Begini Cara yang Benar Menghangatkan ASI

Bila terkait Si Kecil dan ASI, akan selalu ada saja hal yang tidak terduga terjadi. Oleh karena itu, perlu memastikan memiliki cadangan ASI perah yang cukup. Apalagi, memompa payudara juga dapat merangsang produksi ASI menjadi lebih banyak. Namun, bagaimana sebenarnya cara yang benar menghangatkan ASI dari stok yang tersedia di kulkas?

Alasan ASI Perlu Dipanaskan

cara menghangatkan asi

Sebenarnya tidak ada yang membahayakan dari ASI yang dingin. Namun, biasanya bayi suka menolak ASI yang berbeda dengan rasa atau kondisi dari ASI yang biasa ia minum. 

ASI yang keluar dari payudara langsung terasa hangat, oleh karena itu bayi akan lebih memilih ASI hasil pompa yang juga hangat. 

ASI beku yang sudah dicairkan juga terlihat memiliki warna dan konsistensi berbeda dari ASI perah yang segar, meski masih aman digunakan. Selain itu, suhu dingin biasanya membuat lemak menjadi terpisah. Dan memanaskan susu membantu membuat lemak menyatu kembali. 

Terkadang, ASI beku yang dicairkan membuat ASI mengeluarkan aroma menyerupai logam, tapi bukan berarti susu itu sudah basi. Aroma tersebut dihasilkan oleh enzim lipase. Menurut studi dari yang diterbitkan pada Journal of the American College of Nutrition, enzim lipase membantu bayi mencerna lemak susu.

ASI yang baik adalah ASI yang paling lama 4 jam keluar dari payudara atau 2 jam setelah dikeluarkan dari penyimpanan. Bila sudah melebihi durasi tersebut, ASI perah sebaiknya dimasukan ke dalam penyimpanan. Jika saat bayi minum ASI perah dari kulkas dan masih ada sisanya, sebaiknya dibuang dan tidak dimasukkan kembali ke kulkas. 

Cara yang Benar Menghangatkan ASI

cara menghangatkan asi

Untuk mencapai suhu ruangan, sebenarnya Bunda dapat saja mencairkan ASI secara manual. ASI yang disimpan dalam freezer, memerlukan waktu 12 jam untuk mencapai suhu ruangan. ASI yang disimpan di dalam kulkas, membutuhkan waktu 20 menit untuk mencapai suhu ruangan. 

Ada juga cara yang lebih cepat, namun lebih sulit dalam prosesnya karena terkait suhu yang harus dijaga, yaitu dengan memanaskan ASI.

ASI yang baru diperah memiliki ketahanan yang berbeda-beda, tergantung metode penyimpanannya. ASI bertahan empat jam di suhu ruangan, empat hari di lemari es, dan  enam sampai 12 bulan di freezer.

Agar tidak kehilangan banyak nutrisi yang terdapat pada ASI, Bunda perlu mengetahui cara terbaik menghangatkan ASI. Berikut adalah beberapa opsi menghangatkan ASI.

Cara menghangatkan ASI dari lemari es:

  • Hangatkan air biasa menggunakan ketel atau microwave hingga mencapai suhu 37,5 derajat Celcius.
  • Setelah itu, tuang air yang hangat ke dalam cangkir atau mangkuk. 
  • Tempatkan kantong atau botol ASI tertutup ke dalam mangkuk berisi air hangat tersebut. 
  • Biarkan susu dalam air hangat selama 1-2 menit hingga ASI mencapai suhu ruangan.
  • Aduk ASI untuk mencampurkan lemak, jika sudah terpisah.
  • Sebelum memberikan botol susu kepada bayi, uji suhu ASI. Bunda dapat melakukannya dengan menuangkan sedikit ASI ke pergelangan tangan.

Cara menghangatkan ASI dari freezer:

  • Untuk menghangatkan ASI yang beku, keluarkan ASI beku dari freezer dan masukkan ke dalam lemari es bagian bawah untuk dicairkan semalaman. Kemudian, ikuti petunjuk seperti di atas untuk menghangatkan ASI. 
  • Jika Bunda membutuhkan ASI yang cepat dan hanya memiliki ASI beku, Bunda dapat memanaskan ASI langsung dari freezer menggunakan metode yang sama seperti di atas. Perbedaannya hanya pada durasi yang lebih lama, yaitu selama 10-15 menit. Gunakan ASI yang telah dicairkan dalam waktu 24 jam sejak ASI mencair sepenuhnya.

Cara menghangatkan ASI dengan menggunakan botol penghangat (bottle warmer):

  • Untuk menghangatkan ASI di bottle warmer, letakkan seluruh botol di area pemanas dan ikuti petunjuk manual dalam petunjuknya yang bisa saja berbeda setiap merknya.
  • Kebanyakan bottle warmer membutuhkan waktu beberapa menit untuk mencapai kehangatan yang diinginkan.
  • Awasi agar tidak terlalu panas dan cabut stekernya saat tidak digunakan.

Tips Menghangatkan ASI

Cara yang benar menghangatkan ASI menjamin nutrisi pada ASI tidak terbuang akibat pemanasan yang tidak tepat. Beberapa hal berikut juga perlu Bunda lakukan sebagai upaya membantu terjaganya kualitas ASI: 

  • Jangan memanaskan kembali atau mengembalikan ASI yang sebelumnya dihangatkan ke dalam lemari es.
  • Tidak menggunakan ASI yang telah dua jam berada di suhu ruangan.
  • Beri tanggal, sehingga ASI yang paling lama tersimpan di lemari es, dapat dikeluarkan lebih dulu dengan metode FIFO (first in first out).
  • Jangan simpan ASI di pintu lemari es atau freezer agar ASI terhindar dari perubahan suhu sejak membuka dan menutup pintu.
  • Jika Bunda tidak akan menggunakan ASI yang baru diperah dalam 4 jam, bekukan segera. 
  • Saat membekukan ASI, sisakan sekitar satu inci ruang di bagian atas wadah karena ASI mengembang saat membeku.
  • ASI dapat disimpan di dalam cooler bag berinsulasi dengan ice pack beku hingga 24 jam saat bepergian. Begitu tiba di tempat tujuan, ASI harus segera digunakan, disimpan di lemari es, atau dibekukan kembali.
  • Gunakan ASI dalam waktu 24 jam setelah pencairan di lemari es.
  • Tidak menggunakan microwave untuk memanaskan ASI.

Menghangatkan ASI adalah pilihan, namun bukan keharusan. Beberapa Bunda memberikan ASI dalam keadaan dingin ke bayinya. 

Bila Bunda memutuskan untuk memberikan ASI hangat, jangan lupa untuk  melakukan cara yang benar menghangatkan ASI. Dan jangan sayang membuang ASI bila memang tidak layak digunakan atau disimpan, ya, Bun!

Sumber:

Parents. 2020. How to Warm Up Breast Milk.

Sehatq. 2020. Cara Mencairkan ASI Beku yang Benar, Ikuti 4 Langkah Ini.

Healthline. 2019. How to Safely Warm Breast Milk from the Refrigerator and Freezer.

By dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK

Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor Laktasi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *