Saat menuju periode menstruasi atau yang sering disebut dengan istilah Premenstrual Syndrome (PMS), umumnya wanita mengalami berbagai macam gangguan kesehatan seperti kram perut dan nyeri payudara. Tapi ternyata gejala-gejala ini juga dialami oleh wanita yang sedang memasuki masa kehamilan.
Awal menstruasi dan kehamilan memang memiliki gejala yang hampir mirip. Hal ini disebabkan karena keduanya dimulai dengan proses yang sama, yaitu proses ovulasi. Ovulasi adalah periode waktu ketika indung telur atau ovarium melepaskan sel-sel telur matang yang siap dibuahi oleh sel sperma. Namun, jika tidak ada sperma yang membuahi sel telur, sel telur ini akan mati dan luruh dalam rahim sehingga vagina mengeluarkan darah yang disebut sebagai proses menstruasi.
Walaupun memiliki banyak kemiripan, gejala menstruasi dan hamil memiliki perbedaan tersendiri. Untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa perbedaan tanda menstruasi dan kehamilan yang dilihat dari setiap gejalanya:
1. Nyeri payudara
Menstruasi: Nyeri payudara merupakan salah satu gejala menstruasi atau PMS yang cukup umum. Selain nyeri ringan, payudara juga dapat terasa penuh dan bengkak. Kondisi ini terjadi karena kadar hormon estrogen dalam tubuh menurun dan hormon progesteron meningkat. Nyeri payudara biasanya terjadi saat sebelum dan awal menstruasi lalu akan membaik karena kadar progesteron mulai menurun.
Hamil: Nyeri payudara di awal kehamilan cenderung lebih signifikan bila dibandingkan nyeri payudara saat PMS. Gejala ini biasanya terjadi pada saat trimester awal kehamilan. Di fase ini payudara akan terasa bengkak, perih, dan juga sensitif. Selain itu, ukuran payudara juga akan membesar dan puting serta areola (area sekitar puting yang warnanya lebih gelap) akan menjadi lebih besar.
2. Perubahan mood
Menstruasi: Saat PMS, mungkin Bunda akan merasa lebih cepat tersinggung dan lebih sensitif. Perubahan mood ini juga dapat membuat Bunda menjadi lebih mudah menangis dan sering merasa cemas. Namun, biasanya gejala ini akan menghilang saat Bunda mulai menstruasi.
Hamil: Perubahan mood atau mood swing juga dapat terjadi di masa kehamilan. Namun, gejala ini akan berlangsung selama 9 bulan atau sampai Bunda melahirkan. Perubahan suasana hati ini akan membuat Bunda lebih emosional sehingga Bunda dapat merasa bersemangat namun juga mudah merasa sedih.
3. Perdarahan
Menstruasi: Perdarahan umumnya tidak terjadi pada saat PMS. Namun, pendarahan akan dimulai saat menstruasi dan alirannya akan semakin deras dengan durasi hingga satu minggu. Perdarahan saat menstruasi kondisi ini terjadi karena luruhnya endometrium atau dinding rahim yang berisi pembuluh darah dan cairan lendir.
Hamil: Awal kehamilan dapat ditandai dengan perdarahan yang cenderung ringan yang hanya berupa flek atau bercak darah berwarna coklat. Keluarnya bercak ini dapat berlangsung 1 hingga 2 hari pada di awal kehamilan. Bila perdarahan berlangsung lama dan/atau banyak, segera periksa ke dokter kandungan Bunda.
4. Mual
Menstruasi: Sebagian orang mungkin akan mengalami gejala mual saat awal menstruasi. Gejala ini biasanya juga disertai dengan kram perut, pencernaan yang terasa kurang nyaman dan sakit kepala. Gejala mual saat PMS biasanya akan berkurang ketika sudah memasuki fase menstruasi.
Hamil: Mual dan muntah merupakan gejala yang normal dialami saat kehamilan. Biasanya kondisinya terjadi di trimester pertama dan sering disebut dengan istilah morning sickness karena kerap kali terjadi di pagi hari. Mual saat hamil juga dapat dipicu oleh bau-bauan yang menyengat.
5. Kelelahan
Menstruasi: Pada saat beberapa hari sebelum menstruasi tubuh akan cenderung terasa lemas dan mudah lelah karena adanya peningkatan hormon progesteron. Namun gejala ini akan berlangsung hilang saat menstruasi di mulai. Rasa lemas dan lelah tanda menstruasi pun umumnya tidak begitu parah dan cenderung ringan.
Hamil: Sama seperti awal menstruasi, saat hamil tubuh akan mengalami peningkatan hormon progesteron sehingga akan merasa lemah, lelah, dan lesu. Namun gejala ini dapat berlangsung sepanjang kehamilan dan gejala kelelahan yang dirasakan pun akan lebih signifikan bila dibandingkan dengan kelelahan saat PMS.
6. Nafsu makan
Menstruasi: Umumnya PMS dapat membuat nafsu makan menjadi bertambah. Kondisi ini biasanya membuat Bunda menginginkan makanan yang asam, pedas, ataupun manis. Namun. Setelah menstruasi dimulai, nafsu makan akan kembali normal.
Hamil: Nafsu makan juga dapat meningkat drastis ketika Bunda sedang hamil. Biasanya ibu hamil memiliki keinginan untuk makan-makanan tertentu atau yang biasa disebut dengan ngidam. Selain itu, penciuman ibu hamil akan menjadi lebih sensitif sehingga bau-bau tertentu dapat membuatnya mual atau muntah.
7. Kram perut
Menstruasi: Menstruasi dapat menyebabkan kram perut yang cukup parah. Biasanya kram perut ini terjadi di awal menstruasi selama 1-2 hari. Kram perut ini timbul karena dinding rahim berkontraksi agar dapat mengalirkan darah menstruasi.
Hamil: kram perut di awal kehamilan biasanya cenderung lebih ringan bila dibandingkan kram perut saat menstruasi. Rasa nyeri ini umumnya timbul di bagian bawah perut atau punggung bawah. Kondisi ini dapat berlangsung lebih lama yaitu sekitar beberapa minggu atau beberapa bulan.
Itulah beberapa perbedaan tanda awal menstruasi dan juga kehamilan. Namun untuk memastikannya, Bunda dapat melakukan tes kehamilan dengan menggunakan test pack atau pergi ke dokter kandungan. Selain itu, biasakan untuk mencatat tanggal menstruasi agar siklus menstruasi Bunda dapat terpantau dengan baik terutama bagi Bunda yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur.
Sumber:
Healthline. 2018. PMS Symptoms vs. Pregnancy Symptoms
Medical News Today. 2020. How to Tell the Difference between PMS and Pregnancy Symptoms
Medicine net. 2022. PMS vs. Pregnancy: Differences and Similarities