Tinggi fundus uterus di minggu ke-16 ini sekitar 15 cm. Pada trimester kedua, berkat plasenta yang tumbuh sepenuhnya, tubuh dan emosi ibu lebih stabil. Trimester kedua dari bulan ke-4 hingga ke-6, umumnya dikenal sebagai periode stabil. Seperti apa kondisi ibu di minggu ke-16 ini? Yuk, baca penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Memasuki Periode Stabil
Periode stabil umumnya disalahartikan sebagai periode tanpa risiko keguguran atau kelahiran prematur, dan bayi benar-benar aman. Walaupun risiko pasti menurun, istilah “periode stabil” sebenarnya mengacu pada tahap di mana plasenta yang tumbuh sepenuhnya di sekitar minggu ke-16, menghasilkan tingkat progesteron yang stabil. Akibatnya, gejala morning sickness dan ketidaknyamanan fisik trimester pertama akan berkurang.
Sebagai informasi, progesteron dikeluarkan dari ovarium setelah ovulasi, memicu fase suhu tinggi dari suhu basal tubuh, mengembangkan lapisan rahim (endometrium), dan menjaga kondisi kehamilan. Setelah plasenta sepenuhnya terbentuk, progesteron dikeluarkan lebih banyak dari plasenta, dan lebih sedikit oleh ovarium. Akibatnya, tubuh memasuki fase suhu rendah, tubuh memerah dan rasa kelelahan berkurang.
Dengan plasenta yang telah berkembang sempurna, sistem di mana bayi menerima oksigen dan nutrisi dari tubuh ibu sekarang sudah ditetapkan. Sehingga dibandingkan dengan trimester pertama, risiko keguguran berkurang. Namun, bukan berarti risiko keguguran tidak ada. Oleh karenanya, penting untuk terus menjaga kondisi fisik dan mental harian dengan bijaksana seperti pada trimester pertama. Lakukan dan laksanakan apa yang sudah disarankan oleh dokter.
Tubuh Ibu Bertambah Montok
Rahim tumbuh dengan baik dan sekarang mencapai sekitar pusar ibu. Lemak di pinggang, pinggul, dan payudaranya secara bertahap menjadi lebih penuh, sehingga tubuh ibu semakin terlihat seperti ibu hamil.
Secara umum, dengan berkurangnya mual-mual, diet ibu menjadi stabil dan asupan kalori meningkat, yang hingga batas tertentu menjadi penyumbang terbesar penambahan berat badan. Masih belum jelas mengapa mual-mual terjadi, tetapi kemungkinan besar ada korelasi dengan peningkatan produksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG) yang mendadak pada awal kehamilan. Level hCG memuncak sekitar minggu ke-10 hingga ke-12, dan menurun sekitar awal trimester kedua, serta akan tetap rendah selama masa kehamilan.
Tubuh Menghasilkan Lebih Banyak Darah
Selaras dengan bayi dan plasenta yang sedang tumbuh, tubuh ibu menghasilkan darah ekstra yang dikirim ke plasenta melalui dinding rahim, dan kemudian melalui tali pusat ke bayi.
Bagaimana volume darah meningkat? Tubuh tidak dapat dengan cepat membuat sel darah merah pembawa oksigen, sehingga jumlah darah meningkat dengan memproduksi lebih banyak plasma. Dan karena pada dasarnya plasma adalah air, jadi dengan kata lain, darah ibu diencerkan dengan air.
Jumlah sel darah merah tidak berkurang, tetapi peningkatan plasma darah menghasilkan darah encer, yang kemudian membuat jumlah sel darah lebih rendah per milimeter kubik darah. Inilah mengapa anemia terjadi selama kehamilan.
Sekitar minggu ke-16, sebagai respon atas permintaan darah yang lebih banyak, darah ibu mungkin telah meningkat sebanyak 20%, dan tes darah akan mendeteksi apakah ibu mengalami anemia.
Oleh karenanya, ibu disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya zat besi ke dalam diet. Makanan yang kaya zat besi akan menjaga kadar zat besi tetap tinggi dan membantu mencegah anemia akibat kekurangan zat besi sepanjang kehamilan.
Zat besi yang terkandung dalam daging dan ikan merah, hati atau sejenisnya sangat mudah diserap. Hijiki, bayam, kerang berbuku (littleneck calm), telur, dan kacang kedelai juga mengandung zat besi. Dengan menggabungkan makanan ini dengan makanan sumber protein dan vitamin C, tingkat penyerapan zat besi akan menjadi lebih baik.