4 Risiko Rematik bagi Kehamilan

Apakah Bunda sering merasakan nyeri sendi? Hati-hati, karena bisa jadi hal tersebut adalah gejala rematik. Rheumatoid arthritis atau rematik merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan nyeri sendi yang dapat menyebabkan sendi membengkak, kaku, atau bahkan tidak dapat berfungsi. Gangguan sendi ini disebabkan karena adanya kesalahan sistem imun yang menyerang sinovium atau membran yang melapisi sendi dalam tubuh.

Rematik dapat menyerang siapa saja, termasuk ibu hamil. Sistem kekebalan tubuh yang cenderung menurun saat hamil dapat membuat ibu hamil rentan mengalami rematik. Menurut Arthritis Foundation, sekitar 70 persen wanita hamil berpotensi mengalami gejala rematik ketika memasuki trimester kedua kehamilan.

BACA: Kenali Gejala GERD pada Ibu Hamil dan Cara Mengatasinya

Risiko Rematik saat Hamil

Penyakit rematik dapat menyerang wanita di masa suburnya bahkan sejak proses pembuahan. Gejalanya pun dapat dialami selama kehamilan bahkan sampai proses persalinan. Gejala rematik saat hamil dapat meliputi nyeri sendi, pembengkakan serta rasa kaku pada sendi. Selain itu, gangguan sendi ini juga dapat disertai dengan gejala demam, kelelahan dan penurunan berat badan.

Perubahan hormon selama kehamilan dapat memperburuk kondisi rematik pada sebagian ibu hamil. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi rematik pada ibu hamil dapat berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan, seperti:

1.    Preeklampsia

Ibu hamil yang memiliki gangguan kekebalan tubuh berpotensi memiliki tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan preeklampsia. Gangguan kehamilan seperti preeklampsia biasanya ditandai dengan tekanan darah tinggi, pusing, serta kelelahan. Jika dibiarkan, kondisi preeklampsia yang parah dapat menjadi pemicu eklampsia yang dapat menimbulkan kejang serta kematian pada ibu dan janin.

2.    Kelahiran prematur

Risiko lainnya dari rematik saat hamil adalah kelahiran prematur. Menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal Arthritis and Rheumatism yang dilakukan pada 440 wanita hamil, menunjukkan bahwa wanita dengan kondisi rematik yang parah memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi prematur.

Kelahiran prematur dapat menyebabkan berbagai dampak negatif pada bayi seperti gangguan pernapasan, bayi lahir dengan berat badan rendah, serta berbagai gangguan pada fungsi organ tubuh.

3.    Bayi lahir dengan berat badan rendah

Berdasarkan data dari Taiwan’s National Health Insurance Research Database (NHIRD), ibu hamil yang mengalami rematik saat kehamilan memiliki risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Hal ini juga didukung oleh sebuah studi tahun 2009 yang menyatakan bahwa ibu hamil yang memiliki gangguan rematik yang tidak diatasi selama kehamilan berpotensi melahirkan bayi dengan ukuran yang kecil.

4.    Insomnia

Saat rematik, peradangan kronik dan rasa nyeri yang hebat pada sendi dapat mengganggu aktivitas serta akan membuat ibu hamil kesulitan tidur. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, hal ini dapat menyebabkan insomnia yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu hamil dan janin. Selain itu, kurang tidur pada ibu hamil dapat meningkatkan berbagai risiko komplikasi kehamilan seperti anemia, hipertensi, dan kelahiran prematur.

Cara Mencegah Rematik saat Hamil

Gejala rematik mungkin akan memburuk karena perubahan hormon saat kehamilan terutama bagi Bunda yang memiliki riwayat rematik sebelumnya. Untuk itu, Bunda perlu mengkonsultasikan hal ini ke dokter agar dokter dapat memberikan obat yang aman bagi kehamilan dan nyeri sendi yang Bunda rasakan dapat teratasi.

Selain itu, Bunda juga dapat mengurangi risiko terkena rematik saat hamil dengan menerapkan pola hidup sehat selama kehamilan, seperti:

  • Penuhi kebutuhan nutrisi dengan asupan yang bergizi.
  • Konsumsi makanan atau minuman yang mengandung kalsium dan vitamin D.
  • Lakukan olahraga ringan secara rutin seperti berjalan kaki atau yoga ibu hamil.
  • Hindari mengkonsumsi alkohol dan merokok.
  • Kelola stres saat hamil dengan baik.
  • Hindari kenaikan badan secara berlebihan saat hamil

Rematik saat hamil merupakan salah satu gangguan kesehatan yang tidak boleh disepelekan. Gejala rematik yang dibiarkan tanpa diatasi dapat menyebabkan berbagai komplikasi kehamilan yang membahayakan ibu dan janin.

Jika Bunda mengalami gejala nyeri sendi yang tidak tertahankan saat kehamilan, segera konsultasikan kondisi ini ke dokter kandungan agar dokter dapat meresepkan pengobatan yang aman bagi kehamilan. Jangan lupa untuk selalu menerapkan pola hidup sehat selama kehamilan dan lakukan olahraga ringan agar Bunda dapat terhindar dari bahaya rematik yang dapat mengintai selama kehamilan.

BACA: 4 Komplikasi Kehamilan yang Paling Sering Terjadi 

Sumber:

Healthline. 2020. Rheumatoid Arthritis and Pregnancy: What You Need to Know

Webmd. 2014. How Rheumatoid Arthritis Affects Pregnancy

Medical News Today. 2018. What to know about rheumatoid arthritis during pregnancy

By dr. Fella Halimah Pratami, Sp.OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *