Janin tidak bergerak tapi perut kencang bisa bikin khawatir ya, Bun. Kurangnya pergerakan janin mungkin akan membuat Bunda berpikir kalau ada apa-apa dengan janin di dalam kandungan. Namun, apakah hal ini selalu berbahaya? Untuk tahu jawabannya, yuk simak artikel ini.
Merasakan gerakan Si Kecil di dalam perut pasti menjadi momen yang Bunda tunggu-tunggu saat hamil, kan? Nah, momen spesial ini biasanya terjadi saat kehamilan sudah memasuki trimester 2, Bun, tepatnya antara minggu ke-16 sampai minggu ke-22.
Munculnya gerakan janin umumnya merupakan salah satu tanda bahwa janin dalam keadaan sehat. Jadi, tak heran apabila banyak ibu hamil yang mudah khawatir ketika janinnya terasa tidak bergerak, apalagi kalau hal ini muncul berbarengan dengan keluhan perut kencang atau kontraksi.
Apakah Kondisi Janin Tidak Bergerak tapi Perut Kencang Berbahaya?
Ketika janin bergerak, ibu hamil bisa merasakan tendangan halus dari dalam perut. Gerakan janin biasanya akan makin kuat dan lebih sering terasa seiring dengan bertambahnya usia janin, Bun.
Agar terbiasa, Bunda bisa mencatat waktu-waktu Si Kecil lebih aktif bergerak. Kebanyakan janin lebih aktif bergerak pada malam hari, yaitu sekitar pukul 9–12. Ini karena janin sedang mempersiapkan diri untuk tidur pada waktu tersebut. Namun, ada juga janin yang lebih aktif pada pagi atau sore hari.
Dengan mencatat setiap pergerakan janin, ibu hamil bisa menyadari dengan cepat bila janin tidak banyak bergerak. Pada waktu-waktu tertentu, misalnya ketika tidur, janin memang akan berhenti bergerak, Bun. Namun, bisa juga janin berhenti bergerak karena ada gangguan pada kandungan.
Pertanyaannya, apakah normal jika janin tidak bergerak tapi perut kencang? Jawabannya bisa normal, juga bisa tidak, Bun.
Perlu diketahui, perut kencang saat hamil biasanya terjadi saat usia kehamilan memasuki trimester ketiga. Keluhan ini bisa terjadi karena ibu hamil mengalami kontraksi palsu atau kontraksi asli.
Apabila ibu hamil merasa janin tidak bergerak tapi perut kencang, bisa jadi ini karena ibu hamil mengalami kontraksi palsu berbarengan dengan waktu ketika janin sedang tidur.
Selain terjadi saat kontraksi palsu, janin tidak bergerak tapi perut kencang juga bisa terjadi ketika kontraksi asli lho, Bun. Meski pada akhir trimester ketiga pergerakan janin melambat, janin akan bergerak aktif kembali ketika menjelang persalinan, Bun, terlebih jika sudah mulai merasakan kontraksi asli.
Janin yang tidak bergerak ketika kontraksi asli bisa terjadi karena rasa sakit di perut terlalu kuat, sehingga ibu hamil tidak bisa merasakan pergerakan janin yang sebenarnya ada. Biasanya, pergerakan janin ini akan terdeteksi ketika dokter memastikan kondisi janin melalui pemeriksaan cardiotocography (CTG).
Meski bisa normal-normal saja, janin tidak bergerak tapi perut kencang masih harus Bunda perhatikan, ya. Alasannya, kondisi ini juga bisa menandakan adanya gangguan pada janin di dalam perut, misalnya terlilit tali pusar, sehingga janin tidak bergerak meski perut terasa kencang akibat kontraksi.
Penanganan Janin Tidak Bergerak tapi Perut Kencang
Ada beberapa penanganan janin tidak bergerak tapi perut kencang, Bun. Apabila janin tidak bergerak belum terlalu lama dan rasa kencang di perut hilang timbul, Bunda jangan khawatir dulu, ya. Soalnya, kondisi ini biasanya normal terjadi karena Si Kecil sedang tidur.
Bunda bisa menunggu selama sekitar 2–3 jam sampai gerakan Si Kecil terasa aktif, yakni sebanyak sekitar 10 kali di dalam perut. Bunda juga bisa memancing Si Kecil untuk bergerak, lho. Caranya adalah dengan mengusap atau menekan lembut perut, mengajak Si Kecil berbicara, atau memutarkan lagu untuk Si Kecil.
Namun, kalau janin tidak bergerak dalam waktu lama dan disertai perut kencang yang terasa sangat kuat, sebaiknya Bunda langsung ke dokter, ya. Soalnya, kondisi ini bisa menjadi tanda bahwa waktu persalinan sudah makin dekat, apalagi kalau Bunda mengalami tanda persalinan lainnya, seperti air ketuban pecah.
Dokter akan memastikan kondisi janin yang tidak bergerak dengan menggunakan CTG sehingga aktivitas janin bisa terdeteksi. Apabila benar janin tidak bergerak saat sudah pembukaan, bisa jadi ada gangguan pada janin. Pada kondisi ini, dokter akan segera melakukan pertolongan untuk menolong ibu hamil dan janin. Salah satunya adalah dengan melakukan operasi caesar jika diperlukan.
Namun, apabila menurut pemeriksaan dokter janin ternyata bergerak dan dalam keadaan sehat, dokter akan membantu Bunda melahirkan sesuai dengan tahapan persalinan yang normal atau yang sudah direncanakan.
Jadi, sudah paham kan mengapa janin tidak bergerak tapi perut kencang. Apabila kondisi ini terjadi dan Bunda takut kesehatan Si Kecil terganggu, tak ada salahnya untuk langsung periksa ke dokter ya, Bun. Dengan memeriksakan diri ke dokter, Bunda bisa mengetahui penyebab serta mendapatkan penanganan lebih cepat.
Yang paling penting, jangan lupa untuk selalu melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter secara rutin ya, Bun. Dengan menjalani pemeriksaan kehamilan secara rutin, Bunda bisa tahu kondisi Si Kecil di dalam kandungan.
Sumber:
Health Service Executive (2023). Pregnancy and Birth. Timing Your Contractions – When to Go to The Hospital.
Cleveland Clinic (2023). Health Library. Pregnancy Discomforts.
Cleveland Clinic (2022). Symptoms. Quickening in Pregnancy.
Whiting, F. Baby Centre UK (2022). Is It True That Baby Movements Slow Down in Late Pregnancy?
Larson, J. Healthline (2023). Have Your Baby’s Movements Changed? Here’s When to Worry.
Booth, S. WebMD (2023). Braxton Hicks: False vs. Real Labor.
Watson, S. WebMD (2023). Feeling Your Baby Kick.