Efek bayi prematur saat dewasa bisa berbeda-beda. Seiring bertambahnya usia, sebagian orang yang lahir prematur mungkin mengalami perbedaan dalam aspek kesehatan daripada yang lahir cukup bulan. Namun, banyak faktor lain yang juga berperan sehingga dampak terlahir prematur bisa berbeda pada setiap orang.
Kehamilan normalnya berlangsung selama 39–40 minggu. Pada rentang usia ini, bayi dikatakan sudah cukup bulan dan siap dilahirkan karena pertumbuhan dan perkembangan organ vitalnya, seperti paru-paru dan otak, sudah cukup sempurna.
Namun, sebagian bayi bisa saja lahir sebelum ia cukup bulan. Bahkan, ada bayi yang lahir sebelum usia kehamilan genap 37 minggu. Bayi yang terlahir lebih awal dari waktu perkiraan lahir ini disebut bayi prematur.
Kelahiran prematur bisa terjadi karena berbagai hal, seperti hamil kembar, ketuban pecah dini, preeklamsia, hipertensi, atau diabetes. Lantas, apakah kelahiran prematur dapat berpengaruh ke kehidupan dan kesehatan seseorang saat ia dewasa?
Berbagai Efek Bayi Prematur Saat Dewasa
Melahirkan secara prematur tentu bukan harapan semua ibu hamil. Namun, terkadang ada kondisi tertentu yang membuat bayi jadi lahir lebih cepat sebelum usia kandungannya cukup bulan. Hal ini membuat bayi yang terlahir prematur kondisinya lebih lemah dan organ tubuhnya belum berkembang sepenuhnya.
Nah, jika buah hati atau Bunda sendiri lahir secara prematur, mungkin sempat terlintas pertanyaan, seperti apakah ada efek bayi prematur saat dewasa?”. Nah, perlu diketahui bahwa memang ada beberapa dampak lahir prematur yang sangat jarang tetapi mungkin saja dapat terjadi, yaitu:
1. Lebih lambat mempelajari sesuatu
Beberapa riset menyebutkan bahwa orang yang terlahir sebelum usia kandungan memasuki 32 minggu lebih berisiko mengalami keterlambatan dalam perkembangan kognitifnya. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan belajar orang yang terlahir prematur, sehingga tingkat kecerdasannya bisa saja terdampak.
Meski begitu, kecerdasan seseorang tidak bisa diukur hanya dari riwayat kelahirannya, ya. Ada banyak faktor lain yang juga turut berperan dalam membentuk kecerdasan seseorang, mulai dari pendidikan, lingkungan, asupan nutrisi, dan pola asuh. Jadi, tidak tentu semua orang yang lahir secara prematur mengalami efek ini.
2. Berisiko mengalami gangguan penglihatan
Pasalnya, sebagian orang yang terlahir prematur lebih berisiko mengalami retinopati, yaitu kondisi ketika pembuluh darah retina tidak berkembang optimal sehingga memengaruhi kemampuan melihat saat dewasa.
Retinopati sendiri bisa membaik apabila segera ditangani. Namun, pada kasus yang cukup berat kondisi ini bisa membuat seseorang kehilangan fungsi penglihatannya.
3. Berisiko mengalami gangguan pendengaran
Efek bayi prematur saat dewasa bisa memengaruhi pendengaran seseorang. Pada bayi yang lahir prematur, organ pendengarannya mungkin belum berkembang sempurna.
Akibatnya, mereka lebih rentan terhadap kerusakan atau gangguan fungsi pendengaran di kemudian hari. Meski begitu, kondisi ini pun bisa diatasi dan belum tentu terjadi pada semua orang yang lahir prematur ya.
4. Berisiko terkena asma dan PPOK
Penyakit atau gangguan pernapasan, seperti asma dan PPOK (penyakit paru obstruktis kronis), merupakan salah satu efek bayi prematur saat dewasa yang terjadi karena organ pernapasan yang belum berkembang sepenuhnya.
Selain itu, kelahiran prematur juga dapat memengaruhi sistem imun. Hal ini membuat tubuh jadi mudah mengalami infeksi dan rentan terjadi peradangan di paru-paru, sehingga risiko orang yang terlahir prematur untuk mengalami asma atau PPOK bisa meningkat.
5. Lebih berisiko mengalami penyakit jantung
Kelahiran prematur juga diketahui bisa berdampak pada meningkatnya risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, yaitu penyakit yang menyerang jantung dan pembuluh darah seperti penyakit jantung dan stroke.
Meski begitu, bukan berarti semua orang yang lahir prematur akan mengalami penyakit ini, ya. Beberapa faktor lainnya juga bisa memengaruhi seseorang terkena penyakit jantung, seperti menjalani gaya hidup tidak sehat, pola makan kurang baik, jarang olahraga, dan banyak merokok.
6. Berisiko memiliki gangguan sistem imun
Efek bayi prematur saat dewasa juga bisa membuat seseorang mengalami gangguan sistem imun. Ini karena sistem imunitas tubuhnya belum terbentuk sempurna, sehingga orang yang lahir prematur lebih rentan mengalami alergi dan berisiko menderita penyakit autoimun.
Namun, gangguan sistem imun ini tidak selalu terjadi pada semua orang yang terlahir prematur kok. Orang dewasa yang dulunya lahir prematur bisa juga memiliki sistem imun yang kuat dan jarang sakit.
7. Berisiko terkena diabetes
Diabetes diketahui sebagai penyakit yang rentan dialami oleh orang dewasa yang lahir prematur. Hal ini terjadi karena kadar insulin yang tinggi akibat organ pankreas belum berkembang sempurna.
Kadar insulin yang tinggi ini berisiko mengganggu kerja insulin dalam mengatur kadar gula darah. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 1 dan tipe 2 saat dewasa.
Nah, melihat risiko kesehatan dan berbagai efek bayi prematur saat dewasa yang bisa terjadi, sangat wajar bila orang tua khawatir dengan tumbuh kembang anak. Namun, perlu diingat bahwa bayi yang lahir prematur bukan terjadi karena kesalahan ibu ya.
Sementara itu, anak yang lahir dengan kondisi ini tidaklah sendirian. Banyak anak yang lahir prematur tetap bisa hidup dengan sehat seperti orang pada umumnya dan berhasil beradaptasi dengan tantangan yang ada. Hal ini bisa didapatkan dengan menerapkan pola hidup sehat serta pemantauan kesehatan secara rutin.
Jadi, tidak perlu terlalu khawatir ya karena orang yang lahir prematur tetap bisa memperoleh kehidupan yang berkualitas. Nah, apabila masih memiliki pertanyaan terkait efek bayi prematur saat dewasa, jangan sungkan untuk bertanya dengan dokter melalui chat ya.
Sumber:
Caffarelli, C., et al. (2023). Are Babies Born Preterm High-Risk Asthma Candidates?. Journal of Clinical Medicine, 12(16), 5400.
Goss, K. N. (2023). Preterm Birth: An Overlooked Risk Factor for Heart Failure in The Young Adult. Circulation, 148(25), 2005-2007.
Lacalle, L., et al. (2023). Intelligence Quotient (IQ) in School-Aged Preterm Infants: A Systematic Review. Frontiers in Psychology, 14, 1216825.
Vallepu, R., et al. (2023). Overview of the Cause, Complications, Immunity, Therapy, Medication, and Certain Behavioral Changes of Premature Babies. Archives of Medicine and Health Sciences, 11(1), 116–123.
Aldè, M., et al. (2022). Hearing Outcomes in Preterm Infants with Confirmed Hearing Loss. International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology, 161, 111262.
Fleiss, N., Tarun, S., & Polin, R. A. (2022). Infection Prevention for Extremely Low Birth Weight Infants in The NICU. In Seminars in Fetal and Neonatal Medicine, 27(3), pp. 101345.
Singer, D., Thiede, L. P., & Perez, A. (2021). Adults Born Preterm: Long-Term Health Risks of Former Very Low Birth Weight Infants. Deutsches Ärzteblatt International, 118(31-32), pp. 521.
American Pregnancy Association. Premature Birth Complications.
National Health Service UK (2021). You and Your Baby at 40 Weeks Pregnant.
Raising Children (2024). Premature Baby Development.
Cleveland Clinic (2024). Preterm Birth.
Cleveland Clinic (2023). Retinopathy Of Prematurity
Mayo Clinic (2024). Premature Birth.
Medicine Net (2023). Preterm Birth Linked to Elevated Risk of Asthma or COPD in Adulthood.
Faulkner, J. Parents (2024). Research Shows You Should Aim for a Full-Term Pregnancy.