Tahapan Perkembangan Sistem Pencernaan Janin

perkembangan sistem pencernaan janin

Mungkin selama ini Bunda bertanya-tanya, bagaimana pertumbuhan dan perkembangan sistem pencernaan janin di dalam kandungan sampai bisa langsung berfungsi begitu bayi lahir. Segala sesuatu yang terjadi di dalam kandungan Bunda selama lebih dari sembilan bulan memang menakjubkan. 

Tak hanya sistem pencernaannya, tapi juga pembentukan semua sistem tubuh manusia berlangsung selama kurun waktu tersebut. Untuk sistem pencernaan, Bunda dapat membaca informasinya di bawah ini.   

Terbentuk dalam Waktu 12 Minggu

perkembangan sistem pencernaan janin
Foto: freepik.com

Saluran cerna janin berikut organ-organ pencernaan selesai terbentuk hanya dalam waktu 12 minggu. Bermula dari proses gastrulasi saat embrio membuat tiga lapisan gastrula. 

Salah satu lapisannya, yang disebut dengan endoderm, merupakan cikal bakal dari sistem pencernaan dan sistem pernapasan manusia, termasuk organ-organ yang terlibat dalam sistem itu seperti hati dan pankreas.

Sejak itu, tubuh janin mulai bekerja membentuk sistem pencernaan, dimulai dengan membuat tabung saluran pencernaan yang dimulai dari kerongkongan, serta membuat rongga perut. 

Hormon-hormon di saluran pencernaan muncul pada minggu ke-8. Pertumbuhan dan perkembangan sistem pencernaan janin terus berlangsung sampai akhirnya terbentuk pada minggu ke-12.

Karena sistem pencernaannya baru berfungsi setelah kelahiran, maka setelah itu, janin mulai belajar untuk mencerna. Caranya dengan mengisap dan menelan air ketuban. Ini penting karena begitu lahir, bayi harus bisa mengisap ASI dari payudara ibu. 

Selain itu, sistem pencernaan janin juga berlatih mengatur pembuangan air. Mendekati HPL, mekonium mulai terbentuk di usus janin. Berbeda dengan feses yang terdiri dari ampas makanan, mekonium terdiri dari sel darah yang sudah menua dan sel kulit.  

Secara ringkas, linimasa dari pertumbuhan dan perkembangan sistem pencernaan janin adalah sebagai berikut:

perkembangan sistem pencernaan janin

Dipengaruhi oleh Nutrisi dari Ibu

Foto: freepik.com

Perkembangan sistem pencernaan janin memang akan berjalan dengan alami seiring pertambahan usianya. Namun selama di kandungan, sistem pencernaan janin belum digunakan dan baru akan benar-benar berfungsi setelah lahir.

Janin membutuhkan asupan makanan dari Bunda untuk bisa terus tumbuh dan berkembang.

Nutrisi yang Bunda konsumsi ikut memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem pencernaan janin, lalu nantinya juga berpengaruh kepada perkembangan sistem imun.  

Dimulai dari sel-sel entrosit, yaitu sel-sel yang berada di usus dan berfungsi menyerap nutrisi serta mengantarkan nutrisi tersebut ke bagian tubuh yang membutuhkan. Pertumbuhan sel-sel ini sangat dipengaruhi oleh makanan yang Bunda konsumsi.

Tak hanya memiliki fungsi pencernaan, sel-sel entrosit ikut memengaruhi perkembangan sistem imun pada janin. Jadi jika Bunda memiliki pola makan yang buruk dan kurang nutrisi, maka sel-sel entrosit tidak dapat tumbuh dengan baik.

Akibatnya, setelah bayi lahir, fungsi penyerapan nutrisi di dalam usus akan terganggu dan begitu juga dengan imunitas bayi. 

Karena itu, selalu perhatikan nutrisi dari makanan yang Bunda konsumsi agar perkembangan sistem pencernaan janin berlangsung baik, begitu pula dengan perkembangan sistem imunitasnya.

Kondisi Saluran Pencernaan setelah Bayi Lahir

Foto: freepik.com

Sama seperti kondisi organ dan sistem-sistem tubuh lainnya yang belum matang atau belum berfungsi dengan baik pada bayi baru lahir, begitu pula dengan saluran pencernaannya. Wajar jika kemudian muncul gangguan, misalnya saja:

  • Terjadinya refluks yang menyebabkan cairan di perut naik ke atas lambung. Ini diakibatkan oleh sfingter esophagus bagian bawah yang belum dapat berfungsi dengan baik.
  • Produksi enzim pencernaan yang belum sempurna berpotensi menyebabkan gangguan proses mencerna, seperti intoleransi makanan atau zat-zat yang terkandung dalam makanan.
  • Walau telah matang, namun motilitas belum berfungsi dengan baik sehingga menyebabkan bayi konstipasi.
  • Sel entrosit mengalami cedera, misalnya akibat terjadinya infeksi. Hal ini berpeluang menyebabkan terjadinya sensitivitas protein yang dapat memicu alergi protein.

Bunda tak perlu panik jika bayi baru lahir mengalami gangguan-gangguan ini. Sebaiknya segera konsultasikan ke dokter anak untuk penanganan lebih lanjut.

Sumber:

Montgomery, Robert K, et al. Development of the human gastrointestinal tract: Twenty years of progress. Gastroenterology. Special Reports and Reviews | Volume 116, issue 3, P702-731, MARCH 01, 1999.

Juffrie, Mohammad, et al. Perkembangan dan Kematangan Saluran Cerna. June 2018.

What to Expect. 2019. Fetal Development: Baby’s Digestive System.

By dr. Linda Lestari, Sp.OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *