Janin Tidak Berkembang, Kenali Penyebab dan Tandanya

janin tidak berkembang, diary bunda

Janin tidak berkembang merupakan kondisi saat sel telur yang telah dibuahi sperma tidak berkembang menjadi embrio (bakal janin). Kondisi ini bisa terjadi pada trimester pertama kehamilan, tetapi tidak selalu terjadi berulang kali. Jadi, ibu hamil yang mengalaminya bisa mencoba merencanakan kehamilan lagi, ya.

Janin Tidak Berkembang dan Penyebabnya

Janin tidak berkembang atau disebut juga hamil kosong (blighted ovum) adalah kondisi ketika kantung kehamilan tetap kosong meski pembuahan berhasil. Lebih tepatnya, tidak ada embrio yang terbentuk di dalamnya walau kehamilan sudah sempat terjadi dan hormon kehamilan (human chorionic gonadotropin) telah diproduksi.

Kondisi ini disebabkan oleh adanya masalah pada kromosom ibu hamil, suami, atau hasil pembuahan sel telur dan sperma itu sendiri. Masalah ini membuat sel-sel yang nantinya akan menjadi embrio menjadi tidak berkembang.

Di sisi lain, sel-sel yang nantinya akan menjadi kuning telur atau pemberi makan embrio tetap berkembang sehingga kantung kehamilan tetap terbentuk. Padahal, pada kehamilan normal, baik sel yang membentuk embrio maupun kuning telur terbentuk beriringan.

Tanda Janin Tidak Berkembang

Saat mengalami janin tidak berkembang, seseorang mungkin masih tetap merasakan gejala kehamilan. Ini karena pertumbuhan kuning telur dan bakal plasenta membuat tubuh tetap memproduksi hormon kehamilan. Padahal, tidak ada embrio di dalam rahim.

Oleh karena itu, terdapat beberapa tanda dan gejala terjadinya janin tidak berkembang yang penting untuk diketahui. Namun, perlu Bunda ingat, tanda-tanda ini bukan berarti seorang ibu hamil pasti sedang mengalami janin tidak berkembang, ya. Harus ada pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter untuk memastikannya, Bun.

Nah, sebagai informasi, berikut ini adalah beberapa tanda janin tidak berkembang:

1. Kram dan nyeri perut

Salah satu tanda janin tidak berkembang adalah kram atau nyeri pada perut atau panggul. Di sisi lain, kram perut juga merupakan salah satu gejala kehamilan yang normal. Hanya saja, kram perut yang normal pada ibu hamil biasanya mereda setelah Bunda berganti posisi.

2. Perdarahan

Perdarahan merupakan salah satu tanda yang sering muncul saat keguguran terjadi, termasuk saat janin tidak berkembang. Pada kondisi ini, perdarahan awalnya bisa berupa sedikit flek yang makin banyak seiring melebarnya leher rahim untuk mengeluarkan hasil pembuahan.

3. Payudara tidak nyeri lagi

Nyeri payudara adalah satu gejala kehamilan yang umumnya dirasakan pada 1–2 minggu setelah pembuahan. Nah, jika janin tidak berkembang, gejala kehamilan ini bisa saja berkurang atau tidak terasa lagi.

Meski terdapat beberapa tanda janin tidak berkembang, Bunda harus melakukan USG untuk memastikan apakah janinnya tidak berkembang. Hal ini karena hanya USG yang bisa memperlihatkan kantung kehamilan yang kosong.

Nah, jadi Bunda sebaiknya jangan mengira-ngira sendiri jika mengalami tanda janin tidak berkembang, ya. Segeralah konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan jawaban yang pasti.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan janin tidak berkembang, dokter akan mengeluarkan janin dari rahim melalui tiga pilihan cara, yaitu keguguran secara alami, kuret, atau penggunaan obat yang bisa memicu keguguran.

Nah, perlu diingat, terjadinya janin tidak berkembang bukan berarti ibu hamil pasti akan mengalaminya lagi, kok. Ada wanita yang akhirnya hamil dengan sehat meski sebelumnya mengalami hal ini.

Biasanya, dokter akan memberikan saran kapan ibu hamil yang mengalami janin tidak berkembang bisa merencanakan kehamilan lagi. Nah, sambil menunggu waktu yang tepat, Bunda bisa menjalani pola hidup sehat agar tubuh mampu mendukung perkembangan janin nantinya, ya.

Sumber:

National Health Service UK (2022). Miscarriage.

American Pregnancy Association. Healthy Pregnancy. Blighted Ovum.

Cleveland Clinic (2021). Blighted Ovum.

Leach, J. Baby Centre UK (2021). Pregnancy Health. What Is A Blighted Ovum?

Brusie, C. Parents (2023). Miscarriage. What Is a Blighted Ovum?

Miller, K. The Bump (2021). Blighted Ovum: What Does It Mean to Have an Anembryonic Pregnancy?

odd, N. WebMD (2023). Health & Pregnancy Guide. Blighted Ovum.

By dr. Kevin Adrian Djantin

Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *