Kenali Plasenta Akreta yang Bisa Bikin Wanita Sulit Hamil Lagi

plasenta akreta

Di antara komplikasi kehamilan, ada kalanya terjadi kondisi yang dinamakan plasenta akreta. Yuk Bun, ketahui lebih jauh soal plasenta akreta dan penanganannya.

Pengertian Plasenta Akreta

plasenta akreta

Plasenta atau yang secara awam dikenal dengan istilah “ari-ari” adalah merupakan organ yang fungsinya sangat penting di dalam kandungan, karena bertugas memasok oksigen dan nutrisi untuk janin. 

Selain itu, plasenta juga berfungsi membuang sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan oleh janin. 

Plasenta terbentuk dan menempel pada dinding rahim sejak awal kehamilan atau sekitar bulan pertama dan kedua kehamilan.

Dalam kehamilan, ada kalanya letak plasenta menempel terlalu dalam di dalam dinding rahim sehingga sulit untuk lepas dengan sendirinya setelah proses persalinan. Inilah yang disebut plasenta akreta, yang merupakan masalah kehamilan serius karena bisa membahayakan ibu hamil. 

Dalam kasus normal, setelah melahirkan, plasenta biasanya akan terlepas dalam dinding rahim. Namun dalam plasenta akreta, sebagian atau seluruh plasenta tetap melekat pada dinding rahim. Kondisi ini bisa memicu perdarahan hebat pascamelahirkan. 

Berdasarkan pada seberapa dalam pelekatan di dalam rahim, terdapat tiga tipe spektrum plasenta akreta, yaitu:

  • Plasenta akreta: plasenta melekat pada otot rahim. Ini adalah jenis yang paling umum, terjadi hampir pada 75% kasus.
  • Plasenta inkreta: plasenta menembus otot rahim.
  • Plasenta perkreta: plasenta melekat menembus dinding rahim, hingga melekat pada organ yang lain, seperti kandung kemih atau usus besar.

Perbedaan Plasenta Akreta dan Plasenta Previa

Nama kedua kondisi ini memang mirip, tapi plasenta akreta berbeda dengan plasenta previa. Perbedaannya di antaranya:

  • Kondisi plasenta akreta dilihat dari pelekatan plasenta yang terlalu dalam pada dinding rahim, sedangkan plasenta previa merupakan kondisi di mana letak plasenta berada di bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian maupun seluruh jalan lahir. 
  • Plasenta akreta menyebabkan perdarahan hebat, kadang disertai dengan nyeri abdomen, sedangkan pada plasenta previa perdarahannya biasanya tidak disertai nyeri.

Apa Penyebab Plasenta Akreta?

plasenta akreta

Meskipun hingga saat ini para pakar kesehatan belum bersepakat tentang penyebab plasenta akreta maupun pencegahannya, namun beberapa dokter menduga bahwa kondisi ini berkaitan dengan tingginya kadar protein bernama alpha-fetoprotein (AFP) yang dihasilkan janin, dan dapat dideteksi dari darah ibu hamil. 

Selain itu, abnormalitas pada lapisan rahim juga diduga menjadi faktor pemicu terjadinya plasenta akreta, seperti adanya jaringan parut pasca operasi Caesar atau operasi besar lainnya pada rahim. 

Bunda yang berisiko mengalami plasenta akreta di antaranya:

  • Hamil di atas usia 35 tahun.
  • Posisi plasenta ada di bawah rahim.
  • Pernah mengalami plasenta previa (plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir).
  • Memiliki kondisi rahim yang tidak normal, misalnya memiliki miom/kista. 
  • Pernah menjalani operasi Caesar lebih dari satu kali. 

Apakah Kejadian Ini Sering Terjadi?

plasenta akreta

Plasenta akreta adalah komplikasi yang cukup banyak terjadi. Menurut American Congress of Obstetrician and Gynecologist (ACOG), di Amerika setiap tahun rata-rata terjadi 533 kejadian plasenta akreta. Sementara di Indonesia, dilaporkan bahwa angka kejadiannya pun naik setiap tahun.

Karena beratnya komplikasi yang terjadi akibat plasenta akreta, kondisi ini tergolong gawat dan dapat mengancam keselamatan jiwa.

Untungnya, dalam banyak kasus, plasenta akreta sudah diketahui sejak masa kehamilan. Sehingga dokter bisa segera mengambil langkah penanganan, misalnya dengan persalinan melalui bedah Caesar lebih awal, untuk mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. 

Gejala Plasenta Akreta

Sayangnya, kondisi plasenta akreta tidak menunjukkan tanda atau gejala tertentu. Plasenta akreta terkadang hanya bisa terlihat melalui pemeriksaan USG. 

Dalam banyak kasus, plasenta akreta juga menyebabkan perdarahan bahkan sebelum persalinan, yaitu pada trimester ketiga (minggu ke 27-40).

Bila Bunda mengalami perdarahan, apalagi ditambah dengan nyeri pada bagian abdomen, hendaknya segera melapor ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut. 

Penanganan pada Plasenta Akreta

Pada kasus plasenta akreta berat, dokter akan melakukan operasi, yang pertama adalah operasi Caesar untuk melahirkan si Kecil. Kedua, dokter akan melakukan prosedur pengangkatan rahim atau histerektomi. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan yang semakin serius.

Bila Bunda masih menginginkan untuk hamil kembali, dokter akan melakukan tindakan perawatan sehingga sebagian plasenta akan tetap berada di dalam rahim. Meskipun demikian, risiko komplikasi menjadi semakin tinggi pada kehamilan berikutnya. 

Komplikasi Pascamelahirkan

Komplikasi serius dapat terjadi setelah persalinan, baik dengan metode histerektomi ataupun tidak. Pada operasi yang masih menyisakan sebagian besar plasenta, komplikasi yang dapat terjadi di antaranya: 

  • infeksi
  • perdarahan yang bisa membahayakan nyawa ibu
  • emboli paru atau penyumbatan dari gumpalan darah yang terlepas dan menyumbat arteri paru-paru

Komplikasi juga dapat terjadi pada kehamilan berikutnya, yakni keguguran, mengalami plasenta akreta lagi, atau kelahiran prematur. 

Sementara itu, operasi Caesar dengan histerektomi juga dapat menimbulkan komplikasi berupa infeksi luka operasi, reaksi alergi karena obat bius, dan terbentuknya gumpalan darah. 

Selain itu, komplikasi lain yang dapat terjadi karena plasenta akreta adalah kerusakan organ, seperti pada paru-paru akibat acute respiratory distress syndrome, pada ginjal karena gagal ginjal. 

Sumber:

Healthline. 2016. Pregnancy Complications: Placenta Accreta.

Utah Healthcare. Placenta Accreta.

Mother and Baby. 2019. Waspada, Placenta Accreta pada Ibu Hamil!

Alodokter. 2018. Plasenta Akreta.

By dr. Linda Lestari, Sp.OG

Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *