Diabetes Gestasional: Gejala, Penyebab dan Cara Menghindarinya

diabetes gestasional

Menjalani masa kehamilan yang sehat dan lancar adalah dambaan semua Bunda. Namun dalam setiap kehamilan, tentu ada saja tantangan yang perlu dihadapi dan dicari penyelesaiannya, salah satunya adalah masalah diabetes gestasional

Apa itu Diabetes Gestasional?

Foto: freepik.com

Diabetes gestasional adalah sebuah bentuk penyakit diabetes yang hanya muncul pada saat kehamilan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), antara 6 hingga 9 wanita hamil mengalami kondisi diabetes ini. 

Karena kondisi ini terjadi karena kehamilan, maka biasanya setelah kehamilan, diabetes gestasional juga akan mereda.

Penyebab terjadinya diabetes gestasional adalah terjadinya pemblokiran insulin oleh hormon-hormon yang ada pada plasenta, sehingga menghalangi tubuh mengendalikan kadar gula darah. 

Hal ini kemudian akan menyebabkan kenaikan kadar gula di dalam darah (hiperglisemia), yang dapat merusak sistem saraf, pembuluh darah, juga organ-organ di dalam tubuh. Kondisi ini biasanya mulai terdeteksi di antara minggu ke 24 hingga 28 kehamilan. 

Siapa Saja yang Berisiko Mengalami Diabetes Gestasional?

Foto: freepik.com

Berikut ini adalah beberapa faktor yang meningkatkan risiko seorang perempuan hamil mengalami diabetes jenis ini:

  • Bunda yang mengalami kelebihan berat badan saat hamil, atau yang indeks massa tubuhnya berada di atas angka 30. 
  • Bunda yang hamil di atas usia 30 tahun.
  • Bunda yang memiliki riwayat diabetes di dalam keluarga.
  • Bunda yang pernah mengalami diabetes gestasional di kehamilan sebelumnya. 

Apa Gejalanya?

diabetes gestasional
Foto: freepik.com

Gejala yang ditimbulkan oleh diabetes gestasional ini pada dasarnya serupa dengan penyakit diabetes tipe 1 maupun 2, di antaranya adalah:

  • Sering merasa haus
  • Sering buang air kecil, meskipun pada kehamilan Bunda biasanya akan mengalami hal ini dengan semakin besarnya si Kecil di dalam kandungan.
  • Selalu merasa lelah.
  • Terdeteksi adanya gula di dalam urine.

Bagaimana Dampaknya Diabetes Gestasional terhadap si Kecil?

diabetes gestasional
Foto: freepik.com

Bunda tidak perlu khawatir bila oleh dokter sudah memastikan Anda mengalami atau berisiko mengalami diabetes gestasional.

Dengan perawatan dan pengawasan teratur, kondisi ini bisa dikendalikan dan tidak menimbulkan masalah bagi Bunda maupun si Kecil. Dan setelah persalinan nanti, kondisi Bunda juga akan kembali seperti sedia kala. 

Namun bila tidak terdeteksi dan tidak mendapatkan penanganan, tingginya kadar gula di dalam darah tentu akan menimbulkan masalah bagi Bunda dan si Kecil. Di antaranya adalah si Kecil yang tumbuh terlalu besar sehingga menyulitkan proses persalinan secara normal. 

Mau tidak mau, Bunda harus menjalani persalinan melalui operasi Caesar. Selain itu, Bunda juga akan berisiko mengalami preeklampsia bahkan kelahiran bayi dalam kondisi meninggal dunia (stillbirth). 

Bagi si Kecil sendiri, diabetes gestasional yang dialami Bunda akan memengaruhi kondisinya, di antaranya:

  • Si Kecil lahir dengan kondisi bilirubin tinggi atau kuning.
  • Si Kecil lahir prematur atau terpaksa harus lahir lebih awal karena badannya sangat besar.
  • Mengalami masalah pada pernapasannya atau yang disebut dengan respiratory distress syndrome.
  • Si Kecil memiliki kadar gula darah rendah (hipoglikemia), yang dalam beberapa kasus berat, si Kecil bisa mengalami kejang. 
  • Di masa dewasanya kelak, si Kecil kemungkinan akan mengalami obesitas dan diabetes tipe 2.

Bagaimana Cara Mencegah Diabetes Gestasional?

Foto: freepik.com
  • Rutinlah memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui apakah Bunda mengalami masalah dengan kadar gula darah. Pada trimester ketiga, biasanya dokter juga akan melakukan pengecekan kondisi janin tambahan, misalnya untuk memastikan detak jantungnya normal, kondisi air ketubannya mencukupi, juga gerakannya tetap normal. 
  • Catat kenaikan berat badan dan kadar gula darah Bunda secara teratur.
  • Tetaplah aktif selama masa kehamilan. Berolahraga ringan, seperti berjalan santai, bisa membantu tubuh membakar gula di dalam tubuh sehingga kadar gula darah menjadi normal.
  • Menjalani diet sehat. Jangan makan berlebihan, terutama yang berlemak dan bergula tinggi. Perbanyak sayuran dan buah-buahan segar, hindari makanan yang diproses, juga pilih karbohidrat kompleks, misalnya beras merah, soba, gandum, quinoa, atau bulgur.

Sumber:

Disease Control and Prevention. 2020. Gestational Diabetes and Pregnancy. 

Healthline. 2018. Gestational Diabetes.

What to Expect. 2020. How Does Gestational Diabetes (GD) Affect Your Pregnancy and Baby?

By dr. Linda Lestari, Sp.OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *