Mengapa Anak Mengalami Diare?

oralit untuk bayi

Saat ini kamu sedang khawatir karena si Kecil mengalami diare! Apa penyebab dan bagaimana mengatasinya, yuk baca penjelasannya di bawah ini.

Apa Itu Diare pada Anak dan Gejalanya?

Diare pada anak berdasarkan definisi adalah BAB (buang air besar) mencret dengan konsistensi air lebih banyak daripada ampas dengan frekuensi lebih dari 3 kali per 24 jam.

Gejala diare kadang diikuti gejala lain, seperti demam, muntah, nafsu makan menurun dan nyeri perut. Diare bisa mengakibatkan kehilangan cairan serta elektrolit yang banyak, jika tidak mendapat cairan pengganti yang adekuat, anak bisa mengalami kondisi dehidrasi.

Apa Penyebab Diare pada Anak?

Penyebab anak diare paling banyak adalah karena virus, yakni rotavirus. Selanjutnya adalah kausa bakteri, parasit dan jamur. Salah satu tanda kausa bakteri adalah ditemukannya BAB mencret disertai lendir dan darah. Sehingga pentingnya pemantauan oleh orang tua, dilihat konsistensi, jumlah, warna pada feses.

Diare dengan penyebab utamanya virus, konsistensi dan frekuensinya akan mengalami perbaikan sendiri seiring bertambahnya waktu. Oleh karena itu, hal yang harus diingat orang tua adalah jangan minta BAB langsung mampet atau berhenti. Karena memang akan perbaikan sendiri.

Apa yang Sebaiknya Dilakukan Orang Tua?

Bayi dan anak yang lebih kecil lebih mudah mengalami dehirasi dibanding anak yang sudah besar. Hal yang harus diwaspadai adalah kondisi dehidrasi. Oleh karena itu, mencegah dan mengatasi dehidrasi adalah hal yang penting untuk anak dengan diare.

Dehidrasi terjadi jika terlalu banyak “loss cairan” dibanding input cairan. Sehingga saat anak diare, pemberian cairan harus dirutinkan untuk mengganti cairan yang hilang.

Tanda anak sudah mulai dehidrasi adalah jika anak sudah mulai tidak aktif, minum kurang, air mata jumlahnya sedikit, tarikan kulit perut (turgor kulit) berkurang, dan tidak ada pipis selama 6 jam. Jika anak sudah mengalami dehidrasi, segera bawa ke UGD untuk mendapat perawatan.

Tatalaksana diare yang paling utama adalah rehidrasi. Cairan rehidrasi yang paling baik adalah oralit. Karena oralit mengandung air, glukosa dan elektrolit yang penting untuk tubuh. Jika anak masih menyusui, ASI dapat dilanjutkan. Kemudian bisa ditambahkan pemberian seng (zinc) untuk mengurangi frekuensi diare dan memperbaiki lapisan usus.

Biasanya seng diberikan selama 10-14 hari walapun gejala diare sudah perbaikan. Antibiotik diberikan jika ada indikasi, dan ditemukan adanya bakteri atau parasit di dalam feses.

Jika ditemukan BAB berlendir darah, bisa dipertimbangkan untuk pemeriksaan feses rutin, dilanjutkan dengan pemberian antibiotik yang sesuai dengan kuman. Jika tidak ditemukan adanya gejala BAB lendir darah, sebaiknya tidak perlu diberikan antibiotik.

Jangan lupa untuk mengajari anak untuk berperilaku bersih dan sehat. Cuci tangan dengan sabun dan konsumsi makanan yang higienis.

By dr. Reza Abdussalam, Sp.A

Dokter Spesialis Anak

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *