Benarkah Bentuk Panggul Sempit Susah Melahirkan?

bentuk panggul sempit

Bentuk panggul yang sempit sering disebut sebagai penyebab terjadinya kesulitan pada Bunda saat menjalani proses persalinan. Kenali bentuk-bentuk panggul dan bagaimana pengaruh panggul sempit terhadap proses persalinan.

Macam-macam Bentuk Panggul

bentuk panggul sempit

Seperti halnya bentuk tubuh yang lain, bentuk panggul setiap wanita bisa berbeda. Masing-masing perbedaan bentuk panggul dapat memberi pengaruh yang berbeda juga saat menjalani proses persalinan.

Dalam dunia medis dikenal ada empat bentuk umum panggul, yaitu:

1. Ginekoid:

Merupakan bentuk yang paling ideal untuk melahirkan secara normal. Pasalnya, rongga panggul lebar dan luas, sehingga memberikan lebih banyak ruang bagi bayi saat melewati vagina.

Hampir 50% wanita memiliki bentuk panggul seperti ini. Bunda dengan bentuk panggul ini relatif tidak mengalami kesulitan saat bersalin dan bayi dapat melalui jalan lahir dengan sempurna. 

2. Antropoid

Pada panggul dengan bentuk ini, bentuk bagian depan panggul agak lonjong, menyerupai telur. Bunda dengan bentuk panggul ini berpeluang melahirkan normal namun ada kalanya terjadi kesulitan.

3. Android

Bentuk panggul ini menyerupai segitiga atau hati. Panggul bentuk ini membuat persalinan normal cenderung lebih lama karena areanya agak menyempit.

4. Platipeloid

ini adalah bentuk panggul oval yang pipih. Bentuk panggul ini agak jarang, sekitar 3% dari populasi wanita di dunia.

Bentuk panggul ini umumnya membuat Bunda cukup berisiko untuk melakukan persalinan secara normal, sehingga biasanya sejak awal dokter sudah menyarankan persalinan melalui bedah Caesar.

Bagaimana Cara Mengetahui Bentuk Panggul?

bentuk panggul sempit

Biasanya dokter melakukan pemeriksaan dalam dan USG panggul untuk mengetahui apakah panggul Bunda cukup lebar untuk menjalani persalinan normal. Bila ternyata Bunda diperkirakan memiliki panggul sempit, biasanya dokter akan merekomendasikan Bunda untuk bersiap menjalani bedah.

Panggul sempit berisiko menyebabkan bayi akan tersangkut pada jalan lahir, apalagi bila tubuh si Kecil cukup besar. Masalah panggul sempit biasanya disebut dengan Cephalopelvic disproportion (CPD). 

Selain itu, panggul yang sempit juga bisa meningkatkan risiko Caesar emergensi karena proses bersalin yang terlalu lama. Dalam hal ini, pelvimetri (MRI untuk menilai keadaan pelvis pasien) pasca persalinan direkomendasikan dan hasilnya harus dipakai ketika memutuskan metode kelahiran kehamilan berikutnya.

Mengapa Bisa Ada Bentuk Panggul Sempit?

Selain ditentukan oleh faktor genetik, ada beberapa kondisi juga yang diperkirakan menjadi penyebab panggul sempit, yaitu:

  • Pernah terjadi cedera panggul akibat kondisi klinis, seperti patah tulang panggul, patah tulang pinggul, prolaps pada organ panggul, radang panggul, atau tumor panggul. Kondisi ini harus diberitahukan sejak awal kepada bidan atau dokter Bunda, sehingga dapat dilakukan pengawasan dan pemeriksaan secara lebih mendalam. 
  • Berlebihannya hormon androgen di dalam tubuh, sehingga menyebabkan bentuk panggul lebih kecil daripada umumnya wanita.
  • Tubuh kekurangan nutrisi sehingga beberapa bagian tubuh tidak berkembang optimal.
  • Terjadi gangguan tulang, seperti rakitis dan osteomalasia yang menyebabkan tulang panggul tumbuh tidak normal.

Apakah Panggul Sempit Masih Bisa Melahirkan Normal?

Meski ada risiko-risiko yang mungkin timbul, persalinan normal pada panggul sempit atau kondisi CPD masih bisa dilakukan, dengan beberapa persyaratan:

  • Pengawasan penuh pada kondisi kontraksi, pembukaan, juga gerakan bayi saat memasuki jalan lahir.
  • Pengawasan detak jantung, baik pada Bunda maupun si Kecil.
  • Konfirmasi posisi kepala bayi dan kondisi panggul melalui pemeriksaan dalam, maupun USG dan atau MRI.

Selama proses percobaan persalinan normal ini, Bunda mungkin akan diminta untuk melakukan beberapa posisi yang dianggap dapat membantu pembukaan panggul sehingga lebih lebar, misalnya duduk, berjongkok (squatting), mengubah-ubah posisi tubuh, atau berada pada posisi merangkak.

Saat masa persalinan aktif atau saat Bunda harus mengejan, mungkin dokter akan menggunakan beberapa alat bantu, seperti vakum atau forceps, untuk lebih memudahkan keluarnya bayi dari jalan lahir.

Tetapi begitu terlihat adanya kondisi yang kurang baik, misalnya kontraksi melemah, pembukaan rahim yang terhenti atau gawat janin, langkah darurat berupa bedah Caesar akan segera dilakukan. 

Sumber:

Healthline. 2020. The 4 Main Pelvis Types and What They Mean for Giving Birth.

Verywell Family. 2021. Cephalopelvic Disproportion.

Alodokter. 2019. Panggul Sempit dan Pengaruhnya terhadap Proses Persalinan.

By dr. Linda Lestari, Sp.OG

Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *