Perbandingan USG 2D dan 3D, Lebih Baik Mana?

Ada berbagai alasan dokter kandungan meminta ibu hamil untuk melakukan USG (ultrasonography), karena medis dan non-medis. Dan saat ini ada beberapa pilihan jenis USG yang bisa dipilih, mulai dari 2D (dimensi) sampai 4D. Bagaimana ya, perbedaan dan perbandingan USG 2D dan 3D? 

Manfaat Melakukan USG saat Kehamilan

perbandingan USG 2D dan 3D

USG umumnya dilakukan sebanyak minimal empat kali: satu kali trimester 1 saat janin sudah tampak, satu kali trimester 2 saat kehamilan berusia 25-28 minggu untuk skrining, dan dua kali di trimester 3.

USG pada trimester satu dapat membantu menentukan usia kehamilan dan HPL, memastikan jumlah janin, memeriksa detak jantung janin, memeriksa kondisi rahim, plasenta, dan serviks, serta mendiagnosa jika terjadi kehamilan ektopik.

USG pada trimester dua dan tiga di antaranya dilakukan untuk memastikan bahwa janin tumbuh dan berkembang sesuai usianya, pemeriksaan organ-organ vital janin, mengukur ukuran bayi, memantau volume air ketuban. 

Selain itu, USG trimester kedua juga untuk menentukan jenis kelamin, memeriksa masalah plasenta, memeriksa karakteristik Down Syndrome, memeriksa kecukupan oksigen janin, dan lainnya.

Perbandingan USG 2D dan 3D

USG bekerja menggunakan energi dalam bentuk gelombang suara. Saat dilakukan pemeriksaan menggunakan USG, sebuah transduser (alat pengubah satu bentuk energi ke energi lain) mengirimkan gelombang-gelombang suara ke seluruh tubuh. 

Saat bersentuhan dengan jaringan, cairan tubuh, dan tulang, gelombang suara ini akan memantul dan bergema. Gema inilah yang diterima kembali oleh transduser lalu diubah menjadi gambar.

Cara kerja inilah yang berlaku pada USG 2D. Hasilnya adalah gambar yang datar dan berupa garis bentuk tubuh bayi dengan posisi melintang. Dari gambar ini akan terlihat organ-organ internal janin, jadi jika ada kelainan akan langsung terdeteksi. Lalu bagaimana perbandingan USG 2D dan 3D?

USG 3D bekerja dengan cara menyatukan berbagai gambar 2D yang diambil dari sudut-sudut berbeda, sehingga akhirnya terbentuk gambar bayi dalam bentuk tiga dimensi. 

Bagi para orang tua, hasil USG 3D ini jauh lebih menyenangkan untuk dilihat karena bisa terbayang seperti apa bentuk janin di dalam kandungan. 

Selain dari cara kerjanya, perbandingan USG 2D dan 3D adalah dari fungsinya. Jika USG 2D dapat melihat ke organ-organ internal, maka USG 3D lebih ditujukan untuk mendiagnosa kelainan di wajah (misalnya bibir sumbing) atau tulang.

Perbandingan USG 2D dan 3D lainnya adalah biayanya. USG 2D biayanya lebih murah dibandingkan dengan USG 3D, dan biasanya ditanggung oleh asuransi perawatan kehamilan selama dilakukan untuk kepentingan medis. 

Sedangkan untuk USG 4D, hasil yang diberikan adalah video bayi dalam bentuk tiga dimensi. USG jenis ini menampilan dengan jelas pergerakan dan ekspresi wajah bayi. 

Sampai saat ini belum ada manfaat klinis dari penggunaan USG 4D dalam pemeriksaan kehamilan. Jadi kebanyakan USG jenis ini lebih dilakukan dengan alasan hiburan.

Untuk pemeriksaan medis selama hamil, dokter kandungan dan bidan akan lebih memilih menggunakan USG 2D karena sudah mencukupi kebutuhan. USG 3D apalagi 4D dianggap tidak perlu dilakukan kecuali untuk kebutuhan khusus.

USG Bukan untuk Membuat Foto dan Video Kenangan

perbandingan USG 2D dan 3D

Banyak calon orang tua yang melakukan USG karena ingin memiliki kenang-kenangan berupa foto dan video saat janin masih dalam kandungan. Untuk foto menggunakan USG 3D, dan untuk video menggunakan USG 4D. 

Hal ini sangat tidak disarankan. Walau pemeriksaan menggunakan USG tidak menimbulkan rasa sakit dan sampai saat ini tidak memiliki efek samping, tetapi sangat disarankan agar Bunda tidak melakukannya selain untuk alasan medis.

Di Amerika Serikat, himbauan ini dengan tegas diberikan oleh pemerintah karena melihat banyaknya calon orang tua yang memakai jasa klinik-klinik kesehatan yang tidak bertanggung jawab untuk membuat video janin mereka menggunakan USG 4D. 

Untuk pembuatan video ini, USG dilakukan dalam waktu panjang dan berpotensi untuk menimbulkan masalah yang tidak diinginkan baik bagi janin maupun ibu hamil. Karena itu, sebaiknya Bunda jangan ikut-ikutan, ya.

Sumber:

American College of Obstetricians and Gynecologists. 2021. Ultrasound Exams.

US FDA. 2014. Avoid Fetal “Keepsake” Images, Heartbeat Monitors

Klikdokter. 2018. Ini Beda USG 2D, 3D, dan 4D yang Harus Diketahui Ibu Hamil

Healthline Parenthood. 2016. Pregnancy Ultrasound.

By dr. Linda Lestari, Sp.OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi