Perhatikan Frekuensi Menyusui
Memasuki usia 3 bulan, frekuensi menyusui bayi mulai sedikit berkurang. Sebab semakin besar usia bayi, bayi sudah lebih mampu untuk menyusu lebih banyak ASI dalam durasi yang lebih singkat.
Pada usia 3 bulan, jarak waktu menyusu bayi sekitar 3-4 jam dengan frekuensi menyusu sebanyak 5–6 kali dalam sehari. Bayi juga sudah mulai bisa merasakan kenyang, sehingga bisa mengatur jumlah susu yang diminumnya. Ibu yang khawatir asupan bayi kurang, coba cek frekuensi pipisnya. Normalnya pada usia ini bayi pipis lebih dari 6 kali dalam sehari.
Bayi Rentan Alami Konstipasi
Saat usia bayi menginjak 3 bulan, intensitas BAB mulai berkurang. BAB yang tadinya berbentuk cair juga sedikit mulai memadat. Pada usia ini, intensitas dan kebiasaan BAB bayi akan berbeda. Bayi yang mengonsumsi susu formula misalnya, lebih rentan untuk mengalami konstipasi. Ibu disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter jika susu formula yang dikonsumsi bayi memicu terjadinya konstipasi atau susah BAB.
Perhatikan Pakaian Bayi
Sebenarnya tidak ada patokan pakaian seperti apa yang sebaiknya digunakan bayi pada usia ini. Hanya saja, ibu perlu memastikan pakaian yang si Kecil gunakan nyaman. Oleh karenanya, pilih pakaian yang mudah menyerap keringat karena pada usia ini. Pasalnya, kelenjar keringat bayi mulai berkembang sehingga tubuhnya akan lebih mudah berkeringat.
Disarankan pula untuk memakaikan si Kecil pakaian yang panjang saat keluar agar kulitnya terlindungi dari paparan sinar matahari secara langsung. Rata-rata ukuran baju bayi berusia 3 bulan adalah 60 cm. Sementara ukuran topinya sekitar 44 cm dan ukuran kaus kaki sekitar 8-11cm.
Tidak Perlu Khawatir Jika Bayi Menangis di Sore Hari
Bayi sering menangis saat sore menjelang waktu magrib? Tak perlu khawatir Moms, hampir semua bayi di seluruh dunia mengalami hal yang serupa saat usianya menginjak 3 bulan.
Penyebab pasti dari bayi menangis saat sore hari ini belum diketahui dengan pasti. Perubahan waktu yang drastis dari siang ke malam ditengarai membuat bayi mendapatkan banyak rangsangan dari lingkungan sekitarnya sehingga membuat bayi stres dan gelisah. Adapula yang menyebutkan hal ini dapat terjadi karena bayi telah merasa lelah sehingga ia meresponnya dengan tangisan.
Ibu Istirahat yang Cukup
Siklus tidur bayi yang belum teratur terkadang membuat Bunda harus terjaga di waktu malam. Meski begitu, ibu tetap harus memerhatikan kebutuhan istirahat diri sendiri karena istirahat juga menjadi bagian penting dari proses pemulihan, termasuk dalam upaya menghindari diri dari stres setelah melahirkan.
Berhenti Menyalahkan Diri Sendiri
Ibu tidak perlu menyalahkan diri sendiri dan merasa tertekan hal-hal yang berjalan tidak sempurna setelah melahirkan si Kecil. Ibu harus tahu bahwa ada keterbatasan yang ibu miliki sehingga perlu dukungan orang sekitar dalam hal mengurus bayi ataupun mengerjakan pekerjaan rumah.
Minta bantuan suami untuk mengurus bayi atau mengerjakan pekerjaan rumah. Atau jika suami sibuk, minta bantuan orang terdekat agar pekerjaan ibu dapat menjadi lebih ringan dan ada teman untuk bicara.
Jika ibu merasa bosan di rumah saja, ajak si Kecil keluar untuk sekedar berjalan-jalan ke taman. Terkadang Bunda juga perlu suasana baru atau bertukar pikiran dengan ibu lainnya. Jika ibu merasa benar-benar lelah, bicarakan kepada suami, keluarga atau orang terdekat. Ibu bisa menitipkan si Kecil dan meminta waktu untuk menikmati waktu sendiri untuk sekedar jalan-jalan, berbelanja atau ke salon terdekat.
Jaga Komunikasi dengan Suami
Keluhan stres yang dialami sebagian kerap kali berkaitan dengan kurangnya komunikasi dengan suami yang membuat ibu merasa kelimpungan dalam mengurus si Kecil. Ibu bahkan sering merasa bahwa rasa cinta kepada suami menjadi berkurang, atau merasa tidak dicintai karena komunikasi yang tidak terjalin dengan sempurna.
Untuk itu, sesibuk apa pun suami, usahakan untuk meluangkan waktu bersama meski hal tersebut hanya bisa dilakukan sebentar saja. Ibu bisa menceritakan apa yang dirasakan, dan juga hal-hal yang sedang suami alami saat itu. Beri pengertian kepadanya bahwa ibu juga perlu perhatian dan bantuan dalam mengurus si Kecil, karena mengasuh bayi bukan perkara yang mudah.
Selain itu, jangan lupa ekspresikan rasa terimakasih kepada suami setiap adanya bantuan yang diberikan. Komunikasi yang baik dengan suami dapat membuat segalanya menjadi lebih mudah.