Ini Vaksin yang Perlu Didapatkan Sebelum dan Selama Hamil

Bagi ibu, vaksin sering kali diasosiasikan dengan bayi dan anak. Namun tahukah Bunda jika ada vaksin yang direkomendasikan didapatkan ibu yang ingin dan sedang mengandung? Pasalnya, kehamilan memperlemah sistem kekebalan tubuh sehingga membuat Anda lebih rentan terhadap risiko terkena penyakit. Dan vaksin bertindak sebagai pelindung kesehatan ibu dan janin.

Berikut penjelasan lengkap vaksin yang direkomendasikan agar Bunda dapatkan sebelum dan selama hamil. Plus, vaksin apa yang tidak disarankan didapatkan selama kehamilan. 

Vaksin Perlu Didapatkan Sebelum Hamil

Foto: freepik.com

Vaksin HPV

Sama seperti virus lain, HPV (Human papillomavirus) bisa menyebabkan infeksi dengan memasuki sel-sel dan mengopi diri saat berada di dalam sel-sel tersebut. Kopian ini menginfeksi sel-sel yang ada di dekatnya. Nah, vaksin HPV ini bisa mencegah infeksi HPV dan penyakit lain yang terkait HPV, seperti kanker serviks. 

Hingga saat ini, belum ditemukan adanya kaitan antara HPV dan keguguran, kelahiran prematur, atau komplikasi lainnya. Meski begitu, infeksi HPV dapat ditularkan ke bayi yang baru lahir saat persalinan (jarang terjadi). 

Sebagai informasi, bayi yang baru lahir dan terinfeksi HPV berisiko terkena tumor jinak di laring (bagian atas tenggorokan)—disebut papilomatosis laring. Sementara jika ibu hamil yang mengalaminya, maka dapat menyebabkan kutil kelamin dan kanker serviks. 

Pada ibu yang sedang hamil, jika infeksi HPV terjadi di jalan lahir maka berisiko menyebabkan persalinan sulit dilakukan. Dalam hal ini, dokter mungkin perlu melakukan operasi caesar agar bayi lahir dengan selamat dan sehat. 

Vaksin HPV masuk program pemerintah dan diberikan saat SD di usia 10-12 tahun. 

Bagi orang dewasa, sebaiknya vaksinasi HPV dilakukan sebelum menikah atau melakukan hubungan seksual.

Vaksin MMR 

Penyakit rubella (campak jerman) bisa menyebabkan keguguran dan cacat lahir, sementara gondongan (mumps), dapat meningkatkan risiko keguguran. Lalu, campak (measles) bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur atau bayi lahir dengan berat rendah. Dengan segala risiko tersebut, perempuan yang berencana hamil disarankan untuk menjalani vaksinasi MMR. 

Namun perlu diingat jika Anda sudah mendapatkan vaksin ini saat masih kecil, Anda sudah dianggap terlindungi dari penyakit-penyakit ini untuk seumur hidup. Jadi, tidak perlu mendapatkan vaksin ini lagi. Di sisi lain, jika belum pernah menjalaninya, maka disarankan untuk mendapatkannya dan menunggu selama kurang lebih satu bulan sebelum memulai program hamil. 

Tidak yakin bahwa Anda sudah pernah mendapatkan vaksin ini atau belum? Catatan vaksin Anda sulit ditemukan? Dapatkan vaksin MMR sebelum memulai program hamil. Karena bahkan jika Anda sudah pernah mendapatkannya, tidak masalah jika mendapatkan dosis tambahan di usia dewasa.

Vaksin Cacar Air/Varisela 

Jika Bunda terkena cacar air saat hamil, hal ini dapat membahayakan bayi. Sekitar 5% bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengalami cacar air saat usia kandungan 5 bulan, lahir dengan keadaan cacat dan lumpuh. Bahkan ketika cacar air terjadi di akhir masa kehamilan, bisa mengakibatkan infeksi pada bayi. 

Tidak yakin bahwa Anda sudah pernah mendapatkan vaksin cacar air? Sebelum hamil, kunjungilah dokter dan cari tahu apakah Anda perlu mendapatkannya atau tidak. Pasalnya, vaksin ini mengandung virus hidup sehingga tidak bisa diberikan selama ibu hamil karena bisa membahayakan kesehatan janin. Seperti halnya MMR, Anda disarankan untuk menunggu satu bulan sebelum mencoba hamil setelah mendapatkan vaksin ini.

Vaksin Pneumokokus (PCV)

Vaksin ini berfungsi melindungi calon ibu dari risiko infeksi yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus, seperti pneumonia, meningitis, infeksi telinga, dan bakteremia (penumpukan bakteri dalam aliran pembuluh darah). 

Jika calon ibu adalah seorang perokok atau menderita penyakit tertentu seperti diabetes, paru-paru, hati atau ginjal, atau penderita asma, maka sangat disarankan untuk mendapatkan vaksini ini. 

Vaksin Perlu Didapatkan Saat Hamil

Foto: freepik.com

Vaksin Flu

Tidak hanya melindungi ibu, vaksin ini juga melindungi bayi. Pasalnya, bayi tidak bisa mendapatkan vaksin flu sebelum berusia 6 bulan, sehingga ketika Bunda sudah mendapatkan vaksin ini selama hamil, itu artinya antibodi yang dibuat di dalam tubuh ibu ditransfer ke bayi. Antibodi ini akan melindungi bayi terhadap flu hingga dia bisa mendapatkan vaksin saat berusia 6 bulan. 

Meski begitu, hindari vaksinasi flu dengan menyemprotkan vaksin lewat hidung. Soalnya, vaksin jenis ini mengandung virus hidup yang berpotensi membahayakan calon ibu dan janin. Vaksin ini dianjurkan diberikan pada perempuan yang sedang mengandung saat musim flu, misalnya saat musim pancaroba. 

Vaksin Hepatitis B

Virus hepatitis B menyebabkan infeksi pada hati, yang bisa menyebabkan penyakit serius dan bersifat seumur hidup. Untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini, maka ibu hamil disarankan untuk mendapatkan vaksin hepatitis B. 

Mereka yang memiliki diabetes dan di bawah usia 50 tahun, memiliki pasangan seks lebih dari satu orang dalam enam bulan terakhir, pernah menggunakan obat-obatan terlarang lewat jarum suntik, dan mengalami penyakit menular seksual, wajib mendapatkan vaksin ini. 

Jika ibu menderita hepatitis B dan menular ke bayi, maka akibatnya sangat serius dan bisa membahayakan nyawa bayi. Bahkan ketika bayi terlihat baik-baik saja, virus ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius baginya. Bayi baru lahir yang terinfeksi dengan penyakit ini berisiko tinggi menjadi pembawa (carrier) dari virus ini. 

Tes hepatitis B adalah bagian dari perawatan prenatal bagi perempuan hamil. Jika hasilnya negatif tapi ibu hamil memiliki risiko terinfeksi, maka dokter akan menawarkan untuk melakukan vaksinasi vaksin hepatitis B. Biasanya vaksin akan dilakukan sebanyak tiga kali sepanjang usia kehamilan. Vaksin kedua dan ketiga akan diberikan sekitar 1 hingga 6 bulan setelah vaksin pertama. 

Jika hasilnya positif, Bunda akan dites lagi saat kehamilan berada di trimester ketiga  untuk mengetahui seberapa banyak virus yang terdapat di dalam sistem tubuh Anda. Tergantung hasilnya, dokter mungkin akan menawarkan terapi antiviral HBIG untuk melindungi bayi agar terhindar dari Hepatitis B yang ditularkan ibunya. 

Vaksin yang Harus Dihindari Selama Hamil

vaksinasi-sebelum-hamil-1
Foto: freepik.com
  • Vaksin MMR. Soalnya, vaksin ini berisi virus hidup, yang membahayakan ibu dan janin. 
  • Vaksin Cacar Air/Varisela. Vaksin ini juga mengandung virus hidup, sehingga tidak aman untuk ibu yang sudah hamil. Jika ibu hamil terpapar virus varisela saat hamil—dan belum mendapatkan vaksin ini, Anda mungkin akan diberikan obat sistem imun bernama varicella zoster immune globulin. 
  • Vaksin BCG. Vaksin yang digunakan untuk mencegah tuberkulosis (TBC) ini belum diketahui efeknya efeknya terhadap ibu hamil, sehingga perlu dihindari saat sedang mengandung.
  • Vaksin HPV. Belum ada studi yang menunjukkan bahwa vaksin ini aman untuk ibu dan janin, sehingga direkomendasikan hanya diberikan sebelum atau sesudah hamil.
  • Vaksin Tifoid. Vaksin ini berisi bakteri yang sudah dilemahkan, dan belum ada bukti ilmiah yang menegaskan bahwa imunisasi ini aman untuk ibu hamil dan janin. 

Melakukan berbagai usaha untuk memastikan kehamilan sehat, bahkan sebelum hasil test pack atau dokter menyatakan “positif hamil, Bun” adalah sesuatu yang sangat penting dilakukan Bunda. Akan tetapi meski imunisasi penting dilakukan, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menjalaninya. 

Sumber:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. 1,5 Juta Lebih Ibu Hamil Dideteksi Dini Hepatitis B.

American College of Obstetricians and Gynecologists. 2020. The Flu Vaccine and Pregnancy.

American College of Obstetricians and Gynecologists. 2020. Human Papillomavirus (HPV) Vaccination.

American College of Obstetricians and Gynecologists.2021. Protecting Yourself Against Hepatitis B and Hepatitis C.

Alodokter. 2020. 7 Vaksin Sebelum Hamil yang Perlu Anda Dapatkan.

Halodoc. 2021. Pentingnya Imunisasi Sebelum dan Selama Kehamilan.

Sehatq. 2020. Vaksin saat Hamil, Mana yang Diperbolehkan dan Dilarang?

Bellefonds, Colleen de. What to Expect (2020). Vaccines to Get Before and During Pregnancy.

By dr. Linda Lestari, Sp.OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *