Gejala hidrosefalus pada bayi dan anak-anak penting untuk diwaspadai. Soalnya, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang dan kemampuan Si Kecil untuk beraktivitas dan belajar. Maka dari itu, Bunda perlu mengetahui apa saja gejala hidrosefalus pada bayi dan anak-anak agar kondisi ini bisa dikenali dan ditangani secepatnya oleh dokter.
Hidrosefalus terjadi akibat adanya penumpukan cairan otak atau cairan serebrospinal di dalam kepala. Normalnya, cairan tersebut akan mengalir dan diserap di otak. Namun, ketika alirannya terhambat, cairan otak ini akan menumpuk dan menekan jaringan otak sehingga membuat ukuran kepala membesar. Pada bayi, hidrosefalus bisa muncul sebelum atau sesudah kelahiran, Bun.
Pada kebanyakan kasus, penyebab hidrosefalus tidak diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini bisa muncul akibat beberapa faktor, mulai dari kelahiran prematur, infeksi saat hamil, gangguan perkembangan otak dan tulang belakang, meningitis, hingga cedera di kepala.
Kenali Tanda dan Gejala Hidrosefalus
Gejala hidrosefalus yang paling umum adalah ukuran kepala bayi yang membesar dari ukuran normalnya. Di samping itu, kulit kepala bayi lebih tipis sehingga urat-uratnya mudah terlihat, serta akan muncul juga benjolan yang terasa lunak di ubun-ubun kepala.
Selain ukuran kepala bayi yang membesar, ada juga berbagai gejala umum yang terjadi pada bayi atau anak-anak dengan hidrosefalus:
- Muntah
- Rewel
- Mudah mengantuk
- Tidak mau menyusu atau susah makan
- Kejang
- Mata bayi atau anak menonjol dan terlihat memandang ke bawah
- Otot-otot kaki kaku
- Tumbuh kembang terhambat
Memahami gejala hidrosefalus pada bayi dan anak-anak itu penting dilakukan sedini mungkin ya, Bun. Makin cepat Bunda menemukan gejalanya, maka semakin cepat pula Si Kecil bisa diperiksakan ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Jika tidak diobati sejak dini, hidrosefalus bisa berisiko menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih serius, Bun.
Cara Penanganan Hidrosefalus
Bunda tidak perlu khawatir dan cemas, ya. Meski kondisi ini berbahaya, tetapi hidrosefalus bisa diobati kok, Bun.
Hidrosefalus umumnya dapat ditangani dengan penggunaan obat-obatan, operasi, serta fisioterapi. Obat-obatan yang diberikan dokter ini berguna untuk mengurangi produksi cairan otak sehingga penumpukan cairan di otak akibat hidrosefalus bisa berkurang.
Sementara itu, operasi bertujuan untuk memasang selang khusus untuk mengeluarkan cairan yang tertahan di dalam kepala.
Dokter juga mungkin akan menyarankan anak yang menderita hidrosefalus untuk menjalani terapi tumbuh kembang dan fisioterapi agar kemampuan tubuhnya dalam bergerak dan beraktivitas bisa jadi lebih baik.
Apakah Hidrosefalus Bisa Dicegah?
Sayangnya, hidrosefalus tidak bisa dicegah, Bun. Namun, Bunda bisa mengurangi risiko Si Kecil terkena hidrosefalus dengan cara rutin melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai jadwal.
Soalnya, dengan melakukan pemeriksaan kehamilan, segala kelainan dan gangguan pada bayi saat dalam kandungan bisa terdeteksi sedini mungkin. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan dan mengantisipasi masalah yang terjadi pada janin, termasuk hidrosefalus.
Sumber:
National Health Service UK (2023). Health A to Z. Hydrocephalus.
Boston Children’s Hospital (2024). Conditions. Hydrocephalus.
Cleveland Clinic (2022). Diseases & Conditions. Hydrocephalus.
Mayo Clinic (2023). Diseases & Conditions. Hydrocephalus.
American Association of Neurological Surgeons (2024). Hydrocephalus.
Health (2023). What is Hydrocephalus?
Healthline (2022). Everything You Need to Know About Hydrocephalus (Water on the Brain).
Verywell Health (2023). What is Hydrocephalus?
WebMD (2022). Hydrocephalus.