Bagi orang tua, kelahiran anak tentu jadi momen yang menyenangkan dan dinanti-nanti. Namun buat anak yang lebih tua dan akan jadi kakak, ini bisa jadi suatu perubahan yang membingungkan.
Di satu sisi mereka mungkin mengagumi dan menyayangi adiknya, serta takjub mengamati proses dari adik di perut sampai benar-benar bisa mereka lihat. Di sisi lain, mungkin juga ada saat-saat mereka merasa cemburu atau kesal. Bagaimanapun juga, kehadiran adik membuat perubahan besar dalam dinamika keluarga. Rutinitas jadi berbeda, perhatian dan waktu untuk bermain dengan mereka menjadi berkurang.
Kecemburuan kakak ke adik baru rasanya tidak mungkin dielakkan sama sekali, bahkan jika sang kakak sendiri yang meminta pada orang tua untuk punya adik. Meski demikian, kecemburuan ini bisa diminimalisasi. Apa saja yang bisa dilakukan orang tua untuk menyiapkan kakak menyambut kelahiran adik?
Selama Masa Hamil
Persiapan pertama, beri tahu kakak kalau ibu sedang hamil dan dia akan menjadi kakak. “Nanti semakin lama adik akan semakin besar, dan perut mama akan semakin besar. Terus lahir deh. Dulu kakak juga di perut mama loh..”
Kapan sebaiknya kakak dikasih tahu? Kurang lebih memasuki trimester dua, di saat risiko keguguran sudah menurun. Saat ini pun perubahan tubuh ibu sudah mulai terlihat, jadi anak lebih mudah paham, dan menunggunya pun tidak terlalu lama sampai adik lahir.
Apalagi kalau kakaknya masih usia toddler/ preschooler, dikasih tahu mau punya adik bisa-bisa dipikir saat itu juga (atau besok). Anak saya (3.5 tahun) pernah komentar, “Kenapa sih Ma, Adik nggak lahir-lahir? ‘Kan di dalam nggak ada mainan. Adik boleh kok pinjem mainan Ara….”
Persiapan kedua, baca-baca buku cerita seputar kelahiran adik, agar mulai terbayang situasinya. Ceritakanlah kalau adik nanti lahir, belum bisa langsung diajak main. Adik mungkin berisik, karena adik baru bisa menangis. Adik belum bisa makan minum, baru bisa minum susu dari payudara ibu atau dari botol.
Beri pengertian, “nanti Kakak ajarin, ya. Dulu Kakak juga begitu, apa-apa nangis, belum bisa ngomong, belum bisa makan sendiri, belum bisa jalan, tapi lama-lama bisa. Nah nanti bantuin Mama dan Papa ajarin Adik, yah” Beri pemahaman pula bahwa karena adik baru bisa sedikit, jadi masih akan butuh banyak bantuan orang dewasa dan akan sering digendong.
Persiapan lain yang dapat dilakukan orang tua:
- Ajak kakak memilih nama adik.
- Ajak kakak berbicara dan memegang perut ibu untuk merasakan gerakan adik, serta ajak kakak ke dokter agar lebih terasa nyata bahwa adik benar-benar ada.
- Ajak kakak memilih baju, mainan, dan barang-barang miliknya yang bisa dan boleh dipakai adik.
- Bila kakak selama ini tidur bersama orang tua dan nantinya akan diminta untuk tidur di kamar sendiri, lebih baik pemisahan kamar dilakukan sebelum adik lahir agar tidak terkesan terusir karena kehadiran adik.
Setelah Lahir
Atur waktu kenalan dengan adik
Saat pertama kali mempertemukan kakak dengan adik, sebaiknya ciptakan situasi yang netral misalnya adik sedang tidur di ranjang bayi, bukan sedang menyusu atau digendong ibu. Hal ini untuk memperlihatkan ke kakak bahwa kehadiran adik bukan ancaman terhadap kedekatan dirinya dengan ayah ibu. Terutama, bagi anak yang belum disapih pada saat adiknya lahir.
Buat kakak senang
Biasanya di momen kelahiran, orang-orang lebih fokus untuk memberi hadiah bagi bayi yang baru lahir. Kado hal yang sangat konkrit dan sangat terlihat jelas terutama untuk anak usia dini. Ia bisa dengan jelas membandingkan adik dapat banyak kado sedangkan ia tidak. Ada baiknya juga kakak diberi satu atau dua kado, ucapan selamat atas peran barunya sebagai kakak.
Libatkan kakak dalam pengasuhan adik
Pada saat orang tua menggantikan popok atau memandikan, biarkan kakak ikut melihat dan membantu. Misalnya dengan meminta tolong kakak untuk ambilkan baju, popok, minyak telon, atau tissue.
Bila orang tua sedang melakukan massage untuk bayi, beri kesempatan kakak ikut memijat, ajarkan caranya agar bisa mengatur kekuatan dan tidak menyakiti adik. Bila orang tua sedang mau ke kamar mandi, minta tolong kakak untuk menjaga dan memberi tahu misal adik menangis (pastikan kakak juga sudah cukup besar untuk ditinggal sendiri tanpa pengawasan dan adik di ranjang terpisah).
Bila adik menangis, ajak kakak menghibur misalnya dengan membacakan buku atau bernyanyi. Semakin terlibat kakak dalam pengasuhan adik, ia semakin merasa dipercaya dan tidak diabaikan.
Pertahankan rutinitas sebisa mungkin
Sebisa mungkin, rutinitas kakak tidak terlalu banyak berubah agar ia lebih cepat beradaptasi dengan kelahiran adik. Misalnya rutinitas berangkat sekolah atau waktu membaca bersama dengan ibu setiap malam.
Sebagian anak ketika adik baru lahir, bisa terjadi regresi. Yaitu, perkembangannya tampak mundur, misal yang tadinya sudah tidak ngompol atau sudah berhenti mengemut jari jadi seperti itu lagi, atau yang tadinya sudah mandiri tiba-tiba jadi mau nempel terus lagi ke ibu atau menjadi sangat menuntut butuh ini itu. Semakin sedikit rutinitas yang berubah akan membuat anak menjadi lebih nyaman dan meminimalisasi masalah perilaku.
Kakak sudah besar, ya!
“Kamu kan sudah jadi kakak, makan sendiri, ya. Mama suapin adik, karena adik ‘kan masih kecil. Malu ah sama adik kalau kakak juga masih disuapin.” Orang tua perlu berhati-hati agar tidak mengeluarkan ucapan seperti ini, yang dapat menjadi bumerang karena kakak merasa kehadiran adik menjadi beban dan tuntutan berlebih padanya.
Lebih baik katakan “Kakak sudah 4 tahun. Anak 4 tahun itu sudah cukup besar untuk makan sendiri. Ayo coba latihan, ya.” Dengan demikian, terlepas dari apakah ia punya adik atau tidak, memang akan diminta untuk lebih mandiri.
Tumbuhkan rasa bangga sebagai kakak dan rasa sayang ke adik
Kalau adik melakukan sesuatu yang lucu, orang tua dapat mengatakan “hihihi siapa dulu dong Kakaknya”. Kalau kakak bersikap manis, misal saat adik bangun dia menyapa “hai Adek, ini Kakak!!” —berilah pujian “wah Kakak baik seka, sayang Adik, ya”.
Ajak pula kakak untuk menyanyikan lagu-lagu tema keluarga yang menyatakan semua saling sayang dan bahwa kasih sayang mama papa tidak terbatas, cukup untuk semuanya.
Quality time
Tetap sediakan waktu main sama kakak, saat adiknya sedang tidur maupun sedang bangun. Hal ini agar kakak tidak berpikir bahwa orang tuanya baru mau main dengannya saat adik tidur, namun semua dapat main bersama-sama.
Sementara itu, perlu juga quality time sama kakak berdua (kakak dengan ayah atau dengan ibu) serta bertiga (kakak ayah ibu, tanpa adik). Bayi baru lahir akan tenang bila kebutuhan dasarnya terpenuhi (menyusu dan tidur). Di masa-masa awal, lebih penting untuk mempertahankan kelekatan dan membantu kakak yang sedang mengalamani salah satu perubahan terbesar dalam hidupnya.
Ditulis oleh: Orissa Anggita Rinjani, M.Psi., Psikolog, dari Rumah Dandelion