Banyak ibu kewalahan menghadapi anak yang aktif. Kebanyakan ibu juga bingung mengapa anak ibu lebih aktif dari anak lainnya.
Sehingga timbul pertanyaan, apakah anak ibu termasuk tidak normal? Eits, tunggu dulu! Anak yang aktif normal, kok, Bu. Lalu, anak aktif seperti apa yang butuh perhatian lebih? Yuk, kenali perbedaannya!
Beberapa Faktor Anak Aktif
Anak aktif adalah anak dengan kecerdasan kinestetis, artinya ia memang tidak bisa diam, namun tetap dapat berkonsentrasi dan fokus saat belajar.
Anak yang menunjukkan gejala hiperaktif, bisa juga terkait dengan zat aditif pada makanan yang dikonsumsi.
Beberapa anak sensitif terhadap zat aditif yang terdapat pada permen, minuman buah, soda, sereal berwarna cerah, dan junk food. Bila demikian, ibu dapat mencoret makanan tersebut dari daftar makanan si kecil.
Rumah yang tidak nyaman, seperti sering terjadinya argumen di antara orang tua, membuat anak stres, kemudian kurang tidur.
Kondisi rumah seperti ini menjadi salah satu faktor anak aktif sekali. Mulai berikan ketenangan dan kenyamanan pada anak, dan lihat apakah anak masih hiperaktif atau tidak.
Tenaga yang tidak dikeluarkan, juga menjadi penyebab anak aktif. Luangkan waktu untuk menemani anak beraktivitas di luar atau berolahraga yang menguras tenaganya.
Beda Anak Hiperaktif dan Aktif
Anak aktif cenderung fokus pada satu perhatian, walau kadang teralihkan pada hal yang membuatnya menarik. Sedangkan anak hiperaktif sulit fokus terhadap satu hal tertentu, misalnya mainan atau benda tertentu.
Anak aktif, akan mudah diajak berbicara dan menangkap kosakata yang diajarkan pada si Kecil. Anak hiperaktif di sisi lain berbicara dengan tempo cepat dan volume yang tinggi, sehingga anak hiperaktif cenderung suka menginterupsi pembicaraan orang lain.
Anak aktif dapat menguasai perasaannya. Ia tidak akan mudah menangis kecuali dalam keadaan sedih, kesal, marah. Sedangkan anak hiperaktif memiliki perasaan yang lebih sensitif sehingga lebih mudah menangis dan merengek.
Anak yang aktif lebih dapat diterima di pergaulannya karena lebih sabar, sedangkan anak hiperaktif cenderung tidak mau mengalah.
Anak aktif akan tidur dan beristirahat saat merasa lelah, di saat anak hiperaktif tidak mengenal rasa lelah.
Anak hiperaktif memerlukan perhatian khusus dari orang tua. Bila orang tua tidak dapat menanganinya sendiri, dapat berkonsultasi pada dokter spesialis anak untuk mendapatkan terapi.
Hargai Keunikan Setiap Anak
Setiap anak memiliki kepribadiannya masing-masing. Dan orang tua perlu membedakan cara mendidik antara anak yang satu dan lainnya.
Ada anak yang cenderung lebih senang dengan gaya belajar visual (penglihatan), ada yang lebih senang dengan gaya belajar auditori (pendengaran), dan ada pula yang cenderung lebih senang belajar dengan kinestetis (gerakan).
Anak yang aktif cenderung lebih cocok untuk gaya belajar kinestetis. Gaya belajar kinestetis mengharuskan anak tersebut untuk lebih banyak bergerak, serta berinteraksi dengan objek pembelajarannya.
Misalnya, saat belajar matematika, anak dengan gaya belajar kinestetis memerlukan alat yang bisa dipegangnya terkait pembelajaran hitungan. Gunakan mainan atau benda berbentuk angka, selama belajar matematika.
Orang tua perlu memberi contoh positif pada anak dengan pembelajaran kinestetis. Misalnya, saat ibu sedang membersihkan rumah, anak dapat diajak untuk membereskan mainannya.
Ajak anak untuk beraktivitas di luar rumah seperti berenang atau berlari di taman. Namun, tetap waspada terhadap gerak-gerik si anak.
Satu hal yang perlu orang tua tekankan pada pembelajaran kinestetis adalah tidak boleh memaksakan kehendak dengan cara yang kasar.
Hindari memerintah dengan keras apalagi menghukum. Orang tua cukup memberikan pengertian pada anak, kapan ia harus menenangkan diri, misalnya saat di dalam bioskop atau di kendaraan umum.
Sumber:
Halodoc. 2021. Jangan Langsung Dimarahi, Ini Penyebab Anak Tidak Bisa Diam.
Klikdokter. 2016. Menangani Anak yang Terlalu Aktif dan Tidak Bisa Diam.
SehatQ. 2020. Apa Perbedaan Anak Aktif dengan Hiperaktif?