Saat Anak Demam, Kapan Harus ke Dokter?

demam pada anak

Demam pada anak merupakan sesuatu yang sering terjadi, terutama pada bayi dan batita. Menurut IDAI, 30 persen dari total kunjungan ke dokter anak adalah karena anak mengalami demam. 

Suhu tubuh yang normal adalah 37 derajat Celcius. Dan anak dikatakan demam jika suhu tubuhnya ≥38 derajat Celcius.

Walau demam, tak berarti anak mengalami sesuatu yang serius. Bunda tak perlu cemas berlebihan, tapi tetap harus waspada dan mengobservasi kondisi anak agar tahu kapan harus membawanya ke dokter.

Penyebab Terjadinya Demam pada Anak

demam pada anak

Pada dasarnya, demam bukanlah penyakit, melainkan gejala dari suatu penyakit. Jadi jika anak mengalami demam, maka itu berarti tubuh anak sedang melawan infeksi, walau bisa saja demam disebabkan hal lain seperti peradangan dan imunisasi. 

Penyebab demam pada anak umumnya disebabkan infeksi virus, seperti gastroenteritis (infeksi saluran pencernaan), infeksi saluran pernapasan, dan infeksi telinga. 

Jika demam pada anak berlangsung tanpa sebab yang jelas (fever without source), walau telah meneliti riwayat penyakit dan memeriksa fisik anak, maka kemungkinannya adalah tubuh anak sedang melawan infeksi virus. 

Namun pada sebagian kecil anak, bisa berarti tubuhnya sedang melawan infeksi bakteri berat. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang paling sering diderita anak adalah infeksi saluran kencing, sementara yang jarang terjadi adalah pneumonia, sepsis, dan meningitis.

Infeksi bakteri berat dapat membuat anak mengalami demam tinggi (>39 derajat Celcius), terutama bayi di bawah usia enam bulan.

Anak yang mengalami demam umumnya akan merasa lemah dan tidak enak badan. Anak bisa kedinginan dan menggigil saat suhu tubuhnya naik, serta banyak berkeringat saat suhu tubuhnya turun.

Ia juga kemungkinan akan mengalami dehidrasi ringan jika kehilangan banyak cairan akibat berkeringat dan kurang minum. Selain itu, anak berusia enam bulan sampai lima tahun mungkin akan mengalami kejang demam. 

Penanganan Demam di Rumah

demam pada anak

Jangan panik saat anak demam dan terburu-buru membawanya ke dokter, karena demam pada anak tak berarti ia mengalami kondisi serius. Suhu tubuh biasanya akan turun dengan sendirinya setelah tiga hari. 

Untuk membantu menurunkan suhu tubuh anak dan membuatnya lebih nyaman, Bunda dapat melakukan hal-hal ini:

  • Beri minum yang cukup untuk mencegahnya dehidrasi. Jika anak berusia di bawah enam bulan, Bunda bisa menyusuinya lebih sering. Namun untuk anak yang diberi asupan susu formula, maka berikan dalam porsi normal. Untuk anak yang usianya lebih dari enam bulan, asupan cairannya bisa ditambahkan cairan rehidrasi seperti oralit dan pedialit.
  • Jika suhu tubuh anak tinggi dan membuatnya merasa tidak enak badan, maka Bunda dapat memberinya paracetamol atau ibuprofen. Ikuti petunjuk penggunaan di kemasan obat.
  • Minta anak untuk beristirahat dan tak banyak beraktivitas.
  • Bantu suhu tubuhnya turun dengan menjaga suhu ruangan tetap sejuk serta memakaikan pakaian yang tipis dan ringan. 

Bunda Harus Memeriksakan Anak ke Dokter Jika…

Menurut IDAI, kondisi demam pada anak ini mengharuskan Bunda untuk memeriksakan anak ke dokter:

  • Anak berusia di bawah tiga bulan.
  • Anak berusia 3-36 bulan dengan demam lebih dari tiga hari atau menunjukkan tanda bahaya.
  • Anak berusia 3-36 bulan dengan suhu tubuh ≥39 derajat Celcius.
  • Anak dengan suhu tubuh >40 derajat Celcius.
  • Anak semua usia dengan kejang demam.
  • Anak yang mengalami demam berulang selama tujuh hari walau demam per harinya hanya berlangsung sebentar.
  • Anak yang demam disertai ruam.
  • Anak dengan penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, lupus, dan penyakit ginjal.

Sementara anak yang mengalami demam disertai dengan kondisi-kondisi ini mengharuskan Bunda untuk segera membawanya ke dokter atau UGD:

  • Tidak merespons atau susah dibangunkan atau tidak bisa bergerak.
  • Kesulitan bernapas.
  • Bibir, lidah dan kuku tampak kebiruan.
  • Ubun-ubun terlihat cembung atau cekung.
  • Leher kaku.
  • Nyeri kepala hebat.
  • Nyeri perut hebat atau muntah-muntah.
  • Terdapat ruam atau bintik-bintik berwarna keunguan seperti memar.
  • Tidak mau makan atau minum dan terlihat terlalu lemah untuk minum.
  • Menangis terus menerus.
  • Anak gelisah.
  • Posisi tubuh condong ke depan dan tidak dapat mengontrol air liur.
  • Buang air kecil menjadi sedikit atau jarang.

Sumber:

Barbi, Egidio, et al. Fever in Children: Pearls and Pitfalls. Children (Basel). 2017 Sep; 4(9): 81.

IDAI. 2015. Demam: Kapan Harus ke Dokter?

Raising Children. 2021. Fever.

Mayo Clinic. 2020. Fever.

NHS UK. 2020. High Temperature (Fever) in Children.

By dr. Arnold Soetarso, Sp.A

Dokter Spesialis Anak

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *