Perkembangan Bunda di Kehamilan Minggu ke-36

Tinggi fundus uterus minggu ke-36 ini sekitar 30 hingga 34 cm. Sekitar minggu ke-36, karena posisi bayi bergerak turun, tekanan pada paru-paru dan perut berkurang, dan beberapa gejala seperti sakit perut atau mulas berkurang, sehingga nafsu makan meningkat. Setelah 8 bulan yang panjang, sekarang tinggal empat minggu lagi. Yuk, cari tahu apa yang terjadi di minggu ini.

Perut Semakin Sering Kencang

Kontraksi rahim pada saat melahirkan membuka mulut rahim dan menghasilkan kekuatan kuat yang dibutuhkan untuk mendorong bayi di sepanjang jalan lahir. Sementara kontraksi Braxton Hicks (kontraksi palsu) menunjukkan tubuh sedang mempersiapkan otot-otot untuk lahir.

Kontraksi palsu meningkat dari sekitar minggu ke-36, dengan interval nyeri tidak teratur, dan derajat nyeri bervariasi, kadang kuat, kadang lemah. Namun pada masa tertentu, kontraksi ini akan melakukan transisi ke kontraksi persalinan asli.

Ketika rasa sakit dirasakan 6 kali atau lebih dalam satu jam atau sekitar setiap 10 menit, kemungkinan merupakan tanda awal persalinan yang sebenarnya. Bunda yang sebelumnya pernah melahirkan, umumnya membutuhkan waktu lebih singkat untuk melahirkan daripada yang pertama kali melahirkan. Oleh karenanya saat pemeriksaan, ada baiknya untuk meminta nasihat tentang waktu masuk ke rumah sakit.

Buang Air Tak Sengaja Saat Bersin

Biasanya sfingter uretra (cincin otot) kuat dan mengontrol aliran urine, tetapi hormon kehamilan mengendurkan otot-otot sehingga Bunda sangat mudah mengeluarkan urine bahkan dengan bersin. Ini adalah gejala kehamilan yang tidak berbahaya namun menjengkelkan.

Khususnya pada trimester ketiga ketika rahim semakin membesar sehingga terus menerus menekan kandung kemih. Akibatnya, ibu sering merasa perlu buang air kecil. Bahkan sedikit tekanan pada perut seperti saat tertawa, batuk, atau bersin dapat menyebabkan urine bocor.

Namun jika ada cairan berlendir dikeluarkan yang bukan disebabkan oleh buang air kecil yang tidak disengaja, bisa jadi itu adalah air ketuban pecah. Perhatikan baunya. Dalam kasus buang air kecil yang tidak disengaja ada bau amonia atau pesing yang sedikit khas pada urine, tetapi jika tidak ada bau atau bau asam atau amis kemungkinan mengindikasikan air ketuban telah pecah.

Jika air ketuban pecah sebelum dimulainya persalinan yang sebenarnya (ketuban pecah dini), ini dapat menyebabkan kelahiran prematur atau infeksi dan harus diberi perhatian. Jika Anda tidak yakin ketuban pecah atau tidak, berkonsultasilah dengan dokter.

Published
Categorized as Minggu 36

By dr. Febriyan Nicolas K., M.Kes., Sp. OG

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *