Bunda mungkin terbiasa menghilangkan bulu kemaluan saat sebelum hamil, baik dengan waxing, bercukur, atau dengan menggunakan krim perontok bulu. Kini saat hamil, Bunda tetap ingin tetap mencukur bulu kemaluan, terutama menjelang melahirkan nanti agar terasa bersih. Sebenarnya perlu atau tidak ya, melakukan ini?
Sejarah Mencukur Bulu Kemaluan sebelum Melahirkan
Hampir seabad lalu, merupakan hal yang lumrah jika ibu hamil menghilangkan bulu kemaluan terlebih dahulu sebelum berangkat ke rumah sakit untuk melahirkan. Jika tidak, maka perawat yang akan melakukannya sebelum proses melahirkan berlangsung menggunakan pisau cukur.
Hal ini dilakukan karena mencukur bulu kemaluan dinilai dapat mengurangi risiko infeksi jika terjadi robekan di perineum atau perlu dilakukan episiotomi. Tidak adanya bulu kemaluan akan membuat penjahitan perineum menjadi lebih mudah.
Selain itu, tidak adanya bulu kemaluan juga membuat proses melahirkan dengan bantuan alat menjadi lebih mudah.
Namun kemudian, dilakukan penelitian yang membandingkan antara ibu hamil yang mencukur bulu kemaluan sebelum melahirkan dan yang tidak.
Hasilnya tidak ada perbedaan jumlah ibu yang menderita demam setelah melahirkan antara ibu yang bulu kemaluannya sudah dicukur dan yang belum.
Penelitian lain juga membandingkan kelompok ibu tanpa bulu kemaluan dan dengan bulu kemaluan mengenai infeksi luka di perineum, kejadian luka terbuka, dan kepuasan ibu setelah sobekan perineum dijahit. Hasilnya, tidak ada perbedaan antara dua kelompok tersebut.
Mencukur Bulu Kemaluan Tidak Bermanfaat Medis
Lama-kelamaan, semakin banyak bukti bahwa adanya bulu kemaluan tidak meningkatkan risiko terjadinya infeksi saat melahirkan. Malah sebaliknya, membiarkan bulu kemaluan tetap ada di perineum dapat membantu melindunginya dari infeksi.
Karena dinilai tidak bermanfaat secara medis, maka mencukur bulu kemaluan tidak lagi menjadi sebuah keharusan untuk dilakukan sebelum proses melahirkan.
Jadi keputusan untuk menghilangkan bulu kemaluan atau tidak ada pada ibu hamil. Jika memilih untuk dilakukan ya, silakan Bun. Jika tidak ya, tidak masalah.
Walaupun begitu, tetap masih ada rumah sakit yang menjalankan praktik menghilangkan bulu kemaluan sebelum melahirkan.
Pertimbangannya adalah area luar vagina menjadi lebih rapi dan mudah dibersihkan setelah proses melahirkan jika tanpa bulu kemaluan. Proses menjahit perineum yang sobek juga lebih mudah.
Jika Bunda keberatan bulu kemaluan dihilangkan sebelum melahirkan, baik dicukur habis ataupun dipotong sangat pendek, maka Bunda dapat memastikan hal tersebut saat memilih rumah sakit untuk bersalin.
Namun jika itu bukan masalah bagi Bunda, maka hal ini dapat dicoret dari daftar pertimbangan memilih rumah sakit bersalin.
Cara Aman Mencukur Bulu Kemaluan saat Hamil
Bercukur merupakan cara menghilangkan bulu kemaluan yang paling aman bagi ibu hamil. Jika ingin mencukurnya, maka Bunda harus lakukan dengan hati-hati dan pelan-pelan agar tidak melukai kulit di area yang dicukur.
Berikut ini tips yang dapat Bunda lakukan jika ingin mencukur bulu kemaluan saat sedang hamil:
- Selalu gunakan pencukur atau mata pisau cukur yang baru agar lebih tajam dan mengurangi potensi terjadinya luka.
- Basuh dahulu area yang hendak dicukur dengan air hangat agar bulu dan kulit menjadi lebih lembut. Bunda bisa melakukannya sambil mandi agar lebih praktis.
- Lakukan sambil berdiri. Cara ini lebih mudah karena jika dilakukan sambil duduk akan sulit untuk melihat area yang dicukur. Bunda juga lebih rentan untuk melukai diri dengan pencukur.
- Gunakan krim atau gel pencukur untuk membuat proses mencukur jadi lebih mudah. Gerakkan mata pisau pencukur searah tumbuhnya bulu kemaluan.
- Setelah mencukur selesai, segera oleskan krim pelembap untuk mencegah kulit iritasi akibat penggunaan alat cukur.
Jika Bunda lebih terbiasa dengan waxing atau menggunakan krim perontok bulu, maka sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter kandungan untuk memastikan cara-cara ini boleh dilakukan.
Perlu Bunda pertimbangkan juga bahwa waxing bulu kemaluan saat hamil akan terasa lebih menyakitkan karena daerah vagina bagian luar menjadi lebih sensitif.
Sumber:
Basevi, Vittorio, et al (2014). Routine Perineal Shaving on Admission in Labour. Cochrane Database Syst Rev. 2014 Nov; 2014(11): CD001236.
Natalie, Jolly, PhD., (2017). Birth and the Bush: Untangling the Debate Around Women’s Pubic Hair. Birth Issues in Perinatal Care, Vol. 44, issue 1, March 2017: 7-10.
What to Expect. 2021. How to Remove Hair During Pregnancy Safely.
Verywell Family. 2021. Removing Your Pubic Hair for Labor.