Ada sejumlah Bunda yang mengalami positif hamil, namun tak lama setelahnya tiba-tiba haid kembali. Kok bisa, ya? Itu dinamakan dengan chemical pregnancy alias kehamilan kimiawi. Apa penyebab dan penanganannya? Penjelasannya ada di sini ya, Bun.
Pengertian Chemical Pregnancy
Dalam dunia medis, dikenal istilah chemical pregnancy atau biochemical pregnancy. Dalam bahasa Indonesia, kita dapat menyebutnya sebagai kehamilan kimiawi.
Chemical pregnancy adalah keguguran dini yang terjadi bahkan sebelum 5 minggu kehamilan, sehingga mirip dengan periode haid biasa.
Disebut kehamilan kimiawi karena secara hormonal atau kimia, kondisinya dinyatakan positif hamil. Namun tak lama setelah itu terjadi keguguran spontan, sehingga tubuh tidak lagi dalam kondisi hamil.
Penyebab Chemical Pregnancy
Hingga saat ini penyebab utama dari chemical pregnancy memang belum diketahui. Namun para pakar medis bersepakat bahwa chemical pregnancy bisa disebabkan karena terjadinya kelainan kromosom pada sel telur yang sudah dibuahi.
Secara alami, tubuh dapat mendeteksi adanya kelainan ini dan menghentikan proses kehamilan yang sedang berjalan. Ini yang kemudian menyebabkan terjadinya keguguran spontan.
Penyebab yang lain di antaranya:
- Kadar hormon yang tidak seimbang
- Terjadinya pembuahan di luar rahim
- Adanya infeksi, misalnya chlamydia atau sifilis
- Adanya kelainan di dalam rahim
Adapun faktor-faktor risiko yang mempertinggi peluang terjadinya chemical pregnancy adalah:
- Kehamilan di atas usia 35 tahun
- Terjadi kelainan dalam pembekuan darah pada Bunda
- Pengidap diabetes
- Bunda dalam kondisi PCOS (polycystic ovary syndrome)
- Adanya masalah kelenjar tiroid
Gejala Chemical Pregnancy
Secara umum, Bunda yang mengalami chemical pregnancy tidak benar-benar merasa bahwa dirinya hamil, karena satu-satunya gejala yang terlihat adalah terlambat haid.
Saat diperiksa dengan menggunakan test pack, biasanya hasilnya positif tetapi agak samar. Lalu saat dicek kembali setelah beberapa waktu, hasilnya kembali negatif dan Bunda mendapatkan haid kembali.
Haid yang dialami Bunda kadang lebih banyak daripada yang biasa. Meskipun pada beberapa orang, volume darah pada haid yang merupakan akibat dari chemical pregnancy ini tidak terasa terlalu berbeda.
Gejala lain dari chemical pregnancy di antaranya:
- Pada pemeriksaan darah diketahui bahwa kadar hCG-nya rendah.
- Muncul kram pada perut, ada yang berupa kram ringan maupun kram tingkat sedang, mirip dengan kram pada saat haid biasa.
- Muncul perdarahan atau spotting sekitar satu minggu sebelum tanggal haid yang biasa.
Chemical pregnancy secara umum tidak berbahaya atau mengganggu kondisi Bunda, meski secara psikologis dapat memberi pengaruh yang sifatnya emosional.
Terutama bagi Bunda yang memang sedang merencanakan kehamilan, chemical pregnancy dapat menimbulkan rasa duka maupun sedih yang mendalam.
Bagaimana Dokter Mendeteksi Chemical Pregnancy?
Karena kondisi ini dialami sangat awal, maka bila diperiksa dengan menggunakan USG, tidak akan terlihat adanya kantong kehamilan atau gestational sac di dalam rahim.
Oleh karena itu, dokter akan memastikan kondisi Bunda melalui pemeriksaan darah. Saat mengalami chemical pregnancy, kadar hormon kehamilan (hCG) yang seharusnya meningkat di dalam darah tidak akan terlihat.
Setelah mendapatkan konfirmasi bahwa mengalami chemistry pregnancy, mungkin Bunda bertanya-tanya apakah bisa hamil lagi? Bunda tak perlu mengkhawatirkan karena Bunda masih punya peluang untuk hamil normal.
Yang penting adalah menjaga kondisi tubuh tetap sehat, dan bila perlu menjalani program kehamilan yang dipantau oleh dokter.
Apakah Ada Tindakan Khusus untuk Chemical Pregnancy?
Karena keguguran yang terjadi sangat dini, secara umum Bunda tidak perlu mendapat tindakan khusus oleh dokter. Bunda akan mengalami perdarahan seperti haid biasa, yang akan berhenti dengan sendirinya.
Namun bila chemical pregnancy ini Bunda alami lebih dari satu kali, atau bahkan berturut-turut, ada baiknya bila Bunda memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab dan mendapatkan rekomendasi perawatan agar tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Kehilangan calon buah hati memang terasa menyedihkan, Bunda.
Dapatkan dukungan dari support system Bunda, mulai dari pasangan, keluarga, dan para sahabat, agar Bunda dapat merasa lebih tenang dan tidak stres. Rencanakan kehamilan berikutnya dengan kondisi fisik dan mental yang kuat dan sehat.
Sumber:
What to Expect. 2021. What Is a Chemical Pregnancy?
Verywell Family. 2020. What Is a Chemical Pregnancy?
Healthline. 2017. What’s a Chemical Pregnancy?