform online tempat anak-anak berinteraksi.  

Penyebab Anak Menjadi Pelaku Bullying

  • Kekerasan dalam rumah tangga

Anak umumnya melakukan kekerasan pada orang lain karena mencontoh dari Ayah atau Bundanya, maupun anggota keluarga lain serta lingkungan sekitar. Jika di rumah mereka sering melihat atau merasakan kekerasan, di luar mereka berpotensi besar untuk melakukan itu pada orang lain. Anak yang sering terpapar dengan kekerasan pun akan menganggap kekerasan sebagai hal yang wajar dan tidak lagi merasa cemas maupun bersalah saat melakukan kekerasan. 

  • Kurangnya perhatian orangtua

Kebanyakan anak yang melakukan bullying adalah anak-anak yang kurang mendapat perhatian. Mungkin saja Ayah dan Bundanya terlalu sibuk dengan pekerjaan, sehingga waktu untuk anak menjadi sedikit. Bisa juga orangtua terlalu sibuk dengan gawai, yang mengakibatkan anak kurang mendapatkan perhatian. Anak yang kurang perhatian cenderung berperilaku ekstrem untuk menarik perhatian orangtua. 

  • Pengaruh negatif media

Terlalu banyak menonton tayangan yang buruk di televisi atau sosial media bisa jadi penyebab anak melakukan bullying. Saat menonton tayangan yang tak seharusnya, apalagi bila mereka tidak didampingi orang tua, membuat anak tidak mengerti makna tontonan tersebut, bahkan dapat mengakibatkan mereka mencontoh perilaku tersebut. 

  • Pengaruh negatif lingkungan

Banyak juga pelaku bullying yang terdampak karena pengaruh negatif lingkungan. Bisa jadi anak Bunda berteman dengan teman yang buruk dan senang menindas orang lain. Akibat tidak ingin kehilangan teman, dianggap tidak setia kawan, atau khawatir akan menjadi sasaran berikutnya, lalu anak Bunda pun jadi ikut-ikutan menindas orang lain. 

BACA: 7 Dampak Negatif Bertengkar di Depan Anak

Dampak Bullying pada Anak

Anak-anak yang mengalami bullying dapat mengalami masalah kesehatan fisik, sosial, emosional, akademik, dan mental yang negatif. Selain itu, ada beberapa dampak lain yang mungkin dirasakan anak, yaitu: 

  • Depresi dan kecemasan

Bullying dapat meningkatkan perasaan sedih dan kesepian, perubahan pola tidur dan makan, serta hilangnya minat pada aktivitas yang biasa anak nikmati. Masalah-masalah ini bahkan dapat bertahan hingga dewasa.

  • Keluhan kesehatan

Banyak anak yang depresi dan cemas akibat ditindas, kemudian mengalami keluhan kesehatan, seperti muntah-muntah, sakit kepala, demam, dan lain sebagainya. Gangguan pada kesehatan mental memang membawa pengaruh buruk juga bagi kesehatan fisik karena keterkaitan antara fisik maupun psikis. 

  • Penurunan prestasi akademik

Dampak bullying pada anak SD atau tingkat sekolah lainnya adalah penurunan prestasi akademik. Nilai-nilai di sekolah menjadi turun karena mereka jadi tidak berkonsentrasi di sekolah, sering mengantuk karena kurang tidur, dan banyak faktor lainnya. Anak juga lebih cenderung bolos atau bahkan putus sekolah.

Tips Agar Anak Dapat Terhindar dari Bullying

Menyaksikan anak Bunda mengalami rasa sakit fisik dan emosional dari bullying atau cyberbullying pasti sangat menyedihkan. Beberapa orang tua tidak yakin harus mulai dari mana untuk membantu menghindarkan anak-anak dari perundungan dan kekerasan. Berikut beberapa tips yang bisa Bunda lakukan untuk menghindari anak dari bullying, yaitu : 

  • Ajari anak tentang bullying

Begitu anak-anak mengetahui apa itu bullying, anak akan dapat mengidentifikasinya dengan lebih mudah. Mereka pun mungkin dapat lebih terbuka pada Bunda akan apa yang terjadi pada mereka di sekolah, atau di tempat umum. Mereka mungkin juga bisa bercerita jika ada temannya atau orang lain yang mengalami perundungan. 

  • Bangun komunikasi yang terbuka

Jika ingin anak terbuka pada Bunda, Bunda juga harus sering bercerita pada mereka. Biasakan kebiasaan bercerita ini sebagai sesuatu yang menyenangkan. Jangan intimidasi cerita anak atau memarahinya saat mereka bercerita sesuatu yang jujur. Bila Bunda melakukannya, anak akan jadi segan dan tidak akan mau menceritakan kembali keseharian mereka pada Bunda. 

  • Periksa keseharian anak-anak Anda

Tanyakan keseharian mereka setiap hari. Misalnya saja, kegiatan yang mereka lakukan di sekolah, perasaan mereka, atau apapun. Dengan begitu, Bunda jadi tahu tentang kehidupan si kecil saat jauh dari Bunda. Anak pun akan merasa diperhatikan dan dihargai.

  • Bantu anak jadi lebih percaya diri 

Cara lain untuk menghindari dampak bullying pada anak adalah dengan membangun kepercayaan diri mereka. Bunda bisa memberi apresiasi saat anak berhasil melakukan sesuatu, menasehati tanpa mengintimidasi saat mereka melakukan kesalahan, dan mendorong mereka melakukan berbagai kegiatan positif. Misalnya saja coba ajak anak untuk mendaftar di kelas atau bergabung dengan kegiatan yang mereka sukai, seperti kelas menari, menggambar, basket, dan sebagainya. Ini juga akan membantu membangun kepercayaan diri serta membangun relasi bersama teman-teman dengan minat yang sama.

  • Jadilah panutan

Ada tiga pihak dalam bullying,  yaitu korban, pelaku, dan pengamat.  Jika anak Bunda bukan korban bullying, jangan sampai mereka menjadi pelaku. Cobalah menjadi panutan yang positif agar mereka pun menghormati dan baik kepada teman sebayanya. Jika Bunda memberi contoh yang buruk, seperti suka memukul, mencubit, dan membentak, maka anak pun bisa berlaku seperti itu juga pada orang lain. Tanamkan juga sikap kepedulian pada anak, supaya mereka dapat membantu teman atau setidaknya melaporkan jika melihat tindakan bullying.

BACA: Bagaimana Menumbuhkan Empati Sejak Dini pada Anak

Sumber:

Merdeka.com. 2020. Penyebab Bullying pada Anak

Kids Health. Helping Kids Deal With Bullies

Stop Bullying. 2021. Effects of Bullying

By Mardiana Hayati Solehah, M. Psi, Psikolog

Psikolog Klinis

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *