Bunda yang telah merencanakan kelahiran, pastinya was-was apakah usahanya berhasil atau tidak. Beberapa tanda kehamilan dapat Bunda rasakan beberapa minggu setelah pembuahan. Bila Bunda mengalami beberapa tanda kehamilan, itulah ciri janin ada dalam perut. Bagaimana lagi cara mengetahui kehamilan?
Memahami Proses Reproduksi Tubuh
Setiap bulan, tubuh Bunda menjalani siklus reproduksi. Siklus ini ditandai dengan munculnya menstruasi atau bila terjadi pembuahan, berarti akan terjadi kehamilan. Siklus ini terjadi selama tahun-tahun reproduksi yaitu mulai dari pubertas di masa remaja hingga menopause sekitar usia 50 tahun.
Ovulasi merupakan bagian dari siklus reproduksi. Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur matang yang siap untuk dibuahi dari indung telur atau ovarium ke tuba falopi (saluran antara indung telur dan rahim). Dalam prosesnya, bila sel telur yang matang tersebut bertemu sperma di dalam rahim maka terjadilah proses pembuahan.
Jika sel telur dibiarkan tidak dibuahi, sel telur akan hancur dan lapisan rahim akan luruh selama menstruasi.
Ovulasi biasanya terjadi sekitar hari ke-14 dari siklus menstruasi 28 hari. Namun, tidak semua orang memiliki siklus 28 hari, sehingga waktu yang tepat dapat bervariasi. Secara umum, ovulasi terjadi dalam empat hari sebelum atau empat hari setelah titik tengah siklus Bunda.
Memahami bagaimana ovulasi terjadi dan kapan proses itu terjadi dapat membantu Bunda mencapai atau mencegah kehamilan. Hal ini juga dapat membantu Bunda mendiagnosis kondisi medis tertentu.
Ciri Janin Ada Dalam Perut Atau Sedang Hamil
Selain menstruasi tidak terjadi, ciri janin ada di dalam perut atau Bunda mungkin sedang hamil ditandai dengan beberapa hal berikut:
Payudara bengkak dan sensitif
Payudara tampak bengkak, sekaligus sensitif dan nyeri saat disentuh. Namun, gejala ini tidak selalu muncul sebagai ciri janin ada di dalam perut.
Mual dengan atau tanpa muntah
Tiga minggu setelah pembuahan, sebagian Bunda akan merasakan mual, dengan atau tanpa muntah. Tidak hanya pagi hari, mual semacam ini bisa terjadi kapan saja. Hal ini berkaitan dengan hormon kehamilan.
Kram perut bagian bawah
Awalnya, Bunda mungkin mengira kram perut yang terjadi adalah salah satu gejala PMS. Padahal, kram perut bagian bawah terjadi juga pada 10-14 hari usia masa subur atau ovulasi.
Selain kram perut, Bunda juga dapat mengalami keluarnya bercak darah. Flek tanda hamil ini yang berwarna agak cokelat atau lebih gelap, tidak semerah darah menstruasi.
Mual muntah yang lebih sering
Tanda fisik ini paling terlihat sebagai ciri janin ada di dalam perut. Keluhan mual muntah muncul akibat perut terasa tidak nyaman. Perubahan hormon ternyata juga berdampak pada sistem pencernaan, sehingga kadar asam lambung naik dan memunculkan gejala mual muntah.
Sering buang air kecil
Ciri janin ada di dalam perut biasanya juga terlihat saat Bunda menjadi lebih sering buang air kecil, terutama pada minggu ke-6 hingga ke-8 usai pembuahan.
Tanda ini terjadi sebagai akibat pembesaran rahim yang mulai menekan kantung kemih. Kantung kemih terasa cepat penuh, sekalipun Bunda belum lama buang air kecil.
Suhu tubuh lebih tinggi dari biasa
Suhu tubuh ibu hamil saat baru bangun di pagi hari cenderung lebih tinggi. Biasanya, suhu tubuh ini akan meningkat sedikit usai masa ovulasi dan menetap pada suhu yang sama hingga menstruasi berikut.
Cara Mengetahui Ada Janin Dalam Perut
Beberapa perubahan fisik memang bisa menjadi tanda bahwa telah terjadi kehamilan. Namun, agar lebih pasti ada tidaknya janin di dalam perut, Bunda perlu memeriksakan diri ke dokter kandungan atau bidan.
Berikut beberapa pilihan tes dan pemeriksaan yang dapat Bunda lakukan untuk memastikan kehamilan:
Menggunakan tespek kehamilan
Tespek kehamilan menunjukkan hasil terjadi atau tidaknya kehamilan dengan mengukur kadar hCG Bunda di urin.
Human chorionic gonadotropin (hCG) adalah hormon yang diproduksi oleh tubuh pada masa kehamilan. Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel di dalam plasenta, setelah sel telur yang telah dibuahi oleh sperma menempel di dinding rahim.
Kadar hCG pada tespek kehamilan umumnya dapat dideteksi setelah Bunda terlambat haid. Namun ini tergantung sensitivitas alat tespek, makin kecil sensitivitas yang tertera di kemasan maka makin cepat kehamilan bisa terdeteksi.
Umumnya, level hCG mencapai 20 mIU/hCG setelah 7-10 hari pasca proses ovulasi. Pada level tersebut, kemungkinan Bunda sudah hamil.
Melakukan USG
USG kehamilan adalah sebuah tes yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menggambarkan perkembangan janin dan juga organ reproduksi ibu hamil.
Saat Bunda melakukan USG, perut akan dioleskan gel, dan kemudian dokter akan menggerakkan transduser di atas perut.
Transduser ini akan mengirimkan gelombang suara frekuensi tinggi ke rahim, kemudian gelombang suara ini akan mengirimkan sinyal kembali ke mesin yang akan mengubahnya menjadi gambar. Melalui USG ini Bunda akan mengetahui hasil yang pasti apakah terjadi kehamilan atau tidak.
USG pertama kali bisa Bunda lakukan saat usia kehamilan mencapai 5-6 minggu, namun sebaiknya segera setelah Bunda tahu bahwa Bunda sedang hamil. Bunda mungkin akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas pada usia kehamilan di atas 7 minggu.
Bila melalui tes kehamilan Bunda terbukti hamil, mulailah menjaga kandungan dengan mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan seperti folat, zat besi, kalsium, protein, serat, dan berbagai macam vitamin.
Dan jangan lupa, rajin melakukan pemeriksaan kehamilan untuk menjamin keselamatan janin ya, Bun.
Sumber:
Hello Sehat. 2021. Kapan Kehamilan Bisa Mulai Terdeteksi dengan Test Pack?
Alodokter. 2020. Inilah Tanda-Tanda Kehamilan yang Penting Anda Ketahui.
Ovulation. 2018. What Is Ovulation? 16 Things to Know About Your Menstrual Cycle.