Dengan alasannya masing-masing, ibu menyusui umumnya memerah ASI, menempatkannya di wadah, lalu menyimpan di dalam kulkas atau freezer.
Namun kadang situasi tidak ideal sehingga Bunda tidak menemukan kulkas. Simak tips berikut mengenai cara menyimpan ASI tanpa kulkas agar kondisinya tidak rusak saat dikonsumsi bayi.
Mengapa ASI Mudah Rusak?
Mungkin Bunda adalah seorang ibu pekerja yang terbiasa untuk memerah ASI sebagai stok untuk diminum bayi saat Bunda berada di kantor. Bisa jadi juga Bunda terbiasa memerah ASI untuk mengosongkan payudara dari sisa ASI setelah bayi menyusu.
Sehigienis apa pun Bunda menjaga peralatan memompa ASI atau saat memerah ASI dengan tangan, tetap saja akan ada sedikit bakteri yang akan ikut masuk ke dalam wadah penyimpanan ASI. Bakteri inilah yang membuat ASI perah tidak dapat bertahan lama di suhu ruang dan sebaiknya segera disimpan di dalam kulkas atau freezer.
Bukankah di dalam ASI terdapat kandungan antibakteri, jadi seharusnya tidak mudah rusak? Memang benar kandungan antibakteri ini dapat membantu memperlambat perkembangan bakteri di dalam ASI. Namun hanya dapat memperlambat sampai sekitar empat jam saja sebelum akhirnya bakteri mulai berkembang biak.
Panduan Cara Penyimpanan ASI
Wajar jika Bunda bingung mengenai cara menyimpan ASI yang benar, apalagi dengan kondisi ASI mudah rusak. Bunda bisa mencoba cara yang dianjurkan oleh CDC (Center for Disease Control and Prevention) dan AAP (American Academy of Pediatrics) berikut ini:
- ASI segar yang baru diperah: 4 jam di suhu ruang, 4 hari di kulkas, dan 6-12 bulan di freezer.
- ASI beku yang baru dicairkan: 1-2 jam di suhu ruang dan 24 jam di kulkas. ASI yang sudah dicairkan tidak boleh dibekukan kembali.
- Sisa dari ASI yang sudah diminum bayi: Harus digunakan maksimal 2 jam setelahnya.
Selain mencegah ASI menjadi rusak, menyimpan ASI di kulkas atau freezer juga memastikan agar kualitas ASI tetap terjaga dan kandungan nutrisinya tidak rusak.
Walaupun demikian, sebaiknya Bunda tidak menyimpan atau membekukan ASI sampai terlalu lama karena kandungan vitamin C di dalam ASI akan terus berkurang semakin lama ASI disimpan.
Cara Menyimpan ASI tanpa Kulkas
Mungkin Bunda ragu ASI dapat bertahan lama jika tidak disimpan di dalam kulkas. Sebenarnya ASI dapat bertahan sampai empat jam di suhu ruang , tapi dengan catatan bahwa suhu ruang tidak lebih dari 25 derajat Celsius. Jika lebih dari itu, maka sebaiknya ASI segera diminum atau Bunda dapat mencari kulkas untuk menyimpan ASI.
Cara menyimpan ASI tanpa kulkas lainnya yang bisa Bunda lakukan adalah menyediakan cooler bag atau insulated bag berisi ice gel pack yang beku. Dengan menyimpan ASI di dalam tas khusus ini, ASI dapat bertahan sampai 24 jam. Setelah itu, ASI bisa langsung dikonsumsi bayi, disimpan di kulkas, atau dibekukan di freezer.
Jika Bunda menyimpan ASI di dalam cooler bag atau insulated bag, maka selesai diperah, segera tutup wadah ASI dengan rapat. Jika Bunda menggunakan botol susu bayi sebagai wadah, hindari menggunakan dot untuk menutup botol karena udara bisa tetap masuk dan merusak kondisi ASI walaupun didinginkan.
Sementara jika Bunda tak punya pilihan selain menaruh ASI di suhu ruang, maka Bunda bisa terapkan cara menyimpan ASI tanpa kulkas dengan membungkus wadahnya menggunakan handuk dingin atau basah. Selain itu, hindari menaruh wadah ASI dekat jendela, tempat yang panas, atau terpapar sinar matahari.
Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter anak dan/atau konsultan laktasi mengenai cara menyimpan ASI tanpa kulkas agar dapat bertahan lebih lama. Walau begitu, ada baiknya Bunda tetap tidak membiarkan ASI dikonsumsi bayi jika sudah lebih dari empat jam.
Sumber:
Mayo Clinic. 2021. Breast Milk Storage: Dos and Don’ts.
CDC. 2021. Breastfeeding: Proper Storage and Preparation of Breast Milk.
Verywell Family. 2020. Storing Breast Milk at Room Temperature.