Tinggi fundus uterus di minggu ke-30 sekitar 25 hingga 29 cm. Selain itu, ada banyak perubahan yang terjadi pada Bunda di minggu ini. Seperti apa perubahannya? Yuk, baca apa terjadi pada ibu di minggu ke-30 ini.
Mengidam Makanan dan Minuman Manis
Selama kehamilan, hormon memengaruhi indra perasa yang menyebabkan terjadi perubahan rasa dan glukosa dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi. Akibatnya, Bunda ingin makanan dan minuman yang manis.
Glukosa adalah sumber energi untuk otak dan tubuh, dan nutrisi penting yang memengaruhi perkembangan bayi. Khususnya pada trimester ketiga sejak pertumbuhan dan perkembangan bayi cukup besar, kebutuhan glukosa meningkat, dan akibatnya ibu menginginkan makanan manis.
Jika Anda makan makanan manis sebanyak yang diinginkan, Anda akan khawatir dengan kenaikan berat badan. Namun mengontrol konsumsi gula secara berlebihan juga akan membuatmu stres, dan justru membuat makan terlalu banyak. Sebaiknya hindari menyimpan camilan-camilan yang dapat menggoda seperti cokelat, biskuit, wafer, atau cake. Lebih baik menyimpan makanan rendah kalori atau buah-buahan yang bisa dimakan dalam satu waktu.
Terjadi Pertambahan Berat Badan
Pada bulan ke-7 kehamilan, target kenaikan berat badan yang baik adalah sekitar 300 g seminggu. Jika terjadi kenaikan berat badan 500 g atau lebih, ini berlebihan dan Anda perlu meninjau pola makan dan berolahraga ringan. Lebih baik melakukan olahraga ringan yang biasa Anda lakukan, daripada tiba-tiba memulai olah raga yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Kenaikan berat badan selama kehamilan tergantung pada Indeks Massa Tubuh (IMT) ibu sebelum hamil. Kenaikan berat badan selama hamil sampai melahirkan pada ibu dengan IMT normal adalah 11-16 kg, sedangkan pada bunda yang overweight atau obesitas kenaikan berat badan yang disarankan tidak lebih dari 10 kg.
Mengalami Kontraksi
Kontraksi Braxton Hicks akan menjadi semakin sering ketika tanggal persalinan semakin dekat, tetapi dalam kebanyakan kasus istirahat akan meringankan intensitasnya.
Namun, dalam beberapa kasus, kontraksi dapat menjadi lebih sering dan berkembang menjadi kontraksi persalinan yang menyakitkan dan teratur. Jadi, untuk memantau situasinya, perhatikan keteraturan interval di antara nyeri, analisis adanya peningkatan derajat nyeri, dan periksa apakah ada perdarahan.
Gejala ancaman persalinan prematur adalah perut yang kencang akibat kontraksi rahim atau penipisan dan atau pembukaan mulut rahim dan membutuhkan perhatian khusus. Persalinan prematur merujuk pada persalinan sebelum minggu ke-37.
Pada kasus ringan kelahiran prematur, ibu dapat beristirahat di rumah dan minum obat untuk menahan kontraksi rahim tetapi pada kasus yang serius, campur tangan medis diperlukan. Jika ini yang terjadi, ibu harus dirawat di rumah sakit dan istirahat total.
Ada berbagai penyebab persalinan prematur seperti air ketuban pecah sebelum persalinan (ketuban pecah dini), polihidramnion di mana jumlah air ketuban terlalu banyak, atau pembukaan mulut rahim atau serviks akibat serviks yang inkompeten.
Volume Ketuban Berubah
Dengan menggunakan USG, jumlah air ketuban dapat diperkirakan menggunakan Indeks Cairan Amnion (ICA). Pada trimester ketiga, ICA normalnya diantara 10-25. ICA lebih dari 25 disebut dengan polihidramnion. Sebagian besar jumlah air ketuban diatur oleh minum dan kencing janin.
Kelainan yang mungkin menyebabkan polihidramnion di antaranya:
- ibu mengalami diabetes melitus
- ada kelainan saluran cerna pada janin (misalnya esophagus/kerongkongan buntu) yang menyebabkan bayi tidak bisa meminum atau menyerap air ketuban
- kelainan pada susunan saraf pusat yang menyebabkan cairan saraf merembes/bocor
Sedangkan ICA kurang dari 5 disebut dengan oligohidramnion. Kondisi yang mungkin menyebabkan oligohidramnion di antaranya, kelainan ginjal dan saluran kencing janin atau kurangnya aliran darah dari plasenta ke janin.
Pada trimester ketiga, cairan ketuban biasanya berukuran sekitar 500 ml, dan dari minggu ke-28 hingga 36 inilah dua jenis kelainan yang berkaitan dengan volume lebih mungkin terjadi: bila 800 ml adalah polihidramnion; dan 100 ml atau kurang dikenal sebagai oligohidramnion.
Bunda perlu curiga akan polihidramnion apabila tinggi rahim lebih tinggi daripada usia kehamilan, sulit meraba atau merasakan gerakan janin, perut terasa sangat besar, atau napas terasa sesak. Sedangkan pada oligohidramnion tinggi puncak rahim lebih kecil dari seharusnya, perut terasa kecil, bagian-bagian janin lebih menonjol, dan gerakan janin lebih terasa, tetapi lebih jarang.